In life, we may feel lost. But we'll get to more of it later.
__
KEESOKAN Harinya, Gadis itu menjalani hari-hari seperti biasanya. Pergi ke sekolah, menjalani ekskul yang ia ikuti, lalu pulang ke rumah. Sama dengan halnya pagi ini, Tsabina sudah siap dengan seragam sekolahnya yang terlihat sangat jelas di depan cermin besar yang ada di Kamarnya.
Memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah, apakah sudah cukup sempurna untuk Senin Pagi hari ini.
Pagi ini Tsabina memilih untuk merubah sedikit style rambut dirinya, dengan menggerai rambutnya dengan sedikit mencantok ujung bawah rambut serta menambahkan satu aksesories pada rambutnya yaitu, Bando berwarna coklat muda. Tak lupa dengan jaket kulit serta jas sekolah yang sudah menggantung sempurna di tangan kiri-Nya.
"Good Morning, Princess!" Sapa Jayden yang tengah menuangkan susu strawberry dan menyerahkan pada Sang Tuan Puteri.
Tsabina tersenyum dan menyambut hangat, lalu meneguknya sampai habis. "Thank you," ucapnya mengembalikan gelas tersebut.
"You're welcome."
Dari arah tangga juga menampakkan sosok Jevo yang barusaja keluar dari kamarnya. Dan langsung mencium pucuk kepala Tsabina, "Morning, Ms. Audine!" Sapanya sambil mengambil susu kotak di kulkas. Menuangkan susu kotak tersebut pada gelas dan menenguknya.
"Tumben nggak pake seragam kantor? Dia gak kerja, Pah?" Tanya Tsabina menatap ke arah Jayden,
Jayden mengidikkan bahunya acuh. Membuat kerutan tampil di wajah Sang Puan.
"Hari ini off kerja dulu yaa, Pah. Buat lo, hari ini gue yang nganter," Perintah Jevo menatap ke arah sang Adik tercintanya.
Tsabina tersenyum kecil sambil mengangkat sebelah tangannya dan hormat pada Lelaki itu, "SIAP LAKSANAKAN!" ujar Tsabina dengan lantang. Membuat Jayden dan Jevo terkekeh geli.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disebuah Sekolah dengan akreditasi A+ itu. Sebuah sekolah yang dari tahun ke tahun selalu menjadi sekolah favorit semua orang, prestasi serta murid-murid yang bersekolah di NIHS juga bukan sembarang orang. Hampir semua murid disana mempunyai bidang, kemampuan, dan prestasinya masing-masing yang semakin membuat NIHS menjadi lebih unggul dari sekolah pada umumnya.
Mobil Range Rover Putih tersebut berhenti tepat di depan lobby Neo. Gadis cantik itupun turun dengan sempurna dengan jaket kulit yang terpasang sempurna di tubuh mungil tersebut, tak lupa juga ia salim pada sang Abang sebelum turun.
"Semangat belajarnya. Nanti pulang jam berapa? Biar abang jemput," Kata Jevo menatap Gadisnya.
Tsabina berpikir sejenak sebelum menjawab. "Aku hari ini ada ekskul basket, nanti aku telfon aja ya kalo udah pulang." Jawab Tsabina mendapat anggukan oleh Sang Tuan.
"Yaudah. Kabarin ya kalo udah pulang, plus kalo abang telat jemput jangan nunggu di halte! Tunggu di dalem gedung sekolah aja atau tunggu di parkiran dalem sekolah." Perintah Jevo dengan tegas.
Gadis itu tersenyum lebar dan hormat pada Lelaki tampan itu. "SIAP BOSS!" Balasnya lalu turun dari Mobil tersebut. Tak lupa ia melambaikan tangannya ketika mobil itu sedikit menjauh darinya,
Selang beberapa detik Mobil milik Jevo menjauh dari Kawasan Lobby. Lelaki itu dapat melihat Sang Adik tengah mengobrol dengan seorang Lelaki yang ntah siapa. Namun ia tak ingin ambil pusing, melainkan melenggang pergi membawa Mobilnya keluar dari Gedung Sekolah itu.
Arka. Lelaki itu juga barusaja sampai dan melihat gadis yang sangat ia kenal barusaja turun dari Mobil yang biasa gadis itu bawa ke sekolah. "Tumben di anter, biasanya juga bawa sendiri." Ucap Arka mengagetkan Sang Puan,
"FAK! Lo bisa nggak sih nggak usah muncul tiba-tiba. Dan nggak usah ngagetin orang! Kalo orang yang lo kagetin punya riwayat jantung gimana? Terus dia mati.. lo mau tanggung jawab?"
Ia terkekeh mendengar ucapan Gadis yang berada di depannya saat ini. Namun, ia baru menyadari satu hal dari Gadis itu pagi ini. Dia terlihat indah. Dan terlihat lebih cantik. Selalu. Iya, selalu cantik.
Tsabina melambaikan tangannya di depan wajah Sang Tuan, bermaksud untuk menyadarkan Lelaki itu. "WOY!" Pekik Tsabina sukses membuat Arka kaget dan sadar.
"Hah?"
"Pagi-pagi udah ngelamun aja, ngeliatin apaansi- OH GUE TAU!" Tutur Tsabina menyadari sesuatu,
Arka menaikkan kedua alisnya bingung, "Tau apaan?" ucapnya. Tsabina tersenyum meledek membuat Lelaki itu semakin bingung dan bergidik ngeri.
"Ngaku sama gue. Kenapa? Gue cantik ya hari ini?" Tebak Tsabina tepat sasaran. Ingin rasanya Arka mengangguk dengan semangat dan mengatakan bahwa "IYA! LO CANTIK HARI INI. DAN SELALU CANTIK, SA." Tapi sayang seribu sayang.
Lelaki itu mempunyai rasa gengsi yang sangat amat tinggi, melebihi apapun.
"Elo? Cantik? Mimpi." Bohong lelaki itu membuat Tsabina geram. Bukan itu yang ingin ia dengar oleh Sang Lelaki.
Melihat wajah sinis yang Sang Puan terbitkan di wajah putih nan mulus itu, semakin membuat Arka semangat untuk menjahili Sang Gadis. "Mau gue beliin kaca nggak? Biar ngaca. Masih pagi mbak. Rasa pede nya diturunin dikit, malu sama Pevita Pearce," Ujar Arka berjalan meninggalkan Tsabina yang masih berdiam diri.
"ARKA ANJING!" Pekik Tsabina lalu menyusul Lelaki itu.
//
Waktu sudah mulai berlalu, kini semua siswa siswi NEO sudah terkumpul dengan sempurna di Lapangan utama. Bersiap untuk melaksanakan Upacara bendera Pagi ini, ditemani dengan terik matahari yang menyinari Kota Jakarta ditambah dengan langit yang berwarna indah dari hari-hari biasanya.
Semua guru, dan staff NIHS juga sudah berkumpul di Lapangan sana.
"UPACARA BENDERA SEBENTAR LAGI DIMULAI,"
"HARAP SELURUH SISWA DAN SISWI NEO UNTUK BERBARIS SESUAI ANGKATAN DAN JURUSAN."
Dari dalam barisan, Tsabina tak sengaja bertemu tatap dengan Theo yang juga tengah berada di dalam barisan angkatan 12. Tak butuh waktu lama, Tsabina langsung memutuskan pandangan tersebut dan menatap ke arah lain. Lebih tepatnya menatap ke arah Tara yang berada di sampingnya tengah mengajak mengobrol.
Seseorang menepuk pundak Sang Puan, yang ditepuk bahunya itupun langsung mengedarkan pandangannya dan menengok ke arah belakang.
Mendapati sosok Gadis dengan bendera berwarna biru yang terikat di lengannya.
"Sorry, Tsabina?" Tanyanya memastikan,
"Iya. Ada apa?"
Gadis itu tersenyum dan menepuk telapak tangannya tanda ia menemui orang yang tepat. "Jadi gini sebelumnya perkenalin gue Cindy angkatan 12 IPS 3 anak PMR, gue boleh minta bantuan lo nggak?" Ucapnya.
"Boleh. Bantuin apa ya?" Jawab Tsabina bertanya,
"Gue lagi ada keperluan mendadak bareng Miss Seira, kebetulan hari ini giliran gue jaga UKS kelas 11. To the point aja, gue mau minta bantuan lo buat jaga UKS kelas 11. Mau nggak?" Cindy memohon dengan wajah yang membuat Tsabina tak tega dengan Gadis itu.
Tsabina melirik sekilas ke arah Tara mendapati tatapan bingung dan bimbang oleh temannya yang satu itu. "Yaudah, gue mau." Ucapnya.
"Lo beneran mau? Seriusan gapapa?"
Ia mengangguk sembari tersenyum tipis, dan mengangguk pelan. "Gapapa, cuman ngejagain doang kan?" Tanyanya,
"Iya, cuman ngejagain doang. Yaudah ini kunci nya, nanti disana terserah lo mau ngapain dan oh iya kalo lo panas nyalain aja AC nya gapapa." Kata Cindy menyerahkan kunci UKS.
Cindy berpamitan dengan kedua Gadis cantik tersebut, "Nitip ya, Sa. Sorry ngerepotin, gue duluan ya." Pamitnya menjauh dari keduanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Teen Fiction( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...