Warning 18+
Dengan ketiga sahabat
Di suatu padang rumput"Dia..."kaget Kuroka
"Layla-sama..."kaget Ophis
"Kau sepertinya sudah berlebihan kali ini ya, Ophis..."kata Layla sambil mendarat dihadapan mereka semua
Srriiiinggg!!
Tiba-tiba saja, muncul sebuah cahaya penghalang dari lingkaran sihir ciptaan Layla. Ketiga makhluk itu langsung terjatuh dan merasa sangat kelelahan. Seolah-olah, tenaga mereka telah terkuras habis. Layla sendiri menatap khawatir kearah putranya itu disana.
Kemudian, Layla mengayunkan salah satu tombaknya kearah belakang, dan memutuskan benang-benang yang tadinya mengikat tim Khaos Brigade. Mereka semua terkejut melihat Layla yang bisa dengan mudahnya memotong benang merah itu.
"Kau menggunakan putraku sebagai peluang untuk mengalahkan Great Red dan mengambil alih kembali dimensional gap?"duga Layla
"Iya, Layla-sama..."jawab Ophis dengan wajah tertunduk
"Hhh... Kau tahu kalau Ricky adalah putra ku. Kau tidak akan bisa untuk mengendalikannya..."balas Layla
"Aku pikir..."ucap Ophis
"Tapi, jika kau ingin meminta suatu bantuan padanya... Aku rasa dia juga akan menolong mu."lanjut Layla tersenyum kecil
Ophis terdiam terkejut terhadap ucapan Layla. Sementara yang lain hanya bisa diam dan menyimaknya. Lalu, Layla kembali menoleh kearah tiga makhluk kuat yang sedang ia segel di lingkaran sihir miliknya. Meskipun merasa khawatir, Layla juga merasa penasaran dengan kekuatan besar dari ketiga makhluk itu.
Vasto Lorde yang terlihat memegang Kokugan, Zero yang terlihat seperti sebuah energi yang hidup, dan juga Molniya yang terlihat seperti suatu kekuatan yang menjadi senjata. Layla sendiri belum pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya. Terutama kepada Kokugan.
"Hal yang paling buruk yang pernah aku lakukan adalah pembantaian di pulau Titarnum... Saat itu, Kokugan mengambil alih diriku. Tapi, yang aku tahu, dia tidak sampai merubah wujud ku seperti Ricky... Apa yang terjadi pada pedang itu? Lalu... Hadi-kun, dan Renal-kun... Kekuatan itu... Aku merasa sedikit familiar..."pikir Layla
"Kkkrrr..."
"Baiklah, sepertinya energi mereka sudah mulai habis... Saatnya untuk kalian bertiga bangun!"kata Layla
"Kkgh..."
"Turunlah engkau, 8 cahaya dari Asta Brata! Sucikan mereka!"ucap Layla
Sapta Herydotus
Triiiinggg!!
Seketika, cahaya dari dalam lingkaran itu semakin terang dan menekan kekuatan tiga makhluk tersebut. Tak lama kemudian, muncullah tiga pemuda yang terbaring lemah setelah kekuatan mereka ditekan dengan kuat oleh kekuatan tadi. Mereka bertiga adalah Ricky, Hadi, dan Renal.
Kemudian, Layla pun menghilangkan lingkaran sihirnya. Setelah itu, ia pun berlari mendekati mereka bertiga, dan mengecek kondisinya. Setelah itu, Layla menghela nafas lega saat tahu kalau tidak ada luka yang fatal di tubuh mereka bertiga.
Syiiiinngg...!!
"Hm?"ucap Layla
Tiba-tiba saja, perhatian Layla teralih kepada sebuah pedang hitam yang bilahnya begitu hitam dan berkilau ketika memantulkan cahaya bulan. Itu adalah pedang yang ia wariskan kepada Ricky, putranya sendiri. Satu katana yang menahan triliunan jiwa yang jahat. Akhirnya, terbesit sebuah ide di pikirannya untuk menjaga keselamatan putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our New Game To DxD
FanfictionI do not own this story... Just a fanfiction Cerita tentang dua Sahabat dari SMKN Agada Lumina di Indonesia. Melanjutkan pendidikan mereka ke Jepang. Namun, sebelum mereka ke Jepang, ada beberapa fenomena aneh yang terjadi di lingkungan alam Indones...