bab 65

11.8K 831 38
                                    

Sudah dua jam sejak El tak sadarkan diri karena pengaruh obat biusnya, selama itu juga para anggota keluarga tetap setia menunggu sang permata mereka membuka mata

Ouh iya, seluruh keluarga Alexander juga telah berkumpul disana. Bahkan Alex yang harus mengurus pasien darurat juga telah berada diruangan tersebut.

Jangan khawatir Alex tak segila Erlan yang meninggalkan pasien di tengah operasinya, sebut saja Alex masih sedikit lebih normal. Tolong garis bawahi s.e.d.i.k.i.t

Ngomong ngomong soal pasien Erlan tadi, dia berhasil selamat! Ucapkanlah terima kasih pada kai yang datang tepat waktu meninggalkan kencan butanya begitu saja.

Meski Erlan harus mendengarkan celotehan kesal Kai karena katanya wanita tersebut ia tinggalkan begitu saja direstoran bahkan ia belum sempat membayar bill tagihan, bisa jatuh martabatnya sebagai playboy kaya raya kalau begini.

Okay, back to story....

"Kenapa dia belum juga sadar? Bukankah kau bilang cukup menunggu satu setengah jam saja! Ini sudah dua jam!" Ujar Erlan melayangkan protes

"Dasar dokter Abal Abal" ujar Alex mencibir Gerald

Gerald hanya bisa mengusap dada, mencoba untuk bersabar, namun itu semua tak lagi bisa ia tahan

"Heh...anjir gua dokter bukan cenayang mana tahu gua kapan dia bener bener sadar! Itu mah urusan Tuhan!" Jelas Gerald mengurucutkan bibirnya kesal, tidak semua diagnosis dokter selalu benar bukan?

"Plak..."

"Hentikan kau terlihat menjijikkan, seperti jomblo saja" ucap Erlan melayangkan kata kata pedasnya

"Hahaha..." Semua orang tertawa keras tepat setelah kalimat Erlan membuat debutannya di ruangan itu.

"Eungh....!"

Suara kecil membuat mereka langsung terdiam, sontak mereka langsung melayangkan pandangan ke arah sosok kecil yng terbaring di brangkarnya

"Baby...!" Raisa yang berdiri tepat disamping El langsung mengusap rambut halus sang cucu

"Ha...us...!" El berucap lirih dengan suara seraknya

Dengan cepat Axel memberi air tersebut dan membantu sang adik minum

"Makasih...!" Ujar El menatap Axel

Axel mengernyit heran, alisnya bertautan. Mengapa adiknya berterima kasih padanya? Apa adiknya sakit parah? Apa ini benar adiknya? Bukannya El hanya akan diam saja jika itu dirinya

"Baring aja baby!" Ujar Laura mencegah El yang mencoba bangun dan duduk

"Ekhm....maaf nih yah saya bukan babi nyonya!" Ujar El setelah terdiam cukup lama

'Apaan babi babi!, orang ganteng gini dipanggil babi anjir' batin El atau mungkin...?

"Eze...?" Panggil Cello yang sedari tadi bersembunyi karena berfikir El yang terbangun

"Loh paman Cello! Hello bro !" Ujarnya menyapa Cello, aneh memang baru bangun sudah absurd saja tingkahnya

"Bukankah sudah kukatakan untuk mengganti panggilan itu!" Ujar Cello datar, Cello tak tanggung tanggung jika itu adalah Eze

"Hehehe maaf sapi! Eh maksudnya papi!" Ujar Eze menggoda Cello

"Bagaimana kondisimu?" Tanya Cello mendekat ke arah brangkar El

"Baik boss! Eh dimana itu tua bangka yang nyakitin El gua bakal tebas lehernya!" Ujar Eze menanyakan Crocus

"Dia koma tak sadarkan diri setelah menabrak Gio!" Bukan Cello tapi Edward yang menjawab itu

Baby El [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang