Pagi hari ini keluarga Bian dibuat linglung karena Sindrom Bian yang tiba tiba muncul, Bian hanya diam dengan pandangan kosong, sang bunda sudah berusaha membuat Bian berbicara, Tetapi usahanya sia sia.
Pagi ini kedua orang tua Bian harus pergi keluar kota, Begitu juga dengan Vira yang ada pertemuan penting 1 jam lagi, Tetapi mereka masih berada di sini, Memandang cemas keadaan keadaan kesayangan mereka.
Sekarang posisi Bian tengah dipangku oleh sang ayah, Kedua tanganya memainkan buah apel yang ada ditanganya, Sang bunda mengelus rambut sang anak dengan tatapan sendu.
"Bian mau susu ngga?" Tanya Vira mencoba mengalihkan perhatian Bian dari Apel yang dimainkan.
Bian hanya diam, Dia mendengar apa yang orang disekitarnya bicarakan, Tetapi otaknya tidak bisa menanggap arti ucapan ucapn tersebut.
Vira menghela Nafas, Jika seperti ini dia merasa serba salah, Beberapa minggu ini Dia dan Orang tuanya, Bernafas lega karena Bian hanya mengeluarkan sindrom Little space yang biasa, Tetapi entah mengapa pagi ini Bian kembali mengeluarkan sindrom little space akut yang sudah beberapa waktu ini tidak pernah keluar lagi.
Tiba tiba ponselnya berdering tertera nama Gerald disana
Halo Ger
Lo dimana Vir? Lo jadi ketemuan sama klien lo?
Entahlah Ger, Waktunya tinggal 1 jam lagi tapi gw belum tau bisa kesana apa engga.
Kenapa?
Sindrom Bian kambuh lagi, Bahkan ini parah, pagi tadi Bian tidak papa tetapi setelah sarapan, sebelum Bunda sama ayah ingin berangkat Sindromnya kambuh, Dan dia tidak merespon keadaan sekitar, Bunda sama ayah masih mencoba menghubungi kolega bisnisnya yang akan mereka temui.
Kalian tunggu, Bilang sama ayah jangan hubungi koleganya dulu, Gw akan coba bujuk Bian
Tapi Ger, Lo lagi Kerj—
Tutututt
"Astaga " Guman Vira ketika Panggilanya dimatikan
"Ada apa Vir?" Tanya ayah
"Gerald mau kesini, Ayah jangan hubungi kolega ayah dulu, Kata Gerald dia akan coba bujuk Adek"
"Tapi ini waktunya jam kerja Vir, Apakah Gerald tidak bekerja" Tanya bunda
"Entahlah Bun, Vira juga tidak mengerti" Ujar Vira
20 menit kemudian terdengan siara pintu diketuk, Vira segera membukanya, Dan ternyata itu adalah Gerald.
"Gimana Vir" Tanya Gerald dengan nada Khawatir
"Masih sama, Ayo masuk dulu" Ujar Vira
"Pagi Yah, Bun" Sapa Gerald menyalami kedua orang tua Bian
"Pagi nak" jawab mereka
"Apa yang terjadi Yah?, Kenapa bisa kambuh lagi" Tanya Gerald menatap iba laki laki dihadapanya.
"Entahlah nak, Ketika kami ingin berpamitan Bian, Dia sudah tidak merespon, Bahkan dia tidak bicara sepatah kata pun" Ujar ayah Tino mengelus punggung Bian
Gerald mendekati Bian yang masih berada dipangkuan sang ayah.
"Bian" Panggil Gerald yang tidak mendapat respon dari Bian
"Bian mau coklat tidak? Kakak punya dua" Bujuk Gerald
Bian diam, Sedetik kemudian dia mendongakkan kepalanya menatap Gerald kemudian dia menyerahkan Apel yang dia pegang pada Sang ayah.
Mereka semua memperhatikan gerak gerik Bian, Setelah sang ayah menerima apel yang dikasihnya, Bian mengadahkan kedua tanganya di depan Gerald.
"Bian mau?" Tanya Gerald
Bian diam tetapi setelah itu dia mengangguk
"Jawab dulu mau apa engga?" Tanya Gerald mencoba membuat Bian berbicara.
Bian menatap Gerald dengan tatapan yang sulit diartikan, Setelah itu dia menatap satu persatu orang yang ada disekitarnya dan kembali menatap Gerlad
"Mau" Ujar Bian mengangguk lalu Gerald segera menyerahkan dua coklat yang sengaja dia beli ketika perjalanan kesini.
Mereka bernafas lega ketika Bian mengucapkan satu kata itu, Gerald mengelus rambut Bian dengan lembut.
"Lo berangkat aja Vir, tinggal 30 menit lagi" Ujar Gerald pada Vira
"Tapi gimana Bian?" tanya Vira masih merasa cemas dengan keadaan adiknya
" Lo tenang aja, Ada gw, Dia juga udah mendingan" Ujar Gerald meyakinkan
"Yaudah, Aku berangkat ya bund, Yah" Ujar Vira menyalami kedua orang tuanya.
"Hati hati ya" Ujar Bunda yang dibalas anggukan oleh Vira yang sudah berlalu
"Ayah sama bunda juga berangkat saja, Bian biar sama Gerald" Ujar Gerald
"Tapi kamu harus kerja nak, Bian akan menyulitkanmu jika dalam keadaan seperti ini" Ujar Ayah Tino
"Gerald ngga ada kerjaan penting yang, Proyek sudah diurus sama asisten Gerald, Bian juga ngga akan menyulitkan Gerald" Ujar Gerald kembali meyakinkan kedua orang tua Bian.
Kedua orang tua Bian menatap Gerald, Lalu mereka beralih menatap Bian, Gerald memang sudah sering turun tangan menghadapi Bian, Bahkan Laki laki yang sudah mereka anggap sebagai anaknya itu juga bilang jika dia dengan senang hati merawat Bian, Terkadang mereka merasa tidak enak pada Gerald.
"Baiklah, Kami titip Bian ya, Kami akan segera pulang jika urusan disana sudah selesai" Ujar Ayah Tino Final