Bagian 33

11.6K 982 44
                                    

Yang nungguin Yudha sama Anin 'mantap-mantap'......

🙈🙈🙈

~~~

Ayah mertuanya yang menghubunginya beberapa saat lalu masih bisa Yudha terima meskipun tadinya dia sedang rapat. Karena berkat itu juga Yudha jadi tahu tempat yang harus dia tuju bersama istrinya dalam rangka liburan mereka.

Tapi lain halnya jika Fadiel yang menghubunginya. Entah apa yang membuat pria itu meneleponnya padahal saat ini sudah masuk jam kerja. Fadiel jelas tidak memiliki jam kerja yang bebas seperti dirinya dan juga Ditya.

Yudha hanya melirik ponselnya sekilas, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke layar komputer. Ada yang lebih penting untuk diselesaikannya agar dia dan Anin bisa berangkat sesuai dengan yang direncanakannya.

Yudha dan Anin akan berangkat sebelum siang ini. Karena itu pagi-pagi sekali Yudha sudah ada di kantornya. Meninggalkan beberapa tugas dan memberi arahan pada Ditya serta pegawai lainnya, terutama yang berkaitan dengan pekerjaannya hari senin nanti.

Akhir-akhir ini Yudha terserang virus malas yang tentu saja ditularkan oleh istrinya. Siapa lagi jika bukan Anin karena hanya istrinya itu yang melekat erat didekatnya. Lebih tepatnya dia yang menempeli istrinya itu. Gairah dan semangatnya bekerja mulai berkurang karena diotaknya kini hanya keinginan untuk bersama istrinya. Yudha merasa enggan untuk pergi bekerja dan ketika sudah sampai di kantor, dia memiliki keinginan untuk buru-buru pulang.

Loyalitas dan profesionalitasnya dalam bekerja mulai menurun, begitu Ditya menyebutnya. Ditya pun sudah mulai bersiap untuk mengekangnya kembali di kantor saat jam kerja, yang untungnya belum mulai hari ini. Ditya memberinya waktu untuk bulan madunya yang tertunda karena setelah pernikahannya, Yudha langsung bekerja.

Terkadang Yudha heran dengan Ditya yang terlalu berlebihan. Seharusnya temannya itu memaklumi tingkahnya berhubung dia dan istrinya masih pengantin baru. Suami istri yang bahkan belum melaksanakan ritual malam pertama. Tapi mengingat kembali bahwa Ditya juga yang berjuang keras untuk membangun dan membesarkan nama perusahaan mereka ini, Yudha harus memakluminya.

Karena itu Yudha memberikan arahan lebih awal. Kalaupun dia belum bisa masuk hari senin nanti, yang lain bisa memulai pekerjaan lebih dulu. Dan entah kenapa Yudha merasa dirinya belum akan masuk kantor hari senin nanti meski sudah merencanakan pulang hari minggu sore. Sejauh yang dia lihat dari lingkungannya, paling sedikit satu minggu yang dihabiskan oleh pasangan yang pergi bulan madu. Sementara dia dan istrinya hanya tiga hari. Menyedihkan.

Dering ponselnya terdengar untuk yang kedua kalinya, masih dari penelepon yang sama. Yudha mematikan komputernya sebelum meraih ponselnya yang terletak diatas meja. Mungkin ada hal penting yang harus Fadiel katakan sehingga mencoba kembali untuk menghubunginya.

"Kau benar mau pergi honeymoon?"

Pertanyaan itu yang terdengar setelah Yudha menempelkan ponsel ke telinganya. Dia melirik ke samping, tepatnya ke ruangan Ditya yang bersebelahan dengan ruangannya. Mereka hanya dibatasi dinding kaca sehingga Yudha bisa melihat Ditya yang sedang berbicara dengan salah satu pegawai mereka.

"Benar, Yud? Kalian akan berangkat siang ini?" Fadiel bertanya lagi karena Yudha tidak merespon pertanyaannya.

Mungkin karena merasa ada yang tengah memperhatikannya, kepala Ditya menoleh. Yudha yang sudah berdiri menatap Ditya tajam. Sebelah tangannya berkacak pinggang. Ditya mengangkat bahu sekilas sebelum menyibukkan dirinya kembali. Yudha yang melihat itu menghela nafas sebelum bergumam, "hmm."

Kenapa Ditya harus repot-repot memberitahu Fadiel tentang kepergiannya? Untuk apa? Lagi pula Yudha tidak ingin Fadiel meminta ikut dengan alasan es krim dan sebagainya. Meski dia tahu kemungkinan besar Fadiel tidak akan berani melakukan itu.

Hold You in My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang