Selesai nulis bagian ini, langsung up.
Ada yang senang?
😟Happy Reading 😂
———
Sore menjelang malam, Mita datang ke rumah Ridwan Hartono yang terlihat sepi. Tuan pemilik rumah bersama istrinya sudah dua hari keluar kota dan belum jelas kapan akan kembali. Dan seperti biasa, Syania dan Rianti tidak ada di rumah karena memang seperti itu lah tingkah keduanya saat sang ayah sedang bepergian. Sementara kedua kakak Anin yang laki-laki jelas sedang bersama keluarga kecil mereka, di rumah mereka masing-masing. Sehingga Anin dan beberapa asisten rumah tangga saja yang berada di rumah saat ini.
Tanpa memperlihatkan raut lelah di wajahnya setelah seharian bekerja di hari jumat, Mita menemui Anin. Hal itu cukup mampu membuat Anin kaget dan penasaran karena biasanya mereka bertemu di akhir pekan ataupun di hari libur. Sementara hari kerja seperti hari ini, mereka hanya berkomunikasi melalui panggilan suara maupun video di malam hari.
Anin dan Mita tumbuh besar bersama. Sejak ayah Mita meninggal dunia ketika dia berumur tiga tahun, ibunya setiap hari membawa Mita ke rumah Ridwan Hartono karena tidak ada yang menjaganya ketika sang ibu bekerja. Anin yang kala itu tidak memiliki teman tentu saja senang dengan kehadiran seseorang yang sebaya dengannya.
Menyadari putri bungsunya yang begitu akrab dan terlihat senang berteman dengan Mita membuat Ridwan Hartono merasa tenang. Dengan begitu dia tidak akan terus merasa cemas melihat putri bungsunya itu kesepian. Sehingga dia mengijinkan Mita untuk berada di rumahnya dan menghabiskan banyak waktu bersama Anin. Ridwan Hartono juga lah yang menyekolahkan Mita di tempat yang sama dengan Anin.
Setelah keduanya lulus kuliah, Mita yang kini sudah menjadi gadis yatim piatu setelah kepergian ibunya beberapa tahun yang lalu bekerja di salah satu hotel milik keluarga Hartono. Meskipun terkadang sibuk, komunikasi diantara mereka sama sekali tidak putus.
Hampir setiap akhir pekan keduanya menghabiskan waktu bersama. Entah Anin yang akan datang ke rumah Mita ataupun sebaliknya. Tapi keduanya lebih sering menghabiskan waktu diluar. Baik hanya untuk sekedar makan, jalan-jalan atau pergi berbelanja.
"Hair dryer dimana, Nin? Kok nggak ada disini?"
Anin yang tadinya sedang mengetik pesan balasan kepada Yudha segera mengangkat kepala. Dilihatnya ke arah pintu kamar mandi yang sudah terbuka. Menampakkan Mita yang sudah selesai mandi dengan mengenakan pakaian tidur dan rambut yang digulung dengan handuk. Mita berdiri sambil menunjuk ke arah lemari kecil yang tidak bisa Anin lihat dari tempatnya sekarang tapi sudah sangat familiar bagi Anin dimana letaknya. Di sudut kamar mandi, di dekat pintu.
"Ah, iya!" Seakan teringat sesuatu, Anin segera bangkit. Menjatuhkan ponselnya keatas kasur sebelum sedikit berlari ke dekat meja rias. "Tadi aku letakkan kesini." Dengan cepat Anin mengambil hair dryer dari atas meja dan melangkah ke arah kamar mandi.
Mita langsung meraihnya setelah Anin berdiri didekat pintu. "Malas berdiri lama kalau lagi mengeringkan rambut. Aku paham sama kebiasaan kamu, Nin," ujar Mita disertai bibir yang tersenyum geli.
Anin yang mendengar itu terkekeh. Tapi tak lantas menghentikan langkahnya yang mendekati ranjang kembali. "Kalau sambil duduk kan bisa santai, Mit. Lama selesai pun jadinya nggak masalah," jawab Anin, sedikit berteriak. Berharap suaranya tidak teredam oleh bunyi hair dryer.
Bibir Mita tersenyum lebar. Hal yang kini tidak bisa dilihat oleh Anin dan hanya Mita yang bisa melihatnya melalui pantulan dari cermin. "Kasian ya sama yang sudah nggak kuat berdiri lama-lama. Padahal masih muda begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You in My Heart
ChickLitAnindia Puspita pasrah ketika ditinggalkan Bastian Yudha Gunawan sejak dia dinikahi dan dibawa untuk tinggal di rumah suaminya itu. Berminggu-minggu lamanya Yudha tidak pulang dengan alasan pekerjaan setelah pesta pernikahan mereka selesai dilaksana...