027.

361 31 73
                                    

The harder the battle, the sweeter the victory.

__

SUARA alunan musik menggema di dalam mobil mewah milik gadis cantik yang tengah fokus menyetir mobilnya. Dengan kedua temannya yang juga berada didalam mobil tersebut, Tara di sisi kiri, dan Nadine yang duduk di belakang.

🎵 Exile - Taylor Swift 🎵

I think I've seen this film before
And I didn't like the ending
You're not my homeland anymore
So what am I defending now?
You were my town
Now I'm in exile, seein' you out
I think I've seen this film before

Setelah menempuh perjalanan 1 jam dari area sekolah, kini ketiga gadis itu memilih untuk hangout di salah satu Mall terkenal di Jakarta. Dikarenakan perut ketiganya sudah berbunyi dan butuh asupan makanan, akhirnya pilihan pertama mereka ialah makan. Baru melanjutkan kegiatan perbelanjaan mereka.

"Mampir ke lantai atas bentar ya, ada yang mau gue cari." ucap Tsabina yang langsung mendapat anggukan setuju oleh kedua gadis itu.

Ketiganya melangkah masuk ke dalam Gramedia. Ya, gadis itu akan membeli buku novel terbaru. Jangan tanya kemana perginya tiga buku yang gadis itu beli kemarin, ada, dan belum semua dibaca. Tapi, disinilah gadis itu berada, toko buku. Namanya juga Tsabina, tiada hari tanpa membeli buku novel.

Ditengah tengah sibuknya gadis itu menyelusuri rak buku, ia tak sengaja menabrak tubuh seorang lelaki. Membuat buku yang orang ia tabrak terjatuh, "Sorry." ucap Tsabina memungut buku novel salah satu penulis kesukaannya.

Ketika mata indah milik sang gadis bertemu dengan manik mata lelaki didepannya, Membuat kedua temannya tersenyum tertahan.

"Hai," sapa Arka tersenyum.

Tsabina diam. Tidak tahu harus mengeluarkan kata-kata apa kepada lelaki itu.

"Sorry, gue gak sengaja."

Arka mengangguk, "Its okay, gue juga salah karna gak liat jalan."

Beberapa detik keduanya berdiam diri, tidak tahu harus berbuat apa. Sampai akhirnya lelaki itu mengeluarkan suaranya lagi, "Cari novel juga?" ucap Arka.

"Iya. Lo juga beli novel?" tanya Tsabina melirik buku yang lelaki itu pegang.

Lelaki tampan itu ikut menatap buku yang berada di tangan kanannya. "Ini titipan nyokap. Tapi gue juga lagi mau nyoba cari buku novel sih, gara gara gue baca novel lo kemarin." ujar Arka mengingat perkenalan awal keduanya yang dibilang sangat lucu.

Tsabina tersenyum tipis sembari mengangguk pelan. "Novel yang lo baca kemarin ada di rak depan." jawab Tsabina menunjuk ke arah kasir.

"Thanks, gue duluan ya. Duluan Nad, Tar." pamit Arka melirik ke arah kedua teman gadis itu.

***

Sepulangnya dari toko buku, lelaki tampan nan gagah itu merebahkan dirinya di kasur yang empuk, yang berada di kamarnya. Lambat laun kantuk mulai datang membuat sang lelaki menguap dan memejamkan matanya perlahan, menuju ke alam mimpi.

Hari sudah mulai sore, lelaki itu terbangun kala mendengar panggilan suara dari ponselnya.

Arka mengambil ponsel nya yang berada tepat di samping tubuhnya, dan mengangkatnya. "Halo," ucapnya dengan suara serak, khas bangun tidur. "Halo, lagi dirumah gak? Mau mampir dong." ucap seorang gadis di seberang sana.

"Gue jemput."

"Lah ngapain jemput, orang gue udah dirumah lo.." ucap Alana, membuka pintu kamar Arka.

Arka terkejut dan menatap datar ke arah sahabat kecilnya itu. "Bisa ketuk pintu dulu nggak, Bu?" tutur Arka membuat Alana terkekeh kecil, "Nggak bisa."

"Kenapa lagi?"

"Bosen, pergi keluar yuk!" ajak sang gadis,

Lelaki itu lantas bangun dari tidurnya, "Mau kemana emangnya? Ada saran?" tanyanya. Gadis itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya ia mengingat sesuatu. Dengan satu kali petikan di jari sang gadis, membuat Arka mengernyit bingung.

