Bagian 25

13.2K 999 87
                                    

Kami sekeluarga sakitnya bergantian. Aku dapat urutan ke empat setelah adik laki-laki, bapak sama adik perempuanku udah lebih dulu gantian. Semoga emakku nggak nyusul jadi urutan ke lima setelah ini. Jadi mohon maklum ya kenapa tiba-tiba aku ngilang dua minggu ini 🙏🙏

Harusnya lebih seminggu sakit aku punya waktu lebih untuk nulis kan ya? Tapi nggak bisa 😟 Jangankan hp sama laptop, ngeliat layar televisi sama lampu aja kepalaku pusing banget. Selalu aja setiap demam pasti kepalanya juga sakit banget. Karena itu nggak ada yang aku hasilin selama sakit 😱

Dan setelah agak mendingan pun, buat mulai nulis lagi susahnya minta ampun. Kayak orang yang kehilangan ide aja.

Doakan author sehat selalu biar sering up yee 😂😂😂

Cukup curhatnya sampai disini, wkwkwk

Selamat baca yang udah kangen Anin dan Mas Yudha 🤭

~~~

Anin akui dia sangat menikmati kencan halal pertamanya bersama Yudha. Dengan perjalanan singkat itu Anin seperti bisa merasakan langsung bagaimana perasaan Mita setiap kali pergi berkencan dengan kekasihnya. Mengingat setiap kali membicarakan tentang kencannya itu, Mita selalu terlihat senang.

Yudha mengendarai motor tanpa tujuan yang pasti. Sehingga ketika dimana keduanya menginginkan berhenti, maka mereka akan berhenti sejenak.

Tangan yang saling bertautan mengelilingi taman kota yang cukup ramai dengan fokus Yudha yang selalu tertuju padanya. Untuk bagian itu Anin selalu mencoba untuk mengabaikan. Tapi jelas dia tidak bisa karena Yudha seolah-olah menjadikannya pusat perhatian pria itu.

Lalu keduanya makan siang di tempat yang sama seperti saat pertama kali mereka makan berdua. Memang sedikit ramai di sabtu siang, tapi beruntung mereka tak perlu menunggu hanya untuk mendapatkan tempat. Untuk satu tempat makan itu, nyatanya Anin dan Yudha memang memiliki selera yang sama. Menyukai tempatnya dan makanan yang disediakan.

Setelahnya mereka kembali berkendara tak tentu arah hingga lebih masuk lagi ke arah pemukiman yang padat penduduk. Mereka berhenti dan duduk di pinggir lapangan sambil memperhatikan beberapa anak-anak berseragam pramuka yang sedang bermain basket. Tak lupa dengan es krim di tangan Anin yang awalnya dilarang keras oleh Yudha. Tapi bukan Anin namanya jika dia tidak bisa membujuk Yudha agar dibiarkan makan es krim ketika dia ingin meskipun udara terasa dingin.

Dalam kencan mereka, tidak ada momen booking restoran mewah atau satu studio di bioskop khusus untuk mereka berdua seperti yang pernah Rianti bangga-banggakan di rumah. Tidak pula dengan liburan keluar negeri hingga memesan kamar hotel mewah seperti yang pernah Syania dapatkan sehingga pulang-pulang berbadan dua. Karena satu kesamaannya dengan Yudha bisa Anin temukan hari ini. Mereka sama-sama menyukai sesuatu yang sederhana sehingga ide kencan ala Syania dan Rianti sama sekali tak terpikirkan sedikit pun.

"Ini pertama kalinya aku berkencan. Tapi sayangnya aku tidak menyiapkan apapun untuk membuat kamu terkesan. Kalau ada tempat yang ingin kamu datangi, katakan saja padaku."

Pengakuan dari Yudha sebenarnya cukup mengherankan Anin. Sebab jika tidak pernah berkencan sebelumnya, lalu hubungan apa yang sebenarnya dimiliki Yudha dengan Yara? Teman tapi mesra atau teman tapi saling menghangatkan?

Entahlah! Ketika mengingat itu tadi Anin rasanya ingin langsung bertanya dan menuntut jawaban. Hanya saja ketika membayangkan suasana hatinya yang sudah sebagus ini akan rusak dan terganggu, Anin mengurungkan niatnya. Dia akan menanyakannya ketika mereka sudah ada di rumah.

Hold You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang