My Cute Boy (BxB)

3.7K 210 13
                                    

Selama diperjalanan pulang Bian hanya diam menatap keluar jendela, beberapa kali Anggia mencoba mengajak Bian berbicara tetapi hanya respon singkat dari Bian yang dia dapat.

Hal yang membuat mereka lebih khawatir yaitu keadaan Bian, walaupun dokter sudah menyatakan Bian sembuh tetapi mereka tetap takut karena setelah dinyatakan sembuh Bian sudah tidak pernah lagi terganggu mentalnya.
Sungguh diluar dugaan kejadian kali ini, padahal mereka pergi untuk bersenang senang.

Sesampainya di rumah Bian mencoba bersikap biasa saja dengan tetap memperlihatkan senyumannya di depan kedua mertuanya.

" Mami, Daddy terimakasih banyak, Adek mau ke kamar dulu, kucingnya adek bawa ke kamar" Ujar Bian dengan tersenyum menatap mereka lalu segera pergi ke kamarnya dan Gerald

Setelah kepergian Bian, Anggia menatap Dio, walaupun Bian terlihat biasa saja di depan mereka tetapi mereka yakin pasti Bian sangat terpukul.

"Biarkan adek menenangkan diri dulu, dia pasti butuh waktu untuk sendiri" ucap Dio menenangkan istrinya.

" Telfon Gege sekarang Dad, Dia harus tau keadaan adek saat ini" Ucap Anggia yang masih khawatir dengan keadaan menantunya.

"Daddy akan menghubunginya, sekarang mami istirahat dulu nanti Daddy panggil jika Gerald sudah pulang" Ucap Dio yang di angguki oleh Anggia.

Sementara itu disisi lain

Bian terduduk di lantai kamarnya dengan kucing yang baru saja menjadi miliknya itu berada dilangkuanya.

Kata demi kata yang perempuan ia ketahui bernama Indah  itu terus saja berputar di kepalanya.

Ada benarnya yang mereka katakan, dia tidak pantas bersanding dengan Gerald yang jauh di atasnya, apalagi dia seorang lelaki lemah memiliki banyak kekurangan.

Sangat tidak pantas jika dia bisa merasakan bahagia hidup bersama suaminya tetapi dia egois tidak memikirkan kebahagiaan sang suami.

Selama ini Bian kira semua sudah berjalan lancar dengan dia yang mencintai suaminya begitupun sebaliknya tetapi sepertinya selama ini tidak memikirkan permasalahan yang lain, dimana Gerald adalah sosok pembisnis yang pasti menjadi sorotan dunia luar, suatu saat pasti banyak pertanyaan dari mereka, Gerald harus punya penerus, itulah kunci utamanya, jika hanya mengandalkan dirinya saja seperti ini itu tidak menjamin.

Bian memang memiliki kelebihan, Namun dia tidak yakin, Karena keadaanya yang seperti ini, jauh dari kata sempurna membuat dia pesimis apakah mereka akan berhasil atau hanya angan angan semata.

Terlalu larut dengan pikirannya, Bian terkejut saat pintu kamar terbuka menampilkan sosok Gerald yang datang dengan kekhawatirannya.

Bian meletakkan kucingnya lalu berdiri menyambut kepulangan sang suami.

" Kakak kok sudah pulang?" Tanya Bian masih dengan tersenyum sambil mendekati Gerald.

Melihat istrinya yang menutupi kesedihannya seperti itu membuat Gerald semakin merasa khawatir, Dia segera membawa tubuh mungil Bian kedalam pelukannya.

Seketika Bian terdiam saat mendapat pelukan dari suaminya, Pelukan kali ini terasa berbeda dari pelukan yang dia dapatkan.

"Maafin kakak" lirih Gerald yang masih memeluk Bian.

"Kakak" lirih Bian mendongakkan kepalanya.

" Kakak mohon jangan dengarkan perkataan orang lain, kakak ada disini karena kakak bahagia, Meraka tidak tau apa apa tenang kehidupan kita, biarkan mereka berkata apapun, Kakak hanya membutuhkan adek disini bersama kakak karena adek adalah kebahagiaan kakak itu sudah lebih dari cukup" Ucap Gerald lirih menatap mata istrinya.

"Kakak tau?" Tanya Bian lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Gerald kembali membawa Bian kedalam pelukannya.
"Adek percaya dengan kakak bukan?" Tanya Gerald yang dia ngguki oleh Bian.

"Setelah ini jika ada yang berkata hal buruk seperti ini lagi jangan hiraukan, Anggap saja itu hanya ucapan ucapan tidak berguna, Jangan biarkan adek kembali stress karena memikirkan hal bodoh seperti ini" ucap Gerald.

"Maafkan Adek" ujar Bian lirih didalam pelukan Gerald.

Gerald melepas pelukan mereka, Kedua tangannya bergerak menangkup wajah Bian.

"Janji sama kakak, jangan menutupi hal sekecil Apun dari kakak" ujar Gerald tegas menatap kedua mata Bian.

"Adek janji" ucap Bian

Gerald tersenyum lalu mengecup singkat kening istrinya.

"Masih mau menangis?" Tanya Gerald yang dibalas gelengan kepala oleh Bian.

Inilah yang selalu Gerald lakukan setelah Bian melewati masa sedihnya, Gerald akan selalu bertanya hal yang sama, Tujuanya melakukan itu agar setelah ini Bian tidak akan kembali menangis diam diam tanpa dia ketahui.

" Sekarang adek tutup mata, Kakak punya hadiah" perintah Gerald.

" Hadiah apa?" Tanya Bian penasaran

"Tutup mata dulu baru kakak kasih hadiahnya" ucap Gerald yang dipatuhi oleh Bian

"Siap?" Tanya Gerald

"Siap!!" Jawab Bian antusias.

"Buka matanya" ujar Gerald.

" Wahh permen coklat!!! Adek mau! " Ucao Bian bersorak melihat makanan yang beberapa hari ini dia tidak makan.

"Ini, Jangan terlalu banyak sisakan untuk nanti agar giginya tidak sakit" ucap Gerald menyerahkan beberapa permen coklat ditangan istrinya.

"Terima kasih kakak" Ucap Bian memeluk tubuh Gerald.

Dengan senang hati Gerald membalas pelukan istrinya, Sekarang dia tidak perlu khawatir dengan keadaan istrinya, dia hanya perlu berada disamoing istrinya untuk memastikan keadaan Bian benar-benar baik.




My cute boy (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang