Aku up lebih awal, beberapa menit dari yang dijanjiin kemaren, nggak papa lah yaa... 😅
Aku baca komen teman2,,, banyak yg fokus pada Yara. Please deh, telur busuk itu jangan diperhatiin banget. Hahaha
Fokus aja sama Mbak Anin dan Mas Yudha tersayang 😍
~~~
Sebelah tangan Anin terangkat, menutupi matanya yang sudah membuat sebagian wajahnya basah. Mengingat Yudha yang tertidur nyenyak ada disampingnya, Anin menggigit bibir. Menahan isak tangis yang mungkin saja akan mengganggu tidur suaminya. Anin sadar bahwa saat ini dia terlihat begitu cengeng hanya karena sebuah mimpi. Tapi jujur, perasaan sedihnya sulit untuk ditahan.
Dan juga, Anin yakin sekali bahwa apa yang ada didalam mimpinya tadi bukan hanya sekedar mimpi belaka. Melainkan bagian dari ingatannya yang mungkin terpancing karena kejadian siang tadi. Meski tidak mengingat dengan jelas wajah orang lain, tapi Anin ingat persis bagaimana wajah wanita berjilbab itu. Persis sama seperti wajah di foto yang beberapa hari ini sering dilihatnya.
Pantas saja raut wajah ayahnya hari itu terlihat aneh. Dan wajar saja respon wanita itu yang terlihat terganggu dan tidak nyaman karena kehadiran mereka. Sebab nyatanya apa yang dikatakan Syania memang benar. Bahwa ibu kandungnya tidak menginginkannya.
Dengan pelan Anin mengubah posisi tidurnya, berbaring miring dan memunggungi Yudha. Anin berharap suaminya itu tidak terbangun sehingga dia tidak perlu mengatakan hal apa yang membuatnya menangis kini. Tapi tubuhnya yang gemetar sulit untuk Anin kendalikan. Dan jika dia bergerak lebih dari ini, mungkin untuk beranjak dari tempat tidur misalnya, suaminya yang cukup peka itu pasti akan terbangun seketika.
Anin mengelus dadanya yang terasa ditekan oleh sesuatu yang bisa membuat dadanya terasa sesak. Segala pemikiran, semua kata seandainya dan kemungkinan yang dia diharapkan selama ini terjawab sudah. Sudah pasti dirinya lahir hanya karena hasil dari sebuah kesalahan. Kelahirannya nyatanya memang tak diharapkan. Karena itu lah wanita yang melahirkannya itu meninggalkannya begitu saja. Membiarkannya tumbuh tanpa sosok seorang ibu bersamanya.
Tangan kiri Yudha yang merambat ke pinggangnya hingga berakhir mengelus perutnya membuat Anin tercekat. Pada akhirnya suaminya itu terbangun juga dan mungkin sudah sadar ada yang berbeda dengannya.
"Maaf karena tadi aku terlalu kasar." Hembusan nafas Yudha terasa menggelitik tengkuknya. "Sakit sekali ya?"
Ada kecemasan dan rasa bersalah yang terselip dalam suara serak Yudha. Anin ingin menjawab pertanyaan suaminya itu segera. Namun suaranya malah tertahan oleh tangisan dan membuatnya membisu. Sehingga Anin hanya menggelengkan kepala sebagai respon. Dia memang merasa sakit. Tapi bukan bagian tubuhnya yang disentuh Yudha tadi yang terasa sakit melainkan hati dan juga perasaannya karena mimpi tadi.
Sejujurnya Anin menikmati setiap kali percintaannya dengan sang suami. Baik ketika Yudha menyentuhnya lembut seakan-akan dia adalah hidangan langka yang perlu dinikmati pelan-pelan ataupun ketika Yudha begitu kasar dan diliputi gairah seperti orang yang disuguhi makanan setelah berhari-hari menahan lapar. Jadi, dia tidak akan menangis hanya karena percintaan mereka.
Anin menahan selimut ketika Yudha sudah menariknya turun hingga ke pinggang. Dia tentu tau apa yang akan dilakukan suaminya itu. Karena tidak mendapat jawaban pasti, Yudha tentu akan memastikan dengan mata dan kepalanya sendiri.
"Beneran nggak sakit kok, Mas," ucap Anin pada akhirnya dengan suara yang terdengar serak. Tangannya menarik selimut itu hingga ke bahunya lagi. "Aku nggak bohong."
"Tapi kamu menangis," ujar Yudha terdengar tidak senang. Tangannya beralih menarik bahu Anin, membalik paksa tubuh istrinya itu. Wajahnya mulai keruh ketika melihat betapa kacaunya wajah Anin. "Apa karena kamu mimpi buruk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You in My Heart
ChickLitAnindia Puspita pasrah ketika ditinggalkan Bastian Yudha Gunawan sejak dia dinikahi dan dibawa untuk tinggal di rumah suaminya itu. Berminggu-minggu lamanya Yudha tidak pulang dengan alasan pekerjaan setelah pesta pernikahan mereka selesai dilaksana...