Malam ini El akan pulang ke mansion karena kondisinya yang sudah membaik, dan Opa juga mengatakan kalau akan lebih mudah menjaga El dimansion dibandingkan di rumah sakit
Tapi jangan salah di mansion ayah sudah menyiapkan ruangan khusus untuk El jika sewaktu-waktu ia harus dirawat. tentu saja dengan bantuan dari Alex dan Erlan selaku dokter di keluarga Alexander.
Sementara El sendiri ia sangat bahagia sedari tadi ia tak berhenti tersenyum, karena pertama kalinya ia masuk rumah sakit dan tak perlu menginap.
El berfikir ini semua karena keluarganya dan El bersyukur atas itu.
"Ini..." ucap Denis menyerahkan Box, yang isinya handphone terbaru berlogo apel digigit itu.
"Loh ini handphone buat siapa?" Tanya El pada Denis (dasar tidak peka bocah, ini kayak si dia)
"Yah buat kamu lah" ucap Denis santai
"Aku kan punya handphone sendiri" ucap El
ia merasa sekarang tidak perlu handphone baru, soalnya El tau handphone itu handphone mahal ia tidak mau merepotkan abangnya, tidak tau saja dia kalau untuk membeli handphone itu hanya seperti membeli permen bagi seorang Denis Aresta Alexander.
"Itu punya kamu ambil aja" ucap Eslan pada adiknya itu
"Tapi disini nggak ada nomor Abang Abang aku" ucap El
Mereka yang disana sedikit kesal karena El menyebut orang lain sebagai Abang selain mereka.
Jadi saat ini yang akan membawa El pulang adalah para cucu keluarga Alexander sementara para orang tua tengah mempersiapkan kedatangan El dan barang barang yang dibutuhkannya.
"Disitu udah ada nomor temen kamu" ucap Axel
"Emeng Abang tau siapa temen El?" Tanya El pada Axel
"Raka Sanjaya, Selo Winarta, dan gio William" jawab Dava enteng
Sementara El membulatkan matanya
"Abang dukun yah, atau Abang mata mata kok Abang bisa tau teman El" ucap El menatap heran Dava
"Yah bisalah, gitu mah gampang El" ucap Dava berbangga diri
"Nanti ajarin El yah" ucap El merentangkan kedua tangannya kepada Dava dengan mata yang berbinar
Sementara Dava tersenyum menang kepada yang lainnya, dan mereka hanya menatap sinis Dava.
"Ayo Abang kita pulang" ajak El di gendongan Dava
"Hmm..." Jawab yang lainnya
Membuat El menyipitkan matanya
"Jangan ngecosplay jadi Nisa sabyan bang nggak cocok" ujar El
Dava yang mendengar gerutuan El tertawa keras membuat El semakin kesal
"Jangan ketawa Abang jelek, nafasnya bau Jigong" ucap El berbohong.
sebenarnya abangnya ini pas ketawa ganteng banget kayak V BTS makanya dia nggak suka, pokoknya bagi El nggak boleh ada yang lebih ganteng dari pada dia, padahal dia mah lebih imut dibandingkan ganteng, tapi yah namanya juga El yah gitu
Dava yang mendengar dirinya disebut jelek menepuk bokong El
"Abang ganteng kayak gini dibilang jelek, matamu kali yang rusak" ucap Dava berjalan keluar dari rumah sakit
Sementara yang lain memutar bola mata malas percaya diri sekali Dava ini, nurun dari Daddy kali yah pikir mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby El [End]
General FictionEzekiel Elliott. A seorang pemuda yang senang akan kebebasan dan terbiasa hidup mandiri harus dihadapkan akan kenyataan bahwa ia adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat protektif dan memperlakukannya layaknya bayi kecil apakah El akan mau men...