16

112K 7K 88
                                    

"Bajunya udah beres belum?"

"Nggak tau. Tanya Mommy aja." Davin mengendikkan bahu acuh. Ia sibuk menatap ponsel.

"Ya udah nanti sekalian kerumah kamu ya?"

"Hm."

**

"By the way, kenapa nggak pake yang kemarin aja?"

"Apanya?"

"Bajunya, Yang. Kemarin kamu sama Kayana ada di kasih seragam kan, sama Jane? Suruh aja pake itu, punya kamu kasih ke Jane."

"Heh!" Ara menampar kuat-kuat tangan Davin yang tengah menggenggam tangannya. Tangan satunya ia pakai buat mengemudi.

"Miskin banget Davin, astaga..." Ara menggeleng dramatis.

"Bukan miskin, hemat aja." Davin terkekeh sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Nggak ya Dave, aku nggak mau. Emang kamu nggak malu?" Ara tentu menolak mentah-mentah usul Davin itu.

"Iya Sayang iya. Bercanda ah, kalo kamu mau aku juga bakal beliin seluruh tamu undangan kita biar bajunya samaan." Davin mencium kilas punggung tangan Ara.

"Tamu kita lima ribu lebih kamu mau beliin seragam?"

**

Ara dan Davin sampai pada kediaman orangtua Davin. Mereka memasuki rumah yang nampak kosong itu.

"Mom?!" Panggil Davin nyaring. Ia mendudukkan Ara pada sofa. Dirinya masih mencari-cari keberadaan seseorang dalam rumah yang benar-benar luas ini.

"Ya ampun, ada Ara? Kok nggak ngasih kabar dulu kalo mau main?" Ara yang semula duduk langsung berdiri dan memeluk Lily yang baru datang dari arah tangga.

"Kirain Dave udah ngasih tau. Eh pas kesini malah sepi." Ara melepas pelukannya. Kedua wanita itu duduk pada sofa.

"Terus, Dave nya mana?"

"Where are you from Mom? I've been around the world looking for you." Davin datang dari arah belakang.

"Lebay! Mom dari ruang baca." Lily membalas pelukan anak bungsunya.

"Kok sepi? Daren sama rombongan kemana?" tanya Davin yang sudah duduk di sebelah Ara.

"Lagi jalan-jalan kayanya. Kalian tumben kesini? Undangan udah di sebar semua kan?"

"Udah Mom, Ara mau nanya soal baju buat Bridesmaids."

"Oh my God." Lily langsung berdiri. "Mom lupa ngasih tau kalo bajunya udah di anter." Lily pun segera beranjak untuk mengambil barang yang ia maksud.

"Ini, yang kiri punya Kayana." Lily menyerahkan paper bag satu persatu.

"Emang beda ya?"

"Beda ukuran Dave."

**

Setelah kembali dari rumah orangtua Davin, Ara mengajak Davin untuk mengantarkan baju-baju itu. Ia tidak enak jika Davin menyuruh mereka kumpul lagi seperti saat membagi undangan. Apalagi si pengantin baru.

"Ke rumah Jane dulu ya. Nanti pas kerumah Kayana sekalian aku pulang." Ara menyenderkan kepalanya ke pundak Davin yang tengah menyetir.

"Rumah Arthur kali. Orang mereka udah pindah."

"Iya? Kok aku nggak tau." Ara menggaruk dahinya.

"Apa sih yang kamu tau?" Davin mencuri kecupan pada puncak kepala Ara.

Setengah jam kemudian mereka sampai pada kediaman Arthur dan Jane. Rumah lantai dua itu menjadi pilihan Arthur untuk menghabiskan sisa waktunya bersama Jane dan anak-anaknya kelak.

D AND A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang