Diruang tamu rumah Arthur dan Jane duduklah ketiga gadis yang sebenarnya dua diantaranya bukan lah gadis lagi.
Ara, Kayana dan Jane. Ara dan Kayana adalah tamu yang Jane undang untuk bagi-bagi oleh-oleh dari negara bunga sakura, dimana negara itu sudah Jane jelajahi selama sebulan terakhir.
"Gue kira lo menetap disana, nggak nyangka gue kalo lo inget jalan pulang."
"Gue nggak inget sih, soalnya gue tidur pas di pesawat."
Kayana menempeleng kepala Jane di sambut kekehan keduanya. Dilain sisi, Ara sibuk menyicipi makanan yang Jane bawa dari Jepang.
"Buset, nggak di kasih makan Davin apa gimana lo? Rakus amat buk." Kayana bergabung dengan Ara yang duduk sendirian di sofa panjang.
Ara tak membalas, dirinya sibuk mengunyah makanan dalam mulutnya. Matanya memejam untuk menikmati cita rasa dari makanan yang ia kunyah.
"Gaya lo kaya cep renaldi" Kayana menenggor tangan Ara membuat makanan di tangan Ara jatuh.
"Renatha!" Ara mendelik kesal sambil memungut makanannya yang jatuh. Belum lima menit.
Jane datang dari arah kamar dengan membawa dua paperbag besar di tangan kanan dan kirinya.
"Asikk jatah jatah jatah..." Kayana dan Ara bertepuk tangan heboh.
Mata keduanya melebar saat paper bag tadi sudah dalam pelukan. Kayana mengeluarkan barang dari tas tadi satu persatu.
"Jangan keluarin jamet! Udah susah-susah gue tata rapih-rapih! Si anjirrrr!!" Jane melotot saat Ara juga melakukan hal yang sama.
"Unboxing time"
Jam tiga sore Ara dan Kayana masih berada dirumah Jane. Ketiganya lupa waktu jika sudah berkumpul. Hingga kedatangan Arthur menyadarkan Ara jika hari sudah mulai petang.
"Pliss kita tuh baru kumpul tiga jam ya sist ya! Tiga jam!" Kayana menunjukkan tiga jarinya.
"Biasanya kita sampe dua puluh empat jam juga gas keun. Lo Ra, baru tiga jam tingkah lo kaya kita disini udah seabad njir!" Protes si gadis yang belum di nikahi pacarnya.
Ara tidak mengindahkan protestan Kayana. Perempuan itu sedang membereskan barang-barangnya juga oleh-oleh dari Jane yang sempat ia keluarkan. Tidak lupa beberapa makanan ringan dari Jepang yang menarik minatnya.
"Kamu liat Thur? Ada cewek yang belum di nikahin pacarnya lagi marah-marah ke istri orang yang harus nyambut suaminya balik dari kantor." Jane menyindir Kayana dengan berpura-pura merapikan kemeja biru navy Arthur.
Kayana mencebik. Perempuan itu lantas kembali duduk di tempatnya semula. "Nggak asik lo semua."
"Makanya nikah!" Ara menggeret tali tasnya yang ketindihan pantat Kayana.
"Gue balik dulu ya. Jane makasih nih sampe kaya mau pindahan." Ara nyengir memperlihatkan tas bawaannya yang berisi oleh-oleh serta makanan ringan tadi.
"Thur, lain kali ajak bini lo keliling dunia biar gue kecipratan. Oiya, gue pengen kacang Arab. Besok ke Arab gih."
"Stress!" Tanggapan Arthur melihat Ara.
Ara menggeret tangan Kayana yang masih merajuk. "Heh! Ayo balik! Dugong! Ayo balik nyet!"
"Gue masih mau maen sama kalian huaaaa.... Thur gue nginep disini ya? Tidur sama Jane tapi. Lo tidur di sini aja nggak apa-apa kan?" Kayana menepuk sofa di sebelahnya.
Arthur melempar tatapan jijiknya lalu berlalu menuju kamarnya. Ara dan Jane terkekeh melihat raut mengenaskan dari Kayana.
"Lo mau di suntik mati suami gue?" Jane membantu Ara untuk menggeret tangan Kayana.
![](https://img.wattpad.com/cover/294591074-288-k935476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND A [END]
RomanceKisah sebuah pasangan kekasih yang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga mereka. Sikap sang lelaki yang bossy dan si perempuan yang penurut. Sangat cocok bukan? *** "Koper aku dimana?" "Disana." Davin menyingkir rambut Ara yang masih ba...