Bagian 18

9.7K 923 66
                                    

Kemaren panas banget yaa karna mama mertua 😂😂😂

Habis ini panas lagi nggak nih? 🤔

Selamat baca 😉

~~~

Anin tidak perlu bertanya lagi mengenai siapa yang mengatakan pada Yudha tentang pertemuannya dengan Merliana kemarin sore. Karena percuma saja, Yudha sebelumnya sudah menolak untuk menjawab. Entah itu Rini, asisten rumah tangga ibunya, supir atau mungkin satpam yang menjadi mata-mata suaminya itu, Anin hanya kesal karena dia semakin merasa diawasi disini.

Gita yang sebelumnya mengaku sering melihat Anin ke rumah Hanum. Lalu Yudha yang selalu mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi disini. Terbaru, Merliana yang memantaunya selama dua bulan belakangan untuk memastikan apakah malam pertama pernikahannya menghasilkan janin atau tidak. Dan setelah ini siapa lagi? Dimas, Radhit atau mungkin tuan besar dari keluarga Gunawan ini?

Meski tujuan Yudha mungkin hanya untuk memastikan keadaannya baik-baik saja disini, tetap saja Anin menjadi risih karenanya. Dia merasa tidak bisa dengan bebas bertemu dengan orang yang ingin dia temui. Seperti tidak ada kesempatan baginya untuk merahasiakan sesuatu meski Anin sendiri tidak kepikiran untuk itu.

"Kemarin Mama bilang apa?"

Yudha mengulang pertanyaan yang sama sekali lagi. Suaminya itu jelas tidak akan berhenti menanyakan itu jika Anin masih belum menjawabnya juga. Kalau Yudha tahu tentang pertemuannya dengan Merliana, sudah seharusnya suaminya itu juga tahu apa yang mereka berdua bicarakan.

Anin menatap televisi yang kini tengah menampilkan wajah Patrick dan Spongebob bergantian meski tidak ada suara yang terdengar. Dia meraih remote dan mengganti siarannya dalam beberapa detik berikutnya.

"Mama menyuruhku untuk pergi ke dokter kandungan," jawab Anin sebelum Yudha mengulang pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya.

Awalnya Anin tidak ingin mengatakannya pada Yudha. Entah kenapa rasanya terlalu malas untuk membahas tentang ini dengan suaminya itu. Apalagi yang akan mereka bicarakan berkaitan dengan Merliana. Anin masih mengingat dengan jelas apa yang dikatakan mertuanya itu padanya. Hal itu masih membuat hatinya merasa tidak nyaman ketika mengingatnya lagi.

Karena itu Anin berencana untuk pergi menemui dokter yang bersangkutan tanpa sepengetahuan Yudha. Dia bisa meminta pil KB saja, sepertinya itu lebih aman untuknya. Lagi pula jika Yudha mencintai perempuan lain, pria itu pasti enggan untuk menyentuhnya bukan? Jadi Anin hanya perlu memiliki tanpa butuh mengkonsumsi pil KB itu.

Tapi karena Yudha sudah bertanya, kenapa Anin harus menyembunyikannya dengan berbohong? Sekalian saja Anin ingin membuktikan apakah kepercayaan diri Merliana kemarin itu nyatanya terlalu berlebihan. Mengingat Yudha yang suka memberontak itu mungkin saja tidak mau mengikuti keinginan ibunya bukan?

Anin bukannya ingin memiliki anak dari Yudha sehingga merasa tidak terima karena Merliana terlalu ikut campur dalam pernikahannya. Dia juga bukan perempuan yang seumur hidupnya memiliki keinginan untuk tidak punya anak. Bukan seperti itu. Anin hanya tidak mau memiliki anak jika arah pernikahannya dengan Yudha saja masih belum jelas seperti ini.

Yudha terlalu banyak rahasia sehingga terkesan misterius dan juga membingungkan. Suaminya itu juga pandai berbohong dan ahli ketika berkata-kata. Bukankah kesannya menjadi manipulatif?

Hubungan Yudha dengan si dokter gigi pun masih belum bisa Anin pahami. Dia juga tidak bisa menebak apakah hubungan kedua orang itu akan tetap berakhir atau ada masanya akan mengalami yang namanya cinta lama belum kelar. Sehingga banyak keraguan yang Anin rasakan untuk pernikahannya ini, terutama meragukan Yudha.

Hold You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang