Bagian 15

11.9K 980 44
                                    

Kemaren cukup ramai ya?😅

Yudha langsung punya banyak musuh kayaknya. Hahaha.

Ramai lagi dong? Biar makin semangat up nih, Wkwkwkwk

Happy reading 😉

~~~

Liara memberikannya satu tas cantik yang sengaja dipersiapkan gadis itu sebagai hadiah pernikahan untuknya. Awalnya Anin mengira tas itu sebagai hadiah perkenalan mereka. Sehingga Anin terlanjur berkata bahwa dia belum menyiapkan apapun untuk Liara sebagai balasannya.

Tapi nyatanya Liara langsung mengambil kesempatan atas apa yang Anin katakan. Gadis itu membuatnya berjanji untuk menjadi tamu gratis untuk youtube-nya selama dia disini.

Karena itu selama dua hari penuh mulai dari pagi hingga malam, tepatnya pada keesokan hari setelah kedatangan Liara, Anin menemani kedua gadis itu keluar. Mereka jalan-jalan mengelilingi pusat perbelanjaan, menghabiskan waktu di tempat rekreasi dan tak lupa pula untuk wisata kuliner.

Selama itu kegiatan mereka sengaja di rekam. Ada dua orang pemuda yang Liara perkenalkan sebagai temannya yang sengaja ikut bersama mereka. Melihat itu Anin tahu bahwa Liara memang sudah memiliki rencana matang sebelumnya.

Sedangkan untuk sepanjang hari ini mereka bertiga hanya menghabiskan waktu di rumah saja, melakukan kegiatan random. Dan sama seperti sebelumnya Liara tetap tidak membiarkan kegiatan mereka berlalu dengan sia-sia dan tetap mengabadikannya. Katanya hal sepele seperti ini bisa dijadikan uang.

Dan besok rencananya Hanum akan ikut bergabung bersama mereka. Terang-terangan Liara mengatakan bahwa dia akan memanfaatkan kemampuan Hanum dalam membuat cemilan. Dan Hanum hanya mengiyakan sambil tertawa dengan kepala yang menggeleng-geleng.

Awalnya Anin merasa canggung dengan situasi ini. Dia seperti sedang memasuki dunia baru yang dia sebut dengan dunia Liara. Tapi sepertinya tak hanya Anin, Dinar pun terlihat sama canggungnya ketika berada di depan kamera.

Karena sudah terlanjur janji, Anin tidak akan bisa mengelak. Untungnya tidak ada naskah yang perlu dia hafal atau persiapan yang banyak sehingga hal ini tak menyulitkannya juga.

Meski begitu, sejak Liara dan Dinar ada di rumah, Anin merasakan perubahan besar untuk suasana hatinya. Anin merasa rumah menjadi ramai. Dia juga merasa seperti memiliki dua adik perempuan. Tingkah kedua gadis itu sering membuatnya tertawa. Rasanya sangat menyenangkan.

Hanya saja suasana yang terasa sekarang jauh berbeda dengan sepanjang hari ini dan selama dua hari yang sudah terlewati sebelumnya. Apalagi Anin menyadari bahwa Liara sama sekali tak menarik sudut bibirnya untuk tersenyum saat menyambut kedatangan kakak pertamanya ke rumah. Rasanya aura gadis itu yang tadinya menyebarkan kebahagiaan kini menjadi suram.

Liara melipat kedua tangannya didepan dada. Wajahnya terlihat arogan, seperti Merliana namun dalam versi muda. Tatapan datarnya tertuju kepada Dimas yang kini menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Pria itu jelas tahu apa yang membuat Liara menyambutnya dengan sikap seperti itu.

Perlahan kepala Liara sedikit menunduk, memandangi apa yang saat ini ada diatas meja. Tanpa diberitahu Dimas pun Liara sudah bisa menebak apa yang dibawakan kakak pertamanya itu untuknya. Hanya saja dia tidak tahu apa tujuan Dimas bersikap baik seperti ini padanya.

Sementara Anin kini hanya sibuk memandangi kakak beradik itu bergantian dalam diam. Dia tidak tahu apa arti saling tatap yang keduanya lakukan sekarang. Hanya saja, melihat Dimas membawakan satu kotak martabak yang katanya dulu sangat disukai Liara, bukankah sebagai seorang kakak tindakan pria itu dinilai baik dan juga perhatian?

Hold You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang