El terbangun di brankar ruang khusus di mansion, saat pertama kali ia membuka matanya pemandangan yang ia lihat adalah kedua orangtuanya yang tengah tertidur.
Daddynya tertidur dikursi tepat disampingnya sementara sang mommy tertidur di tempat tidur diruangan itu.
Sejenak El merasa marah, kondisinya seperti ini karena hukumannya kemarin, namun lebih dari itu perasaan bersalah lah yang mendominasi dirinya sekarang.
Seharusnya ia mengerti mengapa keluarganya menjadi protektif padanya, meskipun ia tetap tak membenarkan hukuman opanya namun tetap saja dia juga salah disini.
Melihat wajah lelah orang tuanya membuat El semakin merasa bersalah harusnya ia tak marah dan membentak mereka semalam, perlahan mata doe itu berkaca-kaca dan setelahnya setetes cairan bening terjatuh dari mata indah itu tepat mengenai pipi Edward karena memang posisi El saat ini bukanlah berbaring tetapi duduk.
"El...?" Ujar Edward terbangun merasa ada air yang mengenai pipinya
Edward pun terbangun dan memperbaiki posisi duduknya, saat ia melihat El ia terkejut ternyata anak itu sedang menangis.
"El kenapa nak? Ada yang sakit? Dadanya sesak?" Tanya Edward menggucang tubuh El.
Namun El tidak bereaksi membuatnya semakin khawatir, bahkan Lena yang baru terbangun karena mendengar Edward, juga sudah berdiri disamping El
"El baby? Kamu kenapa?" Tanya Edward mengguncang tubuh El lagi.
Tanpa aba aba El langsung memeluk sang Daddy erat sambil menangis.
"Maafin El Daddy...hiks...El udah nakal!" Ujar El dipelukan sang Daddy.
Edward yang mendengar itu langsung merasa lega dan memeluk putranya erat
"Nggak baby nggak ini semua salah daddy sayang!" Ujar Edward mengusap punggung sempit putranya
Lena yang melihat itu hanya tersenyum, didikan Bu Ratna benar benar luar biasa, putranya memiliki sifat yang sangat baik seperti ini.
"Udah jangan nangis lagi sayang Daddy udah maafin kok, Daddy juga minta maaf karena buat trauma baby kambuh lagi hmmm!" Ujar Edward mencium pucuk kepala El
El perlahan melepaskan pelukannya menatap sang Daddy dengan wajah menggemaskannya.
Edward yang melihat itu tersenyum dan menghapus air mata El dan mengecup mata anak itu, sungguh El adalah kelemahan dan kekuatan Edward.
"Udah jangan nangis, sekarang Baby makan yuk terus minum obatnya, hari ini nggak usah sekolah dulu soalnya baby masih lemah besok kalau udah mendingan baby baru sekolah" ujar Lena mengalihkan fokus keduanya.
"Eung...!" Ujar El mengaggauk.
Namun saat berbalik dan melihat tangannya terinfus anak ini langsung menangis lagi.
" huaaaa....aku nggak mau itu, lepasin infusnya....huaaaa "ujar El menangis
" baby udah yah nanti mommy suruh Daddy lepas yah" ucap mommy menimang El
"Hiks lepas sekarang!" Ujar El merengek pada Lena
"Iya iya ini udah dipanggil Abangnya sama Daddy" ujar Lena
Sementara Edward ia pergi untuk membangunkan Alex.
"Hiks...mommy... sakit....hiks" ujar El terus merengek sembari memperlihatkan tangannya yang membengkak pada Lena.
"Iya bab, ssssttt jangan nangis nak udah yah, nanti jadi susah nafas kalau nangis terus, nanti infusannya nggak jadi dilepas gimana?" Ujar Lena mencoba menghentikan tangis El
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby El [End]
General FictionEzekiel Elliott. A seorang pemuda yang senang akan kebebasan dan terbiasa hidup mandiri harus dihadapkan akan kenyataan bahwa ia adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat protektif dan memperlakukannya layaknya bayi kecil apakah El akan mau men...