El turun dengan digendong oleh Edward. sebenarnya El risih digendong terus tapi pada dasarnya El punya sifat nggak enakan dia nggak nolak itu karena takut Edward sedih dan dia coba untuk menanamkan difikirannya kalau keluarganya memperlakukannya seperti ini karena sudah terpisah lama.
"Ting...!"
Suara lift berbunyi dan keluarlah Edward dan El dari dalam lift tadi semua keluarganya sudah berkumpul di meja makan, semuanya tersenyum ke arah El begitu juga El yang membalas senyuman mereka
"SELAMAT MALAM SEM..Uhuk Uhuk.." ucap El terbatuk karena berteriak
Edward duduk disalah satu kursi dengan memangku El, sementara Lena langsung memberikan air untuk El
"Jangan teriak baby nanti tenggorokan mu sakit" ucap Opa dingin
"Maa..maaf..o..opa" ucap El menunduk takut soalnya Aura sekarang jadi beda dengan tadi dan dia sedang mendapat tatapan tajam dari semua anggota pria Alexander.
"Sudah sudah itu baby jadi takut karena kalian" ucap Oma Raisa menenangkan
"Lanjutkan makannya" ucap Opa memerintah
El yang berada di pangkuan Edward mulai bergerak tak nyaman, sebenarnya El sangat risih di pangku begini ia mau duduk sendiri soalnya.
"Ehmm...dad..aku mau duduk sendiri" cicit El
Suara El sangat kecil hingga Edward harus menajamkan pendengarannya untuk mendengar apa yang El katakan.
"Edward ada apa?" Tanya Erwin yang memperhatikan gerak gerik El sedari tadi
"El ingin duduk sendiri katanya" jawab Edward.
Lena yang mendengar itu langsung pindah duduk dikursi kosong disamping nya agar El bisa duduk di kursinya
Edward pun menurunkan El dikursi dan sukses membuat mata El berkaca kaca
"Hahahahah....cuman kepalanya doang yang muncul" ucap dava tertawa keras
Sementara El sudah menangis ia akhirnya menyadari sependek apa dirinya, terlebih dengan tawa Dava membuat El semakin ingin mengeluarkan air matanya
"Hiks..hiks...hiks..." Tangis El
Dava yang mendengar tangis itu terkejut apalagi sekarang ia dipelototi oleh semua orang
Opa pun berdiri dan membawa El duduk dipangkuannya
"Udah yah sekarang jangan nangis lagi" ucap opa mengelus surai hitam cucunya
"Hiks..hiks...tapi bang Dava ketawain El" ucap El masih menangis
Dava yang namanya disebut menegang
"Eh...eehhh.. bukan gitu baby....maaafin Abang Dava yah...bang Dava nggak sengaja ketawa" ucap Dava kepada El
"Nah itu bang Dava udah minta maaf dilanjut yah makanannya" bujuk bunda
El mengangguk dan menerima suapan dari Opanya, Setelah setengah makanan dipiring itu habis El menahan suapan Opanya
"Opa El udah kenyang" ucapnya mendongak melihat opa
"Tapi ini masih banyak banget nasinya" ucap opa
"Iya dek habisin itu nasinya" seru Derel
"Ih Abang El ndak bisa, kalau dipaksa nanti El muntah" ucapnya kepada Derel
"Huuh..ya sudah" ucap opa pasrah lantas memberi El minum
"Sekarang turunin El yah" ucapnya kepada opa
Sang Opa pun menurunkan El dan membiarkannya ke ruang keluarga dan melanjutkan makannya, namun sebelum itu Erlan memotong dengan berbicara
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby El [End]
Tiểu Thuyết ChungEzekiel Elliott. A seorang pemuda yang senang akan kebebasan dan terbiasa hidup mandiri harus dihadapkan akan kenyataan bahwa ia adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat protektif dan memperlakukannya layaknya bayi kecil apakah El akan mau men...