Malam ini El terbangun dari tidurnya dikamarnya, sekarang ia benar-benar merasa lapar, karena anak ini belum makan siang tadi. Dengan perlahan ia berjalan keluar kamar mencoba menopang tubuhnya yang terasa sangat lemah.
"Tuan muda, mau saya bantu?" Tanya Rex pada El yang nampak kesusahan berjalan.
El hanya mengangguk daripada ia terjatuh, lebih baik ia digendong oleh Rex
"Mau kemana tuan muda?" Tanya Rex saat El sudah ada digendongannya
"El mau turun, mau makan" ujar El pelan
Rex pun mengangguk dan membawa El turun ke ruang makan, nampaknya disana seluruh keluarga Alexander sudah makan sedari tadi, mereka tidak membangunkan El karena anak itu nampak sangat lelah.
"El...?" Ujar Axel melihat adiknya digendongan Rex, seluruh anggota keluarga pun beralih fokus menatap El digendongan Rex
"Kemari...!" Ujar Edward pada Rex
Rex pun berjalan ke arah Edward, sementara El, anak itu tetap menunduk dan tak berani menatap wajah keluarganya.
Saat Rex akan menyerahkan El pada Edward anak itu malah semakin mengeratkan pelukannya, membuat Edward dan yang lain menghela nafas.
"Rex, sini!" Panggil Lena
Rex menyerahkan El pada Lena, sementara El anak itu tidak melawan sama sekali saat akan diberikan kepada sang mommy.
"Baby mau apa sayang?" Ujar Lena mengelus rambut halus El
"Itu mommy!" Ujar El menunjuk pada sate ayam
Lena pun mengambil sate itu, dan mulai menyuapi anaknya ini, setelah selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga, sedari tadi El tidak mau mendekat pada ketiga ayah dan opanya itu. Kalau di ajak bicara pun anak ini hanya menjawab dengan singkat tanpa menatap mereka.
"Hah...El marah?" Tanya Erlan, ia sudah tak tahan dengan kondisi ini.
Sementara El anak itu tidak menjawab ia, hanya menyandarkan kepalanya didada sang mommy yang memangkunya
"El mau apa? Nanti ayah belikan" ujar Erwin namun anak itu tak kunjung menjawab.
"El, itu ditanya Ayah loh kok Nggak dijawab baby?" Ujar Dinda mengusap rambut halus El.
El yang ditanya seperti itu lagi lagi hanya diam, namun tak lama mata itu mulai berkaca-kaca, ia lalu langsung turun dari pangkuan sang mommy dan menuju lift.
Mereka yang melihat itu hanya diam, sepertinya hukuman mereka malah membuat anak itu jadi ketakutan.
"Hah...kita harus membujuk bayi itu!" Ujar Edward menghela nafas lalu mulai berjalan menyusul El.
Sementara El sedang mengunci dirinya dikamar, saat ini ia sedang berpura pura ngambek agar mereka yang menghukumnya menjadi jera.
Anak itu saat ini tengah berada di walk in closet sambil melompat gembira, kenapa disana? Karena hanya tempat itu dan toilet yang tidak terdapat CCTV.
El tidak bodoh, ia berguru dari kesalahannya tadi. Ternyata bukan Rex atau Mr kang yang mengadukannya akan tetapi keluarganya melihat dari CCTV.
"Akting gua bagus juga, keknya udah bisa jadi aktor nih" Ujar El berbangga diri.
"Eh kayak ada yang gua lupain! Tapi apa yah?" Ujarnya mencoba mengingat ingat apa yang ia lupakan
"Ouh iya ada balapan malam ini"
Ia langsung keluar dari ruangan itu setelah meretas CCTV dikamarnya.
Lalu El pun mengikat selimut dan pergi lewat balkon kamarnya, entah nasib yang berpihak kepadanya atau apapun itu akan tetapi saat ini tak ada penjaga sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby El [End]
General FictionEzekiel Elliott. A seorang pemuda yang senang akan kebebasan dan terbiasa hidup mandiri harus dihadapkan akan kenyataan bahwa ia adalah anak bungsu dari keluarga yang sangat protektif dan memperlakukannya layaknya bayi kecil apakah El akan mau men...