Setelah uring-uringan dan sibuk dengan pemikiran buruknya, Anin dihadapkan pada kenyataan yang tak sedikit pun pernah dia duga sebelumnya. Bukan perempuan cantik, seksi serta mengenakan pakaian terbuka untuk menggoda pria yang memiliki nama Alexa melainkan lelaki yang ketampanannya Anin akui menarik perhatian.
Anin menatap Fadiel yang kini tertawa puas, membuatnya merasa sangat ingin mencekik teman suaminya itu. Sudah jelas sejak awal Fadiel sengaja mempermainkannya. Karena tidak mungkin teman suaminya itu tak sadar ketika Anin membicarakan Alexa sebagai seorang perempuan. Hanya saja, Anin terlalu mengikuti ego kepemilikannya yang terlalu tinggi sehingga tidak menyadari keinginan Fadiel untuk mengerjainya.
Kalau sejak awal Fadiel memberitahu bahwa Alexa yang sebenarnya tak sama seperti yang dia pikirkan, Anin tidak akan terlihat seperti seorang istri yang posesif dan pencemburu. Dia tidak akan terkejut dan merasa bodoh karena sudah termakan ucapan Fadiel. Dan tentunya pria itu juga tidak akan menertawakan dirinya.
"Apa yang lucu?" tanya Ditya heran ketika Fadiel tiba-tiba tertawa padahal sama sekali tidak ada yang patut untuk ditertawakan. "Apa yang membuatmu tertawa?"
"Aku...." Fadiel mencoba menahan diri untuk tidak membeberkan apa yang terjadi agar istri temannya itu tak bertambah kesal. "Aku melihat sesuatu yang lucu baru saja lewat didepan. Abaikan saja."
Kening Ditya mengernyit. "Dasar tidak jelas," gumamnya sambil menggeleng-geleng. Dan kemudian mengabaikannya seperti yang dikatakan Fadiel.
Anin menghela nafas lega. Untung Fadiel masih bersikap tahu diri dengan tidak mengatakan apapun setelah membuatnya terlihat menyedihkan. Namun kelegaan itu hanya sesaat karena berganti lagi menjadi keterkejutan.
Pria yang bernama Alexa itu, berdiri tepat didepan Anin sambil berkacak pinggang. "Jadi perempuan ini yang sudah merebut kekasih hatiku?"
Setelah Cintya, kini giliran Yudha yang memukul kepala Alexa. Tidak terlalu keras tapi cukup mampu membuat Alexa langsung mengumpat. "Bicara yang benar atau aku akan mengusirmu," ucap Yudha geram.
"Sakit, Mas," ucap Alexa dengan nada merengek. Tangannya mengusap belakang kepalanya sesaat sebelum beralih menjepit dagu istri Yudha yang kini menatapnya tak berkedip.
Alexa tahu bahwa bagi sebagian perempuan Asia, wajahnya dinilai cukup tampan. Tak sedikit yang memujinya. Tapi Alexa tidak perduli dengan itu karena baginya wajah ini bukan untuk memikat mata perempuan melainkan pria gagah perkasa.
"Wajahmu terlihat lebih cantik dibandingkan dari yang aku lihat di foto perni—aakhh."
"Kau pikir siapa yang sedang kau sentuh sembarangan?"
Alexa mengusap lengannya tepat dimana Yudha baru saja mencengkram sebelum menariknya menjauhi wajah Anin. Dia memang menyukai yang kuat dan juga kasar, tapi hanya di momen tertentu. Seperti saat di tempat tidur misalnya.
"Istrimu, Mas."
"Kalau kau mengetahuinya, jangan biarkan tanganmu ini menyentuhnya lagi."
"Apa salahnya?" Alexa bertanya heran. Bibirnya mengerucut ketika Yudha menatapnya tajam. "Jadi aku juga tidak boleh mencium pipinya?"
"Tidak."
Alexa melangkah mundur, sedikit menghentakkan kakinya. "Kenapa tidak? Padahal itu adalah sesuatu yang wajar. Kau bahkan sering melihatku mencium pipi teman-temanku. Aku juga mencium pipi siapa itu namanya, teman perempuanmu yang dulu pernah kesana? Kau tidak melarangku."
"Kau bebas melakukan itu pada siapapun yang kau inginkan asalkan bukan pada istriku."
"Serius, Mas?" tanya Alexa, matanya kini tampak berbinar. "Kalau begitu aku boleh menciummu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You in My Heart
ChickLitAnindia Puspita pasrah ketika ditinggalkan Bastian Yudha Gunawan sejak dia dinikahi dan dibawa untuk tinggal di rumah suaminya itu. Berminggu-minggu lamanya Yudha tidak pulang dengan alasan pekerjaan setelah pesta pernikahan mereka selesai dilaksana...