Seperti hari hari sebelumnya, Bian menghabiskan waktunya dengan fasilitas yang sudah Gerald dan keluarganya berikan.
Saat pagi hari dia akan pergi ke taman belakang untuk sekedar melihat atau merawat kebun yang sudah disiapkan, Pada siang hari Bian akan pergi keruang lukis terkadang juga pergi keruang santai, ketika sore hari Bian lebih memilih untuk untuk menonton, Dan malamnya, Bian akan menghabis waktunya untuk mengbrol dan bercerita bersama Gerald,Anggia dan Dio, Ya walaupun tidak setiap hari mereka selalu lengkap.
Bian menoleh saat pintu ruang lukisnya terbuka, Disana terlihat Gerald yang masuk membawa paper bag ditanganya.
Cup
"Melukis apa hm?" Tanya Gerald setelah mengecup singkat kening Bian.
"Hanya melukis beberapa tempat, Kakak pulang cepat atau mau kembali ke kantor?" Tanya Bian tersenyum menatap Gerald.
"Kakak sudah pulang sayang, Adej sudah makan?" Gerald mengelus surai Bian.
"Sudah, Bian sudah makan tadi setelah mengantar lukisan" ucap Bian
"Mengantar? Kamu ikut mengantar lukisanya?" Tanya Gerald menatap Bian.
Ya, Setelah Bian berhasil melukis beberapa lukisan, Dio mengusulkan untuk sebagian lukisanya dipajang di ruang tamu, Dan itu juga berhasil menarik perhatian kolega yang saat itu melakukan metting dirumah Dio.
Salah satu dari mereka minat untuk membeli salah satu lukisan yang Bian buat. Dio yang merasa bukan dirinya yang berhak atas lukisan itu pun memilih untuk memanggil Bian.
Beberapa saat Bian ragu karena dia merasa lukisanya bukan lukisan yang istimewa seperti milik pelukis handal diluar sana, Tetapi karena bujukan dan juga diyakinkan oleh Dio, Bian mengiyakan dan saat itu juga Kolega itu segera menyerahkan cek yang nominalnya tidak main main.
Sejak saat itu banyak beberapa teman bisnis Dio dan juga Gerald yang tertarik untuk membeli ataupun memesan lukisan Bian, Tak sedikit juga dari orang luar yang rela mendatangi langsung untuk bertemu Bian.
Ya walauoun lukisan milik Bian banyak diminati, Tetapi Bian tidak menerima banyak pesanan yang masuk tentu saja karena Gerald, Anggia dan Dio tidak mau Bian kembali kecapean, Apalagi punggung Bian belum benar benar sembuh.
Anggia hanya mengijinkan Bian membuat 3 pesanan dalam 1 bulan, Tujuan utama dia melakukan itu agar Bian tidak terlalu memforsir waktunya, apalagi melukis bukan hal yang membutuhkan sedikit waktu.
"Hanya mengantarkan saja kakak, Sekalian Adek mau membeli beberapa keperluan" Ucap Bian hati hati agar tidak membuat Gerald emosi.
"Lain kali tidak perlu ikut ya, Biarkan saja supir yang mengantar, Dan jika butuh sesuatu katakan pada kakak biar kakak yang membeli" Ucap Gerald
"iya kakak, Kakak bawa apa?" Tanya Bian mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ah iya kakak membelikanmu cupcake dan kue coklat kesukaanmu" Ucap Gerald menyerahkan paperbag yang tadi dia bawa.
"Aaaa terimakasih kakakk" Ucapa Bian memeluk tubuh Gerald sekilas.
"Sama sama sayang, Sekarang kamu makan itu ya, kakak mau ganti baju dulu oke, nanti kakak kesini lagi" Ucap Gerald yang di angguki oleh Bian.
Setelah kepergian Gerald, Bian segera membereskan alat lukisnya agar nanti dia bisa makan kue kesukaanya dengan tenang.
Setelah dirasa semuanya sudah bersih, Bian membawa Paper bag yang berisi kue itu ke sofa yang sudah ada di pojok ruangan itu.