Hari ini aku up nya pagi yeee,,, Kerjaan rumah udah kelar, bagian ini juga udah.
Mau double up? 🤔🤔🤔🤔
Aku kasih kalau bintangnya udah sampai 150. Langsung aku up (penawaran berlaku khusus untuk hari ini yaa) 🤣
Jangan lupa ingetin aku kalau bintangnya tercapai,, spam aja d komen, hehehehe
---
Bahkan setelah selesai mengganti pakaiannya dengan gaun tidur di kamar mandi pun Anin masih menemukan Yudha dengan posisi yang sama seperti saat dia masuk ke kamar tadi. Tubuh yang terlentang dengan kedua telapak tangan dibawah leher. Tatapan kosong pria itu tertuju ke arah langit-langit kamar. Entah apa yang membuat Yudha melamun tanpa henti seperti itu hingga tidak menyadari keberadaannya.
Tapi berhubung dia mendapati Rima sedang menutup pintu kamar yang ditempatinya bersama Yudha tepat ketika dia datang tadi, Anin bisa menduga hal apa yang menjadi penyebab Yudha seperti ini. Mungkin ada sesuatu yang penting dibicarakan Rima dan Yudha atau ada masalah yang terjadi diantara keduanya.
Anin berdeham singkat, dilanjutkan dengan batuk-batuk kecil. Tapi nyatanya apa yang dia lakukan tak cukup mampu menarik perhatian Yudha padanya. Dengan langkah kaki yang sengaja dihentakkan hingga menimbulkan suara, didekatinya ranjang. Anin berdiri tepat disisi Yudha berbaring dengan berkacak pinggang.
Perlahan kepalanya menunduk, sengaja menghalangi pandangan Yudha. Diperhatikannya pria yang sudah menjadi suaminya itu dengan lekat. Seolah-olah dia mencoba mendalami isi kepala Yudha melalui tatapan mata mereka. Lama-lama melihat Yudha seperti ini, Anin juga yang merasa jengah jadinya.
Namun hanya dalam hitungan detik pria yang berbaring itu tersentak. Seakan baru menyadari ada kehadiran manusia lain didekatnya. "Kamu sudah disini?"
Anin menghela nafas sebelum meluruskan punggungnya kembali. Diabaikannya keterkejutan dan pertanyaan tak penting dari Yudha. Karena nyatanya sudah beberapa menit berlalu sejak dia masuk ke kamar.
"Baru kali ini aku lihat orang tidur dengan mata terbuka," ucap Anin seolah-olah tidak tahu apa yang terjadi pada Yudha. "Antara takut sama kasian. Gimana kalau kotoran cicak jatuh dari atas sana?"
"Aku belum tidur," bantah Yudha dengan mata yang tertuju kepada Anin. Tubuhnya tetap berbaring diatas kasur.
"Lalu hal apa yang menarik diatas sana sampai kamu lihat dengan fokus seperti tadi?" tanya Anin dengan kepala mendongak. "Aku nggak lihat apapun."
"Kamu akan lihat hal yang menarik kalau menunduk, bukan mendongak."
Refleks Anin menunduk. Menemukan tatapan Yudha yang terang-terangan memperhatikan tubuhnya dari atas hingga ke bawah. Sikap yang sebelumnya tidak pernah Yudha perlihatkan. Pria itu cukup sopan. Tapi sepertinya tidak berlaku lagi untuk sekarang, entah bagaimana dengan kedepannya.
Sejujurnya gaun tidur yang Anin kenakan memang terbuka dan juga pendek. Memperlihatkan leher, bahu hingga bagian atas dadanya. Panjangnya pun hanya sebatas pertengahan paha. Mungkin wajar saja Yudha lebih memperhatikannya. Pria itu pasti heran karena sebelumnya Anin memang selalu mengenakan pakaian tertutup. Celana panjang dan baju atasan berlengan. Tapi tidak dengan malam ini.
Anin memakai gaun tidur seperti ini bukan untuk mengundang perhatian ataupun sengaja menggoda Yudha. Meski Yudha adalah suaminya dan sah-sah saja bagi pria itu melihat tubuhnya, Anin tetap tak memiliki niat seperti itu. Tidak disaat dia masih merasa canggung dengan keberadaan Yudha.
Tapi Anin memang selalu tidur dengan pakaian yang seperti ini. Bahkan gaun tidurnya yang lebih terbuka dan tipis dari ini pun dia memilikinya. Karena terasa lebih nyaman dan tidak membuatnya merasa kepanasan. Sebab Anin pun memang jarang memanfaatkan AC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold You in My Heart
ChickLitAnindia Puspita pasrah ketika ditinggalkan Bastian Yudha Gunawan sejak dia dinikahi dan dibawa untuk tinggal di rumah suaminya itu. Berminggu-minggu lamanya Yudha tidak pulang dengan alasan pekerjaan setelah pesta pernikahan mereka selesai dilaksana...