Davin dan Ara tiba di kediaman Davin pada pukul delapan malam. Mereka memutuskan untuk langsung pulang. Karena tidak ada yang perlu di pindahkan seperti pakaian. Mungkin barang-barang Ara akan di pindahkan besok.
Awalnya Oma terkejut saat tau kalau Ara sering menginap dirumah Davin. Ia mengira Ara wanita gampangan yang menjual diri. Sempat terjadi cek-cok antara Galen dengan Oma tadi. Dan Jackson sudah menjelaskan semuanya di bantu dengan Lily. Mereka tidak membiarkan Davin menjelaskan sendiri, yang ada Davin malah emosi dan hilang kontrol.
"Mandi dulu, Sayang." Davin mencium pipi Ara yang sudah berbaring pada ranjangnya. Dirinya sudah selesai mandi.
"Capek." Adu Ara sambil mengelus rahang Davin. Davin mencondongkan badannya hingga wajahnya berada diatas wajah Ara.
"Ganti baju kalo gitu. Gerah aku liat baju kamu." Davin menggeret paksa Ara agar terbangun.
Ara yang sudah bangun pun melanjutkan mandi. Rasanya lengket di badan.
Ara keluar dengan bathrobe. Ia melihat Davin yang shirtless sedang memainkan ponsel. Ara kemudian berlalu dan mengganti baju dengan piama.
"Dave, buka kado yuk!" ajak Ara semangat.
"Emang udah di anter kadonya?"
Ara menunjukkan ponselnya dimana orang rumah bilang kalau kado sudah mereka taruh di depan.
"Capek Ra, ini malam pertama kita masa buka kado." Davin melenguh kesal.
Ara gugup mendengarnya. "Ya kan bisa nanti itunya. Sekarang ayo bantuin angkat kado-kadonya."
Tidak melihat tanda setuju dari Davin, Ara menampilkan wajah memohonnya. Berharap lelaki yang setengah berbaring itu mau menurutinya.
Davin berdecak kesal, namun tak urung ia juga bangkit dan keluar kamar. Ara meloncat bahagia. Setidaknya ia bisa mengulur waktu untuk menyiapkan mental.
Tak lama kemudian Davin datang dengan satu box besar yang dalamnya berisi kado-kado pernikahannya dari orang-orang.
"Yang lain masih di depan. Buka ini dulu aja, besok lagi." ujarnya sambil membuka box tersebut.
Ara mengangguk saja. Tak apa, ia akan memperpanjang durasi.
"Ini nih gepeng banget. Apa ya?" Ara mengambil kado dengan bungkus putih polos dan pita merah diatasnya. Tidak ada nama di luar bungkusnya.
Tanpa lama, Ara pun membuka kado tersebut.
"ELVAN?!" Ara menahan teriakannya melihat sebuah buku yang ia pegang.
"Novel?" tanya Davin.
Ara hendak menangis saja, ia memperlihatkan judul buku itu. 'Panduan Malam Pertama Menurut Islam'
"Hm, bagus juga." argumen Davin.
"Nih dari temen kamu." Davin mengangkat tinggi-tinggi apa yang Kayana kasih.
"DAVE!" Ara secepat kilat menarik baju kurang kain itu. Davin tertawa melihatnya.
"Kayana sialan! Mau ngehindarin malah mancing." gumam Ara pelan sembari mengamankan lingerie tadi.
Kemudian Ara menggapai kado dari Gaga.
"Eh, ini foto kamu ya? Lucu bangeettt." Ara menatap figura yang ia pegang.
Davin yang kepo pun mendekat, "damn."
"Gaga sialan! Foto jamet gue." Davin merebut figura tadi.
"Ih kenapa? Lucu tau." Ara tersenyum menggoda.
Sementara Davin sudah memasang wajah datarnya untuk menutupi rasa malunya. Di figura tadi ada dirinya sewaktu masih bocah sekali bersama dengan Gaga di sebelahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/294591074-288-k935476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND A [END]
RomanceKisah sebuah pasangan kekasih yang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga mereka. Sikap sang lelaki yang bossy dan si perempuan yang penurut. Sangat cocok bukan? *** "Koper aku dimana?" "Disana." Davin menyingkir rambut Ara yang masih ba...