Dimansion Alexander saat ini bayi buntal itu sedang menunggu di ruang tamu, ia terus menunggu kedatangan grandpa dan grandmanya, juga eyangnya yang katanya juga akan datang
"Udah baby bobo yuk!" Ajak Lena, karena saat ini masih jam 1 siang sementara Samuel dan Laura akan tiba malam nanti
"Ih mommy nanti grandpa dan grandma pulang gimana?" Tanya El, ia tak berniat ataupun ingin tidur siang saat ini
"Dengar yah baby grandpa sama grandma sampainya nanti malam baby!" Ujar Dinda membantu Lena
"Ah ya udah deh!" Ujar El berjalan lesu menaiki tangga, namun belum sampai kakinya menginjak anak tangga itu ia sudah ditegur oleh sang Opa
"Siapa yang suruh kamu naik itu?" Ujar Fernandes datar dan menatap tajam El
"Kenapa Opa?" Tanya El bingung
"Sini El...!" Ujar Fernandes memanggil El, El sedikit takut karena Opanya tidak memanggilnya baby atau nak atau sayang, itu berarti dia sedang marah
"Kenapa Opa?" Tanya El berusaha santai didekat Fernandes
"Duduk disofa sana!" Ujar Fernandes
El pun menurut dan duduk disofa yang ditunjuk sang Opa
"Yang nyuruh naik tangga siapa?" Tanya Fernandes menatap El
"nggak ada! El mau aja!" Ujar El tersenyum pada sang opa mencoba mengabaikan tatapan tajam yang diarahkan kepadanya
"Kamu kalau sampai jatuh tahu apa yang akan terjadi? Kalau kamu kecapean tahu juga apa yang bakal terjadi?" Tanya Fernandes
"Yah luka kalau jatuh, kalau capek mah ngos ngosan!" Jawab anak ini dengan polosnya
"Itu tahu, kamu tahukan penyakit kamu!" Ujar Fernandes pelan ia mencoba untuk menasihati El bukan memarahi anak itu
"Aku nggak selemah itu kok!" Ujar El menatap Fernandes
Menurutnya dia tak selemah itu, padahal kan Fernandes hanya khawatir bukan mengatakan kalau El lemah
"Opa nggak bilang kamu lemah, tapi tahu nggak mencegah lebih baik dari mengobati El" ujar Fernandes mencoba menghilangkan kesalahan pahaman El
"Dengar ya baby, ada lift disediain buat El kan, buat kita semua supaya apa? kita nggak capek jalannya,tangga itu disediakan jika sewaktu-waktu lift sedang macet atau dalam waktu pemeliharaan" ujar Fernandes lagi
"El nggak akan jatuh kok!" Ujar El menunduk sambil memainkan jarinya
"Baby yang namanya kecelakaan itu nggak mengenal waktu dan tempat, makanya kita sebisa mungkin menghindari kamu tahu nggak? bundamu dan bang Dava hampir nggak selamat gara gara bunda jatuh dari tangga" ujar Opa lagi, ia mencoba untuk membuat anak ini mengerti dengan cara halus
"Ehm...maaf opa, El nggak mikirin itu!" Ujar El meminta maaf, setelah tahu apa yang terjadi pada Bundanya ia menyadari kenapa Fernandes melarangnya menggunakan tangga
"Hah...iya lain kali jangan diulangi!" Ujar Fernandes mengelus Surai hitam Cucunya
"Eung!" Ujar El mengangguk
"Ya sudah El mau naik kan? Nah El boleh naik sekarang tapi pakai lift yah, opa mau balik ke kantor dulu" ujar Fernandes mengecup pipi El
El pun mengangguk, namun dia mengelap bekas kecupan sang Opa
"Jangan cium cium ihhh" ujar El merengek, Fernandes yang melihatnya hanya terkekeh lalu beranjak pergi dari sana,begitu juga El yang mulai pergi menaiki lift
Sesampainya dikamar anak ini melihat jam
"Wah waktunya drama nih" ujarnya setelah melihat jam menunjukkan pukul 14.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby El [End]
Algemene fictieEzekiel Elliott. A seorang pemuda yang senang akan kebebasan dan terbiasa hidup mandiri harus dihadapkan akan kenyataan bahwa ia adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat protektif dan memperlakukannya layaknya bayi kecil apakah El akan mau men...