Paginya seluruh ART dirumah itu dibuat panik karena tidak ada jawaban dari kamar Bian ketika mereka ingin mengantar sarapan, pintu kamar Bian pun terkunci dari dalam, Mereka mencoba menghubungin majikanya tetapi nihil.
"Coba hubungi Tuan Gerald saja bi, Mungkin dia bisa bantu" Celetuk satpam dirumah.
"Oh iya iya" Ujar salah satu art segera menghubungi Gerald.
Hallo
Halo tuan, maaf mengganggu saya Ijah pembantu dirumah Non Vira.
Oh, ada apa bi?
Ini tuan, Saya mau minta tolong, Den Bian dari tadi malam belum keluar, Tadi saya coba panggil ngga ada jawaban.
Tunggu, Saya akan kesana
Baik tuan
Disisi lain
Gerald segera melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, Yang ada dipikiranya sekarang hanyalah Laki laki mungil adik dari sahabatnya itu.
Entah mengapa Geral menjadi merasa bersalah karena hampir 2 minggu dia sama sekali tidak menghubungi Bian, Sekarang dia hanya berharap jika Bian baik baik saja.
Sampai dipekarangan rumah Bian, Gerald segera masuk kedalam disana sudah terlihat para pekerja dirumah ini yang tengah berdiri di ruang tamu.
"Bagaimana?" Tanya Gerald to the point.
"Masih belum keluar tuan" Ujar salah satu art
"Apakah tidak ada kunci cadangan?" Tanya Geral
"Kunci cadangan dibawa nyonya tuan" jawabnya
Gerald berlari kekamar Bian tanpa memperdulikan art, Yang ada dipikiranya sekarang adalah keadaan Bian.
"Bian, Buka pintunya" Ujar Gerald mengetuk pintu kamar Bian
Tidak ada sahutan tetapi sepertinya dia mendengar sesuatu dari kamar Bian.
Tanpa berfikir panjang dia degera mendobrak pintu kamar Bian dengan sekuat tenaganya.
BRAAAK
Pintu kamar berhasil kebuka,sekarang Gerald sudah tau kenapa tidak ada sahutan dari dalam, Ternyata Bian dalam keadaan Little.
Tetapi keadaan Little nya sangat meprihatinkan, Dengan tubuh yang lebih kurus dibanding terakhir kali dia melihat Bian,Mata panda yang menghuasi wajahnya, Dan juga bekas lelehan air mata.
Little Bian sedang berada dipojokan kamar dengan selimut yang hanya menyelimuti kakinya, Seperti sedang ketakutan.
Gerald mendekat ke arah Bian, Dia sangat khawatir dengan keadaan Bian sekarang.
"Baby!" Panggil Gerald ketika dia sudah berjongkok didepan Bian
Bian hanya diam, Dia memainkan ujung selimutnya lalu perlahan mendongak menatap siapa yang memanggilnya.
Tetapi setelah beberapa saat menatap Gerald, Bian kembali menunduk seperti menahan sesuatu pada dirinya.
Gerald mulai mengelus surai Bian yang terlihat berantakan, usahanya untuk menarik perhatian Bian sia-sia, Tetapi setelah beberapa saat Dia terkejut dengan pergerakan Bian yang seketika memeluknya.
"Heyy, Ada apa hm?" Tanya Gerald mengelus punggung Bian.
"Takut"cicit Bian kecil.
"Sudah, Tidak perlu takut kakak berada disini" Ujar Gerald seperti memberi kenyamanan untuk Bian.
"Bian besar kemana?"Tanya Gerald
" lelah" Ujar Bian memainkan kerah Jas Gerald.
"Panggilin ya"Ujar Gerald lembut agar Little Bian segera pergi.
Gerald memeluk tubuh Bian saat tubuh kecil itu menegang sebelum Bian kembali Normal.
"Capek hm?"Tanya Gerald seraya mengangkat tubuh Bian keranjang.
"Sedikit"Jawab Bian dewasa
"Lihatlah tubuhmu semakin kurus Baby, Apakah kamu lupa jadwal makanmu?" Tanya Gerald
"Bian ngga sempet makan Kak, Tugasnya baru selesai tadi malam, Bian udah serahin tugasnya tadi" Ujar Bian menyandarkan tubuhnya pada pundak Gerald.
"Sekarang tunggu disini okey" ujar Gerald ingin melepaskan pelukanya.
"Engga usah, Kakak disini ajaa" Ucap Bian menahan Gerald agar tidak pergi.
"Tapi kamu harus makan sayang" Ucap Gerald mengelus surai Bian.
"Bian mau gini aja dulu, Kakak disini saja" ucap Bian kekehh
"Baiklah, tapi 15 menit lagi Kakak akan panggil bibi untuk membawakan makan okayy?" Ujar Gerald final.
"Iya" Bian kembali menyandarkan tubuhnya kedalam dekapan Gerald.
"Menggemaskan sekali" Guman Gerald mengecup kening Bian