DEG
"Kakak ngga usah bohong, Ngga lucu" Ucap Bian membuat Gerald menghela nafas lalu kembali memberi pengertian kepada Bian.
"Tidak sayang, Kakak tidak bercanda, Mereka sedang berada dirumah sakit sekarang" Ucap Gerald membuat tubuh Bian seketika melemas.
Bagai disambar petir disiang bolong, Bian tidak bisa menompang tubuhnya sendiri, Tidak ada tatapan kebohongan dimata Gerald dan itu artinya apa yang diucapkan laki laki didepanya adalah fakta.
"Hikss Bian mau kesana Hiks" Lirih Bian yang sekarang sudah berada dipelukan Gerald.
"Iya, Kita kesana sekarang" Ucap Gerald lembut.
Bian kembali berdiri dibantu oleh Gerald, Dia berjalan dengan tangan yang tidak lepas menggenggam tangan Gerald. Air matanya tidak berhenti menetes, Yang ada dipikiranya sekarang adalah keluarganya.
Sesampainya dirumah sakit, Gerald bertanya kepada Resepsionis dimana ruangan keluarga Bian.
Gerald dan Bian berjalan kesalah satu ruangan khusus, Didepan ruangan sudah ada Asissten ayahnya Bian.
"Silahkan masuk Tuan" Ucap Asissten Tino lirih mempersilahkan Bian dan Gerald masuk.
Bisa dilihat terlihat kesedihan yang terpancar diwajah tegas asissten pribadi tersebut.
"Hiks Gimana keadaan keluarga Bian, Paman?"Tanya Bian yang tidak mendapat jawaban dari laki laki dihadapanya.
"JAWAB PAMAN hikss"Teriak Bian yang langsung mendapat pelukan dari Gerald
"Nyonya besar Dan Nona muda dinyatakan meninggal beberapa saat lalu sekarang Dokter sedang melepas alat bantu yanga da ditubuh Nyonya dan Nona muda"
Hatinya kembali hancur saat mendengar keadaan kakak dan Bundanya sekarang, Bian segera membuka pintu ruangan dengan paksa, Disana sudah ada tubuh Dua orang yang dia sayangi terbujur kaku, Dan juga beberapa dokter yang melepas alat yang ada ditubuh mereka.
"Bunda, Kakak bangun Hikss, Kalian ngga boleh pergi hikss" Tangis Bian pecah
Gerald mengisyaratkan kepada Dokter dan suster untuk membiarkan Bian terlebih dahulu, Dia mendekati Bian lalu kembali memeluk tubuh Bian.
"Ikhlaskan Mereka sayang, Mereka akan sedih jika melihat kamu seperti ini" Ucap Gerald mencoba menenangkan Bian walaupun dia sendiri juga terpukul melihat keadaan sahabatnya.
Bian menangis memeluk tubuh Sang bunda, Beberapa saat setelah puas, Dia sadar jika ucapan Gerald ada benarnya.
"Hikss Bian sayang Bunda dan Kakak "Lirih Bian mengecup kening Bundanya dan kakanya bergantian.
############
"Keluarga Tuan Tino?"Dokter Keluar dari ruang operasi.
Setelah merelakan sang Bunda untuk dimandikan, Bian memilih menunggu di depan ruang operasi sang ayah, Karena tadi mereka mendapat informasi juga jika sang ayah sedang di Operasi.
"Kami dok" Ucap Gerald.
"Tuan Tino ingin bertemu dengan Bian dan Juga Gerald, Apakah itu kalian?"Tanya Dokter
"Betul dok itu kami" Jwab Gerald
"Silahkan masuk Tuan" Dokter mempersilahakan.
Bian dan Gerald segera masuk kedalam, Terlihat Tino yang menatap mereka dengan senyum sayunya.
Asissten pribadi Tino juga ikut masuk membawa berkas yang diperintahkan oleh Tino sebelum operasi.
"Putra Ayah" Lirih Tino menatap sang putra
"Ayah jangan bicara Hiks, Jangan mengatakan apapun dulu"
Tino tersenyum tipis, Dia menyerahkan dokumen yang dibawa sang asissten tadi kepada putranya.
"Simpan dan baca dokumen ini, Ayah akan lebih tenang jika kamu menerimanya" Ucap Tino lirih dengan nafas yang tidak teratur.
Bian yang melihat keadaan sang ayah pun segera menerima Dokumen tersebut tanpa banyak kata, Dia tidak ingin menambah kesakitan pada tubuh ayahnya.
Tino kembali tersenyum saat Putranya menerima dokumen tersebut, Matanya beralih menatap laki laki yang sedari tadi menemani Bian.
Gerald yang mengerti tatapan Tino pun segera mendekatai ayah sahabatnya tersebut.
"Jaga putra ayah ya, Ayah percaya padamu, Ayah juga titip perusahaan padamu, Lakukan yang apapun yang menurutmu baik" Ucap Tino dengan senyum tipis.
"Baik ayah" Ucap Gerald setelah helaan nafas keluar dari mulutnya.
Tiba tiba nafas Tino tersenggal senggal membuat alat yang ada disana berbunyi.
"Ayahh!"
"Bi an Put tra a yahh, A yah me nya yang i mukhh" Tino melepas Nafas terakhirnya bertepatan dengan katanyang telas selesai keluar dari mulutnya.
"Ayaaaaahhh Hikss, Bangunn Hikssh" Bian mengguncang tubuh ayahnya .
"DOKTER"