Dio menuntun Bian masuk kedalam perusahaan miliknya, Diikuti dua satpam yang membantu membawa barang keperluan milik Bian.
Suasana kantor terlihat sepi karena saat inj adalah waktu mereka bekerja, Tentu saja mereka sibuk dengan pekerjaan mereka.
Sesampainya diruangan milik Dio, Dio menyuruh Bian untuk duduk di sofa yang ada disana, Tetapi Bian menolak memilih duduk di karpet.
Dio mengiyakan, Dia mengambil beberapa mainan dan juga satu susu kotak yang sudah istrinya siapkan.
"Adek tunggu disini oke, Daddy mau mengerjakan pekerjaan daddy dulu" Ucap Dio hati hati agar Bian memahami apa yang dia ucapkan.
"Oke" Ucap Bian dengan tersenyum.
Dio mengelus surai Bian, Lalu dia pergi ke meja kerjanya untuk memulai pekerjaanya.
Mereka berdua sibuk dengan dunia mereka masing masing, Sesekali Bian mendekat ke arah Dio untuk sekedar membetulkan mainanya ataupun membukakan bungkus susu kotak untuk dia minum.
Dio pun tidak masalah dengan apa yang Bian lakukan, Karena menurutnya Bian tidak mengganggu pekerjaanya.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 11.45, Bian mulai merasa mengantuk, Dia kembali mendekati Dio.
"Daddy" Lirih Bian yang berdiri disamping Dio.
"Ada apa adek?"Tanya Dio yang mulai mengalihkan atensinya untuk menghadap Bian.
"Adek mengantuk"Guman Bian
"Adek mau tidur siang?"Tanya Dio yang dibalas anggukan oleh Bian.
"Tapi adek harus makan dulu ya sebelum tidur, Biar nanti tidurnya tidak terganggu" Ucap Dio.
"Mam sup?"Tanya Bian
"Iya, makan sup yang sudah mami siapkan" Ucap Dio membuat Bian mengangguk antusias.
Dio kembali menuntun Bian untuk duduk di sofa, Kali ini Bian menurut karena dia tidak sabar memakan sup ikan kesukaanya.
Dio membuka kotak bekal milik Bian dan juga menyiapkan satu buah susu kotak, lalu meletakkan di hadapan Bian.
"Adek makan ya, Nanti kalau sudah selesai bilang ke daddy, Nanti daddy antar ke dalam kemar" Ucap Dio yang di angguki oleh Bian.
Dirasa Bian sudah mulai memakan makanan dihadapanya, Dio kembali mengerjakan pekerjaanya.
30 menit berlalu, Dio tidak merasa ada suara milik Bian, Dio menengok ke arah sofa dimana Bian sedang makan.
Sedikit terkejut saat melihat Bian sudah tertidur dengan posisi duduk bersandar disofa dan juga tangan yang masih memegang susu kotak.
"Astaga"Guman Dio menggelengkan kepalanya.
Dio segera mendekati remaja yang sudah dia anggap seperti putranya sendiri itu, Dia merapikan posisi tidur Bian agar nanti ketika bangun badanya tidak sakit.
"Tidur nyenyak putra kecilnya daddy" Guman Dio mengelus surai Bian.
Pukul 12.30 Dio keluar untuk metting dengan klien dari luar negeri, Sebelum meninggalkan perusahaan, Dio terlebih dulu menitipkan Bian ke Sekretarisnya.
Niatnya tadi ingin mengajak serta Bian denganya, Tetapi karena melihat tidur Bian yang pulas, Dio tidak tega membangunkan Bian, Dan lagi pasti Bian akan menangis jika tidurnya terganggu.
Beberapa saat setelah Dio pergi Sekretaris Dio dibuat kebingungan karena Bian menangis saat terbangun.
"Diam bocah!! Kau membuatku pusing!!"Teriak Bella (Sekretaris Dio) Yang sudah terlampau emosi karena Bian tidak berhenti menangiss.
"Hikss mau kakak Hikss" Lirih Bian.
Brakkk
Bella yang sudah kehabisan rasa sabar pun mendorong tubuh Bian hingga tubuh Bian menatap pinggiran sofa.
"Kalo lo ngga berhenti nangisnya, Gw ngga segan segan matahin kepala lo"Ucap Bella mengancam.
Bian membekap mulutnya sendiri agar suara tangisnya tidak keluar, punggungnya terasa sakit karena menghantam sofa.
Bella yang melihat Bian sudah diam pun tersenyum penuh kemenangan, Tanganya terulur mencengkram dagu Bian.
"Ingat! Jangan sampai tuan Dio tau apa yang gw lakuin, Kalo sampai lo ngadu kesiapapun itu, gw ga segan segan bunuh lo" Ucap Bella menghempaskan wajah Bian.
Bella merapikan kekacauan yang dia buat, Tak lupa dia menyuruh Bian bersikap seolah semuanya baik baik saja, Baru setelah itu dia pergi dari ruangan milik bosnya.