Gerald memasuki lobi rumah sakit sedikit berlari, tadi pelayan dirumahnya menghubunginya jika Bian dilarikan ke rumah sakit karena kram perut, Gerald yang tadi tengah metting pun segera menundanya agar bisa segera menyusul sang'istri'.
Saat sampai didepan ruang pemeriksaan, disana sudah ada beberapa maid yang tengah menunggu berdiri di depan pintu.
"Bagaimana keadaan I
'istri'ku?" Tanya Gerald yang dengan nafas yang memburu."Den Bian masih diperiksa tuan" Ucap salah satu pelayan menunduk
Bersamaan dengan itu pintu terbuka menampakkan dokter perempuan di ikuti dengan dua suster dibelakangnya.
"Bagaimana dok?" Tanya Gerald to the point
"Tuan Bian mengalami kontraksi palsu, saya sarankan agar tetap dirawat dirumah sakit saja sembari menunggu kontraksi selanjutnha Perkiraan sedikit lambat bisa jadi operasi akan dilangsungkan besok atau lusa, tuan" Ujar dokter menjelaskan.
"Tapi istri saya saat ini tidak apa apa kan dok?"
"Tidak tuan, istri anda baik baik saja, hanya kurang cairan dan lemas efek dari kontraksi" Ujar dokter tersenyum memaklumi kekhawatiran Gerald.
"Kalau begitu lakukan yang terbaik untuk istri saya dok" Ucap Gerald.
"Baiklah. Setelah ini istri anda akan dipindahkan ke ruang inap, tuan bisa mengurus administrasi terlebih dahulu sambil menunggu istri anda dipindahkan" Ucap sang dokter.
Setelah kepergian dokter dan juga suster, Gerald memerintahkan pelayannya untuk mengambil semua keperluan Bian dan juga keperluannya, tak lupa menghubungi Dio dan Anggia, selesai menghubungi kedua orang tuanya dia bergegas pergi mengurus administrasi agar dirinya dapat segera menemui sang 'istri'.
######
Gerald duduk dikursi sebelah ranjang rumah sakit tempat Bian dirawat, dirinya masih setia menunggu sang 'istri' bangun, tadi suster mengatakan Bian tertidur ketika dipindahkan keruang inap.
Dio dan Anggia sudah datang, Tapi sepasang paruh baya itu saat ini sedang keluar untuk pergi ke kantin membeli makan siang.
Gerald menatap wajah damai Bian yang tengah tertidur, dia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan istrinya ketika merasakan sakit, untung saja dirumahnya banyak sekali pelayan yang segera membawa sang istri ke rumah sakit.
Gerald menyesal mengiyakan permintaan salah satu klien pentingnya untuk metting sebentar, Gerald sudah sempat menolak ,tetapi karena Bian meyakinkannya akhirnya Gerald berangkat.
lamunan Gerald terbuyar saat merasakan pergerakan dari Bian, Terlihat istrinya yang mulai membuka mata.
"Kakakk" lirih Bian saat membuka mata pertama kali melihat sang suami.
"Iya sayang ini kakak, Gimana? Masih sakit perutnya?" Tanya Gerald yang masih saja khawatir dengan keadaan yang istri.
Bian menggeleng tersenyum tipis.
" Adek udah gapapa kok, Adek cuma haus kakak, mau minum hehe" Ucap Bian membuat Gerald bernafas lega.Gerald segera mengambilkan air mineral yang sudah disediakan lalu membantu istrinya untuk minum lalu meletakkan kembali gelasnya di nakas.
" Kalau perutnya sakit lagi bilang ya sayang" Ucap Gerald mengelus surai Bian.
"Maafin adek ya, Kakak pasti ngga jadi metting tadi"
"It's okay, Semua sudah beres sekarang yang terpenting adek sama baby harus sehat dulu apalagi sebentar lagi baby bakalan lahir" Ucap Gerald lalu mengelus perut Bian
Bian tersenyum, dia bersyukur mendapatkan Gerald sebagai suaminya, mengingat dulu bagaimana Gerald ikut memperjuangkan kesembuhannya di saat dia belum sembuh dari sindromnya, Bian bersyukur Gerald selalu ada disisinya bahkan sampai saat ini bisa dikatakan dia sudah sepenuhnya bergantung kepada Gerald, entah bagaimana nantinya yang pasti sekarang setengah hidupnya sudah berada di Gerald.
"Heyy, kenapa melamun"
Bian kembali tersenyum, Dia merentangkan tangannya meminta agar Gerald segera memeluknya.
Gerald ikut tersenyum lalu membawa tubuh sang istri kedalam dekapannya, tidak bisa sepenuhnya karena mereka masih terhalang perut Bian yang besar, namun tidak masalah karena Gerald sudah memposisikan mereka agar nyaman.
Pintu terbuka terlihat Anggia dan Dio yang masuk membawa paperbag berisi makan siang.
"Waah adek udah bangun sayangg" Ujar Anggia segera mendekati Menantu kesayangannya.
Anggia mendekat lalu beralih mengambil Bian dari dekapan Gerald dan memeluknya.
" Sabar ya sayang, adek harus tahan dulu okee, sebentar lagi cucu mami akan lahir" Ucap Anggia masih memeluk Bian.
"Sekarang masih belum keras lagi kok mi, Adek masih biasa cuma tadi dirumah rasanya sakittt sekali, padahal jadwal oprasinya masih dua Minggu lagi" Ucap Bian
" Berarti Baby-nya udah gasabar mau keluar, gapapa adek harus tetap tenang jangan stres biarbesok operasinya berjalan lancar" Ucap Anggia yang di angguki oleh Bian.
" Adek makan dulu gih sama kakak, Kata dokter sekarang adek masih bisa makan masakan luar, tapi besok kalau pembukaannya nambah adek harus puasa sebelum operasi" Ucap Dio menyerahkan paper bag berisi makanan kepada Gerald.
"Terimakasih dad" Ucap Gerald
"Sama sama boy, Papi sama mami pulang dulu ya, nanti malam kita akan kesini lagi" Ucap Dio kepada anak dan menantunya.