Gerald membuka pintu ruang rawat Bian, Di sana terlihat orang tuanya sedang duduk di sofa yang ada di pojok ruangan.
"Bagaimana Ge?" Tanya Mami Anggia beranjak mendekati putranya.
Gerald tersenyum lalu menyerahkan surat hasil dari dokter kepada ibunya.
"Aaaa Selamat boy" Ujar Anggia dengan antusias segera memeluk putranya.
Sedangkan Dio yang ada di belakang istrinya hanya menatap penuh tanya.
Anggia melepaskan pelukan mereka lalu beralih menatap suaminya.
"Kita akan segera jadi kakek nenek Dad!!!" Ujar Anggia memekik kegirangan segera memeluk suaminya.
Mereka tak henti-hentinya mengucapkan syukur mendengar kabar bahagia ini, Mereka tidak begitu terkejut karena mereka sudah tau kelebihan sang menantu.
"Tapi keadaan adek sekarang kurang baik Dadi, Mi" Ujar Gerald
"Kurang baik bagaimana? Apa yang terjadi Boy" tanya Dio
" Kaki sama tangan Adek yang sebelah retak mungkin karena tadi terbentur, itu menyebabkan adek tidak bisa berjalan untuk beberapa saat ke depan" Ucap Gerald
" Ya Tuhan adekkk, Pantas saja tadi adek mengeluh tangannya sakit"lirih Anggia
"Kata dokter ini hanya beberapa waktu, yang penting sekarang kita bisa beri adek pengertian secara perlahan, dokter juga bilang kita harus jaga emosi dan mood adek karena adek kunya riwayat little sindrom" jelas Gerald.
"Kita akan jaga adek sama sama" Ucap Dio yang di angguki oleh Anggia.
"Kalau begitu Daddy sama mami mau pulang dulu ambil keperluan kalian, Adek baru saja tertidur jangan diganggu" Ujar Anggia pada Gerald
" Baiklah, Kalian hati hati" Ucap Gerald
Setelah kepergian mereka Gerald berjalan mendekat ke arah brankar dimana istrinya terbaring lalu duduk di kursi yang ada disebelahnya.
Senyum yang ada diwajahnya terukir sangat jelas, Gerald sungguh tidak menyangka akan secepat ini.
"Selamat datang baby, Sehat selalu didalam sana, Daddy ada disini akan menjaga kalian" bisik Gerald seraya mengelus perut Bian.
Gerald beralih menatap wajah damai istrinya yang tengah tertidur, Wajah manis yang selalu ia dambakan itu sekarang terlihat pucat, namun walau begitu tidak mengurangi kadar kemanisan yang ada diwajah istrinya.
Cup
"Terimakasih sayang" Guman Gerald mengecup singkat kening Bian.
Tanpa berniat mengganggu tidur istrinya, Gerald lebih memilih diam dengan tangan yang masih menggenggam tangan Bian sesekali mengecupnya,
Hampir sekitar 1 jam menunggu istrinya terbangun, saat ini sudah terlihat pergerakan dari Bian menandakan lelaki manis itu akan segera terbangun.
"Kakak" Lirih Bian saat melihat Gerald tersenyum kearahnya.
"Kakak disini sayang, Adek mau apa?" ujar Gerald seraya duduk di ranjang sebelah Bian.
Bian hanya menggeleng sebagai jawaban, Dia lebih memilih menyandarkan tubuhnya di dada Gerald.
"Tangan adek sakit sekali susah digerakkan, kenapa tangan adek diperban" lirih Bian menatap tangan kanannya yang di perban lalu menatap Gerald.
Gerald tersenyum teduh menatap balik istrinya, tangannya mengelus surai Bian.
" Tangan sama kaki adek yang sebelah kanan menatara tidak bisa digerak in dulu sayang karena tadi saat adek jatuh tangan sama kakinya terbentur" ucap Gerald memberi pengertian kepada 'istri'nya.
"Jadi nanti adek gabisa jalan?" Tanya Bian dengan mata yang berkaca kaca menatap Gerald membuat suaminya itu secara kembali mendekapnya.
" Jangan sedih dong, adek bisa jalan lagi kaya semula kok, ga bakal lama sayang nanti kita usahain supaya sembuhnya cepet, okee" ucap Gerald menenangkan Bian.
Bian hanya mengangguk lemah"Adek mau denger sesuatu ngga" tanya Gerald membuat Bian mendongak menatapnya.
"Apa?" Lirih Bian
"Senyum dulu dong, kakak ga mau kasih tau kalau adek ga senyum dulu"Ucap Gerald membuat Bian tersenyum dengan wajah pucatnya itu.
Walaupun terkesan terpaksa namun membuat Gerald kembali tersenyum karena wajah menggemaskan istrinya.
"Adek tau ngga" Ujar Gerald seraya mengulurkan tangannya untuk mengelus perut Bian "Sekarang disini udah ada baby-nya" Ucap Gerald tersenyum menatap sang istri.
"Adek hamil?" Tanya Bian lirih seolah tak percaya.
"Iya sayang, sekarang kita udah bertiga sama baby" Ucap Gerald mengelus pipi Bian.
Mata Bian mulai berkaca kaca, tak berapa lama laki laki manis itu menangis didalam dekapan suaminya.
"Heyy kenapa menangis, adek ngga suka?" Tanya Gerald panik melihat istrinya menangis.
Bian menggeleng namun tetap menangis, dia mendongak menatap Gerald.
"Adek suka hikss, Adek bahagia sekalii" Lirih Bian sesenggukan menatap Gerald.
Gerald tersenyum lalu mengecup seluruh wajah Bian tanpa terkecuali.
"Kalau gitu jangan nangis dong, Nanti baby-nya ikut sedih kalau buna nya sedih" ucap Gerald menangkup wajah Bian membersihkan sisa air mata yang ada diwajah istrinya.
"Kakak bahagia tidak" tanya Bian
"Kakak bahagia sekali sekarang ada Baby, tapi yang terpenting sekarang adek sembuh dulu, bilang sama kakak kalau adek butuh sesuatu adek harus bilang sama kakak atau mami Daddy, kalau ada apa apa jangan di pendam sendiri karena sekarang adek ngga sendiri lagi, Ada baby disini" Ujar Gerald mengelus perut Bian.
Bian mengangguk patuh mendengar apa yang dikatakan oleh Gerald, tangan kirinya yang di infus sekarang mulai mengelus perutnya yang masih rata.
Cup
"Terimakasih sayang" Ucap Gerald mengecup kening Bian