Maaf karena udah bikin kalian nunggu lama 🙏
Kalau udah libur, mau lanjut nulis lagi butuh waktu juga. Jadi mohon dimaklumi yaaaSelamat baca 🤗
WARNING!!!
Meski nggak hot2 banget 🤭~~~
Perjalanan hidupnya bersama Yudha tidak ada satu pun yang dilupakan Yara. Dia mengingatnya, dengan sangat baik dan jelas. Bahkan momen ketika pertama kali mereka bertemu pun Yara masih mengingatnya. Karena sejak menyadari perasaannya, Yara sering memutar ulang ingatannya tentang Yudha dan kenangan mereka. Dengan begitu Yara bisa merasa dekat dengan pria pujaannya itu sekalipun mereka terpisah jarak.
Hingga tanpa sadar rasa cinta yang dimilikinya perlahan semakin dalam dan sulit dikendalikan. Keinginannya untuk bersama Yudha semakin kuat. Dan rasa tidak rela akan kehilangan pria itu semakin besar.
Yara mencintai Yudha dan juga ingin dicintai balik. Yara hanya berusaha untuk mendapatkan keinginannya itu. Dia berjuang untuk meraih masa depan yang diimpikannya. Lalu dimana letak kesalahannya sehingga semua orang tidak mau berpihak padanya?
"Yudha sudah menikah, Yara. Kamu akan semakin terluka kalau seperti ini terus."
Luka? Yara tersenyum miris. Sejak dulu dia sudah tahu bagaimana rasanya terluka. Keluarganya dan orang-orang disekitarnya seakan-akan berlomba untuk menyakitinya. Jadi hal itu bukannya tidak mampu Yara tahan. Karena itu dia bersedia terluka sebentar lagi untuk hasil yang diinginkannya. Karena bersama Yudha dia pasti akan bahagia.
"Saya akan baik-baik saja setelah Yudha bercerai. Saya akan menunggunya."
Ini mungkin bukan kalimat yang tepat untuk dikatakannya di depan Rima. Tapi Yara tidak perduli. Rima dan semua orang harus tahu bahwa dia tidak akan semudah itu menyerah. Karena Yara masih yakin dengan penilaiannya atas pernikahan Yudha. Pernikahan itu tak seindah yang dipikirkan orang-orang.
"Daripada terus terluka seperti ini, kenapa kamu nggak terluka sebentar karena kamu melepaskan Yudha? Setelah itu kamu akan baik-baik saja. Dan itu lebih mudah dibandingkan menunggu sesuatu yang nggak akan terjadi."
Yara menggeleng singkat. Senyuman miris di bibirnya tadi sudah menghilang. "Nggak bisa, Bunda. Saya sangat mencintai Yudha." Bagaimana mungkin melupakan perasaannya akan semudah yang Rima katakan?
"Dan Yudha mencintai istrinya. Dia nggak akan pernah menceraikan Anin, percaya sama Bunda. Harapan kamu hanya akan berakhir sia-sia."
"Yudha pasti hanya terbawa suasana, bukannya cinta. Karena Anin saat itu menerima keadaannya yang cacat sementara saya nggak. Saya salah waktu itu karena memilih untuk tunangan sama Putra. Saya sekarang sudah menyadarinya, Bunda."
"Berhenti denial, Yara." Rima menghela nafas. "Berhenti membohongi diri kamu sendiri. Pemikiran seperti itu lah yang membuat kamu terus terjebak dalam perasaan ini. Kamu nggak akan pernah bebas kalau kamu nggak mau menerima kenyataan yang tampak jelas didepan matamu."
"Saya nggak denial, Bunda," bantah Yara tidak terima. "Ini kenyataannya. Kalau nggak ada Anin, saya yakin kami pasti sudah bersama sekarang."
"Tapi sayangnya Yudha nggak pernah mempertimbangkan kamu untuk jadi istrinya. Baik dulu sejak belum ada Anin dalam hidupnya apalagi sekarang setelah mereka menikah, di mata Yudha kamu hanya seorang teman, nggak pernah lebih dari itu. Jadi ada atau nggaknya Anin dalam hidup Yudha, rasa cintanya padamu nggak akan pernah ada. Jangan abaikan itu, Yara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You in My Heart
ChickLitAnindia Puspita pasrah ketika ditinggalkan Bastian Yudha Gunawan sejak dia dinikahi dan dibawa untuk tinggal di rumah suaminya itu. Berminggu-minggu lamanya Yudha tidak pulang dengan alasan pekerjaan setelah pesta pernikahan mereka selesai dilaksana...