Pagi ini mansion keluarga Gerald terlihat sepi karena kedua orang tua Gerald tadi malam berpamitan harus pergi ke luar kota untuk pertemuan bisnisnya, Berbeda dengan sepasang pasusu yang masih berada dialam mimpinya setelah tadi malam menghabiskan waktu seperti pasangan pasangan lainnya, apa lagi kalau bukan menanam benih-benih kehidupan.
Rencana Gerald pagi ini untuk ke kantor pun harus batal karena sampai pukul 8 pagi mereka masih terlelap.
Tidak ada yang berniat membangunkan mereka karena tentu saja mereka tau apa yang sudah terjadi, Sebenarnya tadi maid sudah sekali mengetuk pintu memanggil untuk sarapan namun setelah tidak ada jawaban mereka lebih memilih tidak mengganggu.
Pukul 8.50 Gerald perlahan terbangun dari tidurnya, Matanya seketika tertuju pada jam yang sudah menunjukkan hampir di angka sembilan, dia menoleh ke arah pria manis yang tertidur didalam pelukannya, tidak ada pilihan lain selain membangunkannya karena hari sudah siang dan mereka haru segera sarapan.
Gerald mengecup seluruh wajah Bian agar Bian terbangun
"Waee up Baby" guman Gerald saat melihat Bian sudah terusik."Kakaaakkk" rengek Bian saat tidurnya terganggu.
"Bangun sayang, kita harus mandi setelah itu sarapan" ucap Gerald seraya merapikan rambut yang menutupi wajah manis 'istri'nya.
Bukannya beranjak dari tempat tidur Bian malah semakin memeluk Gerald
"Ini jam berapa?" Lirih Bian yang masih enggan membuka mata."Ini sudah jam sembilan, Buka matanya dulu sayang" Ucap Gerald yang masih mencoba agar Bian segera bangun.
Bukan apa apa, jika ini masih pagi Gerald tidak akan terkesan memaksa seperti ini tetapi ini sudah terlewat batas jam sarapan pagi, Dia khawatir dengan istrinya jika harus terlambat makan.
Dengan sedikit terpaksa Bian bangun menjadi posisi duduk yang tentu saja dibantu oleh Gerald.
Setelah memastikan Bian sudah duduk Gerald segera beranjak lalu berdiri disebelah istrinya.
"Ayo mandi dulu" ucap Gerald
"Gendoongg" Ucap Bian seraya merentangkan tangannya membuat Gerald tersenyum melihat tingkah sang 'istri'.
"Selimutnya dilepas dulu biar tidak susah gendongnya" pinta Gerald pada Bian yang masih memejamkan matanya.
"Ihh ga mau maluu" Ucap Bian seketika matanya terbuka walaupun nyawanya masih belum terkumpul.
"Apa yang harus malu? Bahkan kakak sudah melihat tubuhmu puluhan kali" ucap Gerald tidak habis pikir.
Dengan kesal Bian melepas lilitan selimutnya dan kembali merentangkan kedua tangannya, Gerald yang melihat itu hanya terkekeh tapi dia segera membawa tubuh Bian kedalam gendongannya karena jika terlalu lama dibiarkan takut jika 'istri'nya itu semakin kesal.
Setelah menghabiskan waktu 30 menit untuk mandi mereka segera pergi ke ruang makan karena Gerald tidak ingin menunda-nunda waktu sarapan mereka lebih lama lagi.
"Kakak tidak jadi pergi ke kantor?" Tanya Bian saat mereka sudah menghabiskan sarapan mereka.
"Tidak sayang, Kakak kerjakan dirumah saja sekalian istirahat, Sore nanti kita langsung pergi kerumah adek" Jawab Gerald
"Adek mau Izin ke toko buku sebentar boleh?" Tanya Bian membuat Gerald kembali menatapnya.
"Adek dengan siapa?" Tanya Gerald balik
"Tidak tau, mungkin dengan supir atau naik taksi saja" Jawab Bian karena tidak mungkin dia naik motor sendiri karena dia sudah lama sekali tidak naik motor.
"Sama kakak saja, nanti sekalian pergi belanja buat camilan dirumah adek nanti" Ucap Gerald
Sebenarnya tidak harus membeli lagi karena dirumah Bian pasti masih ada stok camilan karena dirumah itu masih ada 2 pembantu dan 1 penjaga yang selalu menyiapkan segala hal disana.
Sejak kepergian kedua orang tua Bian, Gerald tetap mempekerjakan Art untuk merawat rumah besar itu agar tetap terlihat seperti biasanya walaupun pemiliknya sudah tiada.
"Kakak tidak sibuk?" Tanya Bian memastikan.
"Tidak sayang, tidak ada hal penting yang harus kakak selesaikan" Ucap Geral mengelus surai 'istri'nya
Bian tersenyum segera memeluk suaminya, Tadinya Bian takut Gerald akan sibuk dan dia akan sendirian pergi keluar, karena setelah menikah dengan Gerald Bian tidak pernah pergi keluar rumah sendiri, dia terbiasa pergi ditemani oleh suaminya atau kedua mertuanya.