"Udah tau mau kemana?" tutur Arka menatap serius. Alana mengangguk semangat, "Gimana kalo lo temenin gue nonton Naka latihan. Mau gak?"

Sang lelaki menatap datar ke arah gadis itu, dengan senyuman yang tipis terukir disana. "Elah masih aja, Al." kata Arka. "Masih lah, lo kira udahan gitu?" balasnya sewot.

"Iya iya santai, tunggu ke bawah gih. Gue mau siap-siap dulu, abis itu langsung jalan." titah Arka yang langsung dituruti oleh sang gadis untuk meninggalkan kamar lelaki itu.

***

Arena Sirkuit, disinilah Naka berada. Dengan penampilannya menggunakan, kaos hitam, celana jeans, dan jaket balap mobilnya. Lelaki tampan itu barusaja menyelesaikan latihan untuk persiapan kompetisi nanti. Mobil sport berwarna putih itu tiba tepat di depan beberapa orang kru yang akan memeriksa kembali mesin-mesin mobil yang Naka gunakan.

"Cek lagi ya," ucap salah satu kru. "Tadi dibagian gas masih kurang sih." balas Naka sambil berkacak pinggang.

Kru yang bekerja dibawah naungan lelaki itupun kembali mengecek mesin-mesin mobil sport tersebut. Sesekali Naka juga ikut melihat kerjaan kru nya.

Sampai akhirnya lelaki itu dikejutkan dengan dua orang yang tiba-tiba saja datang ke sirkuit tanpa mengabari dirinya terlebih dahulu. "Bro." sapa Arka,

Naka pun menjabat tangan sahabatnya sembari bertos ala laki-laki, disusul dengan jabatan tangan untuk gadis manis di samping Arka. "Ada apaan nih lo berdua jadi nyusul kesini," tanya Naka penasaran sembari melepas jaket balapnya.

Lantas, tindakan Naka itupun tak luput dari penglihatan Alana. Lelaki itu tampak lebih tampan 1000 kali lipat sekarang di matanya, aura lelaki itu selalu saja bisa membuat semua orang terpesona dengan kharisma yang Naka miliki.

"Nih si Alana minta ngeliat lo latihan." ucap Arka membuat sang gadis tersenyum kikuk.

Naka mengangguk paham, sampai akhirnya semua kru memanggil lelaki itu untuk kembali mencoba mobil itu dan melakukan latihan kembali. "Gue kesana bentar ya, abis latihan kita lanjut pergi." titah Naka mendapat anggukan oleh Arka. "Santai aja." balas lelaki itu.

Lelaki tampan itu kembali menggunakan jaket balapnya, dan memasuki mobil sport mewah itu. Dan menyalakan mobil mewah itu dengan satu kali ngaungan untuk memberi tanda kepada kru dan dua orang temannya. Arka, lelaki itu memberi jempol kepada Naka sebagai tanda semangat untuknya.

Tanpa memutar mobilnya, Naka, mundur dari semua orang dengan keadaan wajah mobilnya berada di depan. Ketika sudah menjauhi semua orang, Lelaki itu barulah memutar mobilnya dan melaju cepat mengelilingi jalanan kosong sirkuit itu dengan santai. Dikarenakan ini memang bukan kompetisi atau apalah itu, membuat Sirkit balap mobil tersebut sangat kosong dan hanya ada kru Naka berserta sang pemain disana.

//

Hari mulai gelap, ketiga orang itu kini masih setia mengobrol di sebuah resto bintang 5. Suasana semakin membuat ketiganya nyaman dalam obrolan yang tak ada ujungnya itu.

Arka melihat ke arah jam tangannya, "Gue lupa masih ada recording buat lagu baru, hari ini giliran gue." ucapnya menatap ke arah Alana dan Naka bergantian.

"Yaudah Alana bareng gue aja baliknya, lo lanjut ke studio." tutur Naka sembari menghabiskan ice Milo yang ia pesan.

Lelaki itu mengangguk paham. "Al, gapapa kan? Sorry banget gue lupa." ucapnya tak enak hati. "Gapapa Ka," balas Alana santai.

"Bareng aja keluarnya," ajak Naka kepada dua temannya.

***

C,u! 🦢🎞

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang