017.

470 42 124
                                    

Taking it easy won't take you anywhere.

__

KAKI panjang seseorang melangkah ke arah depan, mendekat ke arah segerombolan orang yang berada di sebuah meja di depan sana.

Lelaki yang barusaja datang dengan kondisi masih lengkap dengan baju seragamnya, lebih tepatnya semua kancing seragam lelaki itu sudah terlepas semuanya. Kini, hanya memperlihatkan kaos hitam di dalamnya dengan seragam sebagai jaket.

Naka bertos ria dengan teman-temannya, pandangan lelaki itu beralih pada seorang gadis cantik yang duduk disebelah Arka.

"Dari mana aja lo baru keliatan sekarang?"

Lukas yang barusaja meneguk minumannya ikut bertanya. "Perasaan tadi lo duluan dah keluar kelas, gue liat tadi."

"Biasa."

Dira, gadis cantik itu terus menerus memandangi Naka sampai akhirnya lelaki itu menyadari bahwa ia ditatap oleh seseorang.

"Hai, Dir." sapa Naka membuat sang empu tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

"Hai, Na!"

Setelah kurang lebih memakan waktu 1 jam nongkrong di cafe biasa. Gadis yang dengan suka rela diajak oleh Arka untuk ikut nongkrong bersama teman-temannya itu mulai merasa bosan.

"Kenapa?" tanya Arka yang mulai paham dengan gerak gerik dari Dira.

Dira menatap manik mata Arka, dan berbisik. "Gue bosen. Gue boleh pulang duluan aja gak?"

Arka mengangguk paham, dan mulai memikirkan alasan untuk berpamitan dengan keempat temannya. Melihat Arka yang mulai hendak beranjak pergi, dengan secepat kilat ditahan oleh Dareel.

"Lah lo mau kemana anjir, Ka?"

"Balik duluan deh gue, mau nganterin Alana. Udah bosen dia."

"Jangan anjir! Lo kan udah janji sama pihak studio rekaman buat cek ulang semuanya." ucap Dareel,

Arka melirik ke arah Dira, dan melirik bergantian ke arah teman-temannya. "Gue harus nganterin, Alana dulu. Urusan rekaman abis gue anter Alana deh."

"Gak bisa anjir, orang udah jam segini kalo lo balik ke sini lagi makan waktu banyak!"

Naka yang melihat raut wajah kebingungan yang ada di tampang temannya itupun langsung mengambil alih. "Yaudah, Dira balik bareng gue aja." ucapnya.

"Serius lo?" tanya Arka memastikan, dan mendapat anggukan dari sang empu.

Dira merasa tidak enak langsung menyangkal semuanya. "Nggak usah. Gue balik naik taxi online aja, kalian lanjut aja."

"Jangan. Bahaya, udah mulai gelap."

"Yaudah gue nitip, Alana, ya Ka."

Naka mengangguk paham dan mengajak Adira ke arah mobilnya.

***

Weekend ini, Tsabin menemani Jevo seperti biasanya. Keduanya kini berada di tempat latihan nembak, sudah ada 4 buah pistol di hadapan Jevo dan Tsabin.

"Kamu duluan, De."

Gadis yang diperintahkan untuk memulai olahraga menembak, mempersiapkan alat alat dan dirinya sebelum tangan mulus itu memegang senjata berbahaya tersebut.

DORRR

DORRR

DORRR

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang