Bian berjalan memasuki kamarnya yang ada di lantai satu, Kamarnya dan Gerald sudah dipindah ke lantai satu karena saat kandungan Bian 5 bulan dia sempat hampir terjatuh dari tangga, untungnya saat itu Gerald yang baru saja pulang dari kantor melihat kejadian itu sehingga dia bisa tepat waktu menyelamatkan istrinya.
Kandungan Bian sudah menginjak 9 bulan saat ini, itu sebabnya dia sering merasa kesusahan untuk berjalan, Berita baiknya adalah ternyata Bian mengandung 2 bayi, memang awalnya mereka hanya tau jika Bian mengandung satu bayi saja, tapi menginjak usia kandungan 4 bulan, dokter baru menyadari jika ada janin tersembunyi lainnya.
Gerald yang mengetahui berita itu sangat bahagia, bahkan dia segera menghubungi kedua orang tuanya tentang kabar baik itu.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 yang artinya sebentar lagi Gerald akan pulang, sejak kandungannya menginjak 9 bulan Gerald memang sudah memutuskan hanya kekantor sampai sebelum jam makan siang sisanya dia akan menghabiskan waktu di rumah.
Bian segera merebahkan dirinya diranjang dia takut Gerald akan marah jika tau dirinya berada di luar kamar, setelah kandungan Bian 8 bulan Gerald membuat jadwal kegiatan untuk istrinya, Bukan apa apa, melihat istrinya mudah sekali lelah dan kesusahan untuk berjalan membuat Gerald membatasi kegiatan Bian, ditambah tubuh sang istri yang sangat mungil membuat dia beberapa kali ikut meringis ngilu kalau melihat istrinya bergerak, dia takut jika Bian jatuh.
Itulah yang membuat Gerald memilih membatasi kegiatan sang istri, pada jam 10 sampai jam 3 Bian tidak boleh keluar dari kamar apapun alasannya, kecuali jika dirinya di rumah.
Benar saja, tak berapa lama setelah dia menyandarkan kepalanya dikepala ranjang terdengar suara pintu kamar terbuka, terlihat Gerald yang baru saja pulang lengkap dengan setelan jasnya.
"Sayang" Gerald melepaskan jasnya lalu mendekati Bian.
Seperti biasa, Gerald memeluk Bian sebentar lalu mengecup kening istri mungilnya ini.
"Apa yang kakak bawa?" Tanya Bian yang sedari tadi gagal fokus dengan paperbag yang Gerald bawa
Gerald tersenyum lalu menyerahkannya kepada Bian
"Kakak melewati toko roti selai kesukaanmu tadi, jadi kakak sekalian membelikanmu" Ucap Gerald.Dengan senang hati Bian menerima paper bag itu.
"Waahh terimakasih kakak" Ucap Bian tersenyumBibir Gerald kembali terangkat membentuk senyuman, Dia suka sekali melihat Bian antusias hanya dengan hal hal kecil seperti ini.
"Adek makan rotinya, Kakak mandi dulu okey" Ucap Gerald mengelus surai Bian.
"Adek siapin air buat mandi ya" Tawar Bian ingin beranjak.
"No! Tetap disini, kakak bisa menyiapkannya sendiri sayang, adek disini saja tunggu kakak" Ucap Gerald.
Bian menghela nafas mendengar jawaban Gerald.
"Baiklah"Melihat wajah istrinya berubah murung Gerald menjadi merasa bersalah, Bukan dia tidak mau Bian melayaninya tetapi dia tidak mau membuat Bian kelelahan, apalagi untuk menyiapkan air, Gerald takut jika Bian akan terpeleset nantinya.
Gerald segera memeluk Bian
"Jangan sedih sayang, Sabar ya nanti kalau dedek bayi udah lahir adek boleh kok siapin kebutuhan kakak lagi, sekarang adek harus sabar dulu, Kakak takut adek kenapa Napa sayang" Ucap Gerald masih memeluk Bian."Adek ngerti, maafin adek" Ucap Bian lirih.
Tidak dipungkiri bahwa Bian juga sedih saat ini, Biasanya dia bebas melakukan apa saja tapi karena sejak hamil dia mudah capek dia juga tidak bisa egois mementingkan keinginannya sendiri
"I'ts oke baby, kakak janji kalau dedek bayinya udah lahir Adek boleh ngelakuin apa aja, Sudah ya jangan sedih lagi, katanya tadi mau makan rotinya, Adek makan dulu aja kakak mandi sebentar ya" Ucap Gerald yang di angguki oleh Bian.
Gerald tersenyum lalu kembali mengecup kening Bian singkat sebelum berlalu ke kamar mandi.
Bertepatan dengan pintu kamar mandi yang tertutup, Bian dikejutkan dengan tendangan dari dalam perutnya.
"Aduh, kalian udah ga sabar mau makan roti ya? Maafin Pipi ya baby" Ujar Bian sembari mengelus perutnya.
Panggilan Pipi itu berasal dari Gerald yang meminta Bian dipanggil Pipi saja nanti oleh anak mereka nanti, Awalnya Bian menolak karena dia ingin di panggil Papa, Tapi keinginanya dibantah oleh Gerald dengan alasan panggilan Papa terlalu laki laki untuk Bian yang manis bahkan Bisa dikatakan sangat cantik untuk ukuran seorang laki-laki.