Bagian 17

10K 976 60
                                    

"Mas Yudha kapan pulang sih? Kok lama banget?" 🤔

Kalau ada yang kepikiran itu, tenang aja 😊

Mas Yudha akan pulang secepat mungkin kok. Kan udah sampai begadang dianya, wkwkwk

Sebelum itu......

Mari bertemu ibu mertua dulu 😁

~~~

Dengan harapan akan adanya secercah cahaya untuk hubungannya dengan Merliana, Anin bergegas pulang setelah sambungannya dengan Rini terputus. Anin merasa dirinya harus pulang sesegera mungkin agar Merliana tidak berubah pikiran ataupun terlalu lama menunggu kedatangannya. Sehingga Anin terpaksa meninggalkan Mita yang mendoakan keberhasilannya untuk bisa mengambil hati sang ibu mertua.

Entah bagaimana pernikahannya dan Yudha nanti setelah suaminya itu kembali, Anin tetap akan mencoba menjalin hubungan baik dengan Merliana untuk saat ini. Kalaupun Yudha memilih mundur karena sudah mendapatkan apa yang pria itu inginkan, setidaknya Anin tidak akan rugi dengan apa yang dia lakukan sekarang.

Anin tidak langsung pergi ke rumah mertuanya. Dia sengaja pulang terlebih dulu untuk merias diri dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih sopan. Anin ingin terlihat rapi ketika bertemu dengan Merliana.

Tindakannya itu sebenarnya juga sebagai pengalih pikiran. Sebab perasaannya menjadi campur aduk setelah mendengar Merliana mau bertemu dengannya. Anin tidak ingin terlihat takut ataupun gugup didepan ibu mertuanya itu sehingga harus merilekskan pikirannya untuk sebentar saja.

Sayangnya rasa antusias tinggi yang Anin miliki berbanding terbalik dengan sambutan Merliana padanya.

Ibu mertuanya itu duduk sendirian di sofa ruang tamu, seperti sudah menanti kedatangannya. Tatapan wanita itu terasa dingin, mampu membuat Anin merasa gugup seketika. Tidak ada tarikan di sudut bibir Merlian ketika Anin menyapa. Bahkan tangan Anin yang terulur hendak bersalaman pun terpaksa ditariknya kembali karena Merliana yang tak meresponnya.

"Kamu sering mencari saya ke rumah. Sebenarnya apa yang kamu inginkan dengan menemui saya?"

Anin meremas kedua tangannya yang berada diatas paha. Dia membalas tatapan Merliana. Berusaha untuk menunjukkan bahwa dia tidak merasa terintimidasi dengan wanita itu meskipun nyatanya memang begitu lah yang terjadi.

Berhadapan dengan Merliana rasanya tak sama seperti ketika berhadapan dengan Fatma. Sekarang jauh terasa lebih sulit dan membuatnya seperti sulit untuk bernafas. Dan Anin merasa harus memperhatikan banyak hal agar tidak membuat kesalahan.

"Saya datang hanya untuk menyapa Mama. Kalau Mama tidak keberatan, saya juga ingin mengajak makan bersama. Sejak saya datang kesini, kita bahkan belum sempat untuk sekedar minum teh bersama."

Sejak terakhir kali di hotel saat hari pernikahannya, Anin tidak pernah bertemu lagi dengan Merliana. Dan pernikahannya kini sudah berumur dua bulan. Jadi selama itu lah dia belum bertatapan dengan ibu mertuanya ini padahal mereka tinggal berdekatan.

Anin hanya melihat Merliana, bukan, lebih tepatnya mobil yang dinaiki mertuanya itu melewati depan rumahnya. Beberapa kali dia juga sudah mencoba mendatangi rumah ini dan meminta untuk bertemu, tapi Merliana menolak.

Sayangnya setelah bisa bertemu sekarang, Anin harus dihadapkan dengan sikap dingin yang diperlihatkan oleh ibu mertuanya ini.

"Lain kali kamu tidak perlu datang lagi, baik sekedar untuk menyapa saya, makan ataupun minum teh bersama. Saya tidak punya waktu untuk bersantai-santai seperti itu, Anin."

Hold You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang