Hari sabtu dan minggu adalah hari dimana keluarga Gerald bisa menghabiskan waktunya di rumah.
Sekarang Gerald, Dio dan juga Anggia tengah duduk santai diruang keluarga, Mereka menoleh saat mendengae suara langkah seseorang.
Bian berjalan dengan membawa lukisan besar ditanganya, Bahkan lukisan itu menutupi tubuhnya, setelah itu dia meletakkan lukisan itu di sebelah meja yang nantinya akan di ambil oleh supir untuk di antarkan ke tempat teman bisnis Dio yang sudah memesanya.
"Kenapa adek tidak meminta bantuan Daddy atau kakak?" Tanya Dio saat Bian sudah duduk disebelah Gerald.
"Tidak apa apa Dad, Hanya membawa kesini, Jaraknya juga tidak jauh" Jawab Bian.
"Bagaimana perkembangan rumah dan juga pernikahan kalian, Kak?" Tanya Anggia.
"Untuk rumah masih 95% karena masih belum membenahi beberapa bagian tertentu, Untuk Pernikahan masih 70% karena kita belum Fitting jas dan juga untuk cincin" Jawab Gerald.
Sebelum mengungkapkan isi hatinya untuk mengajak Bian menikah, Gerald sudah lebih dulu membuatkan Rumah untuk mereka tinggal lagi, Rumah itu dia desaine sendiri sesuai dengan rumah yang pernah Bian impikan, Hanya saja Gerald membuat Versi lebih mewahnya.
"Kenapa kalian tidak tinggal disini saja bersama kami, Pasti nanti mami sama Daddy akan kesepian" Ucap Anggia sedikit tidak rela berpisah dengan kedua putranya.
"Kita masih bisa kelemu mi, Apalagi waktu tempuh dari sini ke sana hanya sekitar 20 menit saja" Ucap Gerald.
"Adek janji ya, jika sudah pindah dengan kakak, Adek harus sering mengunjungi mami" Ucap Anggia.
" Iya mami, Adek nanti pasti akan sering kesini kok" Ucap Bian dengan senyumanya.
"Huftt, Sini peluk mami sayang" Ucap Anggia merentangkan tanganya agar Bian segera memeluknya.
Bian beranjak dari sebelah Gerald lalu beralih duduk disebelah Anggia untuk memeluk tubuh wanita paruh baya itu.
Cup
"Mami sayang sekali dengan Adek" Ucap Anggia setelah mengecup kening Bian dengan sayang.
"Bian juga sayang sekali dengan mami" Ucap Bian tersenyum tulus.
Dio dan Gerald tersenyum menatap Anggia dan Bian. Walaupun mereka tidak memiliki ikatan darah tetapi mereka bisa dengan tulus saling menyayangi.
***********
Siang ini Bian dan Gerald pergi membeli Cincin untuk pernikahan mereka, Sebenarnya mereka tidak membeli, Hanya mengambil karena dari jauh jauh hari Gerald sudah memesan tentunya dengan request darinya.
"Adek mau pergi dulu atau mau pulang?" Tanya Gerald yang tengah menyetir.
Saat ini mereka sedang perjalanan pulang setelah mengambil Cincin dan juga makan siang.
"Ke taman sebentar boleh?" Tanya Bian.
"Boleh sayang, mau ke taman kota atau yang tempat biasa?"Tanya Gerald
"Ke taman kota saja kakak, Bian ingin membeli permen kapas disana" Ucap Bian.
"Baiklah kita kesana sekarang" Ucap Gerald tersenyum.
Setelah sampai, mereka terlebih dahulu membeli permen kapas sesuai keinginan Bian, Lalu mereka segera mencari tempat duduk yang ada disana.
"Kakak" Panggial Bian mendongak menatap Gerald.
"Ada apa hm?" tanya Gerald.
"Besuk Bian ingin pergi kerumah Bian dan juga ke makam keluarga Bian, Boleh ya, Soalnya Bian kangen sekali dengan mereka" Ucap Bian memohon.
"Boleh kok, Besuk kakak akan temani adek disana" Ucap Gerald.
"Kakak besuk tidak sibuk?"Tanya Bian
"Tidak sayang, Kakak tidak ada jadwal besuk" Ucap Gerald.
"Kita menginap ya, Bian ingin tidur disana" Pinta Bian kembali.
"Tentu, Apapun untuk kesayangan kakak" Ucap Gerald mencubit hidung Bian.
"Sakitt kakakk" Rengek Bian.
Cup
"Sudah tidak sakit lagi" Ucap Gerald setelah mengecup hidung Bian.
Bian memelik tubuh Gerald, Entah mengapa dia sangat suka dengan harum tubuh Gerald.
"Terimakasih" Lirih Bian.
"Sama sama sayang" Ucap Gerald membalas pelukan Bian.
*****
Kira kira alurnya udah pas apa belum ya, soalnya yang aku tulis itu hanya yang keluar dari otakku saja, Mumpung ada ide, Kalian bisa request ataupun kritik yaa kalau mau kelanjutan cerita ini, Maaf kalau banya typo, Mungkin nanti akan aku perbaiki kalau cerita ini sudah seleaai.