Bian tersenyum menatap kedepan, Disampingnya ada Gerald yang juga memakai setelan jas yang senada denganya.
Setelah melewati beberapa hari persiapan, mereka sekarang sudah resmi menjadi pasangan yang sah.
Beberapa saat kemudian Teman teman Gerald datang ke atas panggung dekorasi menghampiri sang pengatin.
"Woahh akhirnya nikah juga nih pasangan" Celetuk Deon sahabat Gerald.
"Selamat ya bro, Selamat juga buat dedek Bian semoga langgeng sampai kakek nenek" Ucap Reno menyalami Gerald dan Bian.
"Terimakasih kakak kakak semua sudah datang" Ucap Bian yang memang sudah mengenal mereka karena mereka s mua juga termasuk sahabat Vira.
" Tentu saja, Kalau begitu kami kembali kesana dulu, Mau berburu makanan" Ucap salah satu dari mereka membuat Gerald geleng kepala.
Setelah para sahabat Gerald turun, Ada beberapa kolega yang ikut menghampiri Mempelai, Tapi tidak semua bisa naik karena Anggia dan Dio membatasi, Takut jika Mempelai kewalahan, Terutama Bian.
"Capek?" Tanya Gerald lembut saat mendengar helaan nafas 'istri'nya.
"Sedikit" Ucap Bian tersenyum.
"Mau kembali ke kamar saja?" Tanya Gerald khawatir.
"Nanti aja kak, ngga enak masih banyak tamunya" Ucap Bian.
"Mau makan sesuatu? Kamu sedari pagi belum makan loh" Tanya Gerald.
Sedari pagi Bian menolak untuk makan dengan alasan tidak nafsu makan, Untung saja Bian masih mau meminum susu dan Vitaminya.
"Mau cupcake coklat yang ada disana boleh?" Tanya Bian hati hati.
"Boleh, Sebentar ya" Ucap Gerald.
Gerald memberi isyarat pada salah satu Serve the Servant yang menjaga meja berisi makanan untuk mendekat, Setelah itu Gerald berbisik untuk mengambilkan Cupcakek yang Bian mau.
"Kakak mau?" Tanya Bian yang mulai menikmati kue ditanganya.
"Adek saja yang makan, Kakak sudah makan tadi" Ucap Gerald seraya membersihkan remahan kue yang ada di sudut bibir Bian.
Setelah menghabiskan cupcakenya Bian dan Gerald kembali menyalami beberapa tamu undangan, Untungnya ini sudah terakhir karena Anggia sudah memberi aba aba jika mempelai akan segera istirahat.
"Kenapa?" Tanya Gerald saat Bian mencengkram lenganya.
"Sedikit Pusing" Lirih Bian yang membuat Gerald seketika khawatir.
" Kita ke kamar sekarang, Mau kakak gemdong saja" Tanya Gerald khawatir.
"Bian masih kuat kakak, Tidak perlu khawatir" Ucap Bian menenangkan Gerald.
Tanpa berlama lama, Gerald segera menggandeng Bian untuk turun dari panggung untuk kembali ke kamar.
Karena kamar yang mereka pesan berbeda lantai, mereka harus naik lift terlebih dahulu.
Gerald tak henti hentinya mengelus punggung Bian, Seharusnya tadi pagi dia tetap memaksa Bian agar tetap makan, Apalagi Bian memiliki Imun yang lemah, Walaupun Bian sudah sembuh dari sindromnya, Tetapi Imun Bian masih tetap sama, Bahkan bisa semakin menurun.
Saat lift terbuka, Gerald segera membawa tubuh Bian kedalam gendonganya.
"Adek bisa berjalan sendiri kak" Lirih Bian.
" Diam sayang, Sebentar lagi kita sampai" Ucap Gerald membuat Bian terdiam.
Sesampainya di kamar hotel yang sudah di siapkan, Gerald membaringkan tubuh Bian disana, Tidak lupa melepas sepatu dan juga dasi yang tadi dia pakai.
"Minum Vitamin sama obatnya dulu sayang" Ucap Gerald mengeluarkan obat yang tadi sudah dia bawa.
Kenapa Gerald tidak menyuruh Bian untuk makan terlebih dahulu karena, Tadi Bian sudah memakan beberapa cupcake dan lagi pasti Bian akan menolak untuk memakan nasi.
" Apa perlu kakak suruh pelayan hotel membuatkan susu hangat" Tanya Gerald lagi yang masih dengan wajah khawatir.
"Tidak usah , Bian minum pakai ini saja" Ucap Bian setelah meminum air mineral dan juga obatnya.
Cupp
"Tidurlah, Kakak akan mandi dan juga ganti baju sebentar" Ucap Gerald setelah mengecup kening Bian.
Bian menatap Gerald yang beralalu ke kamar mandi, Padahal tadi dia merasa baik baik saja, Tapi sekarang dia merasa kepalanya sunggu pening.
Bian yang terlalu asik dengan fikiranya sendiri pun mulai terlelap dengan nafas yang semakin lama semakin teratur menandakan jika Bian sudah tertidur pulas.
Gerald keluar dengan menggunakan kaus polos dan celana pendek berwarna mocca, Dia mendekati sang 'istri' yang sudah terlelap di atas tempat tidur.
Sebelum mendekat, Dia terlebih dahulu mengambil baju ganti milik Hian, Jika tidak segera di ganti pasti Besuk pagi Bian akan merasa tidak nyaman.
Setelah menggantikan baju 'istri'nya dengan setelan piyama , Gerald ikut berbaring disamping sang 'istri' tak lupa membawa tubuh mungil itu kedalam dekapanya.
"Selamat malam, Cepat sembuh sayang" Lirih Gerald mengelus surai halus Bian.
*
Hai guyss, Sedari awal author sudah memutuskan untuk tidak menambahkan unsur 18++ di dalam cerita ini, Maaf ya jika tidak sesuai ekspetasi kalian..