"Kamu serius mau ikut?"
"Kenapa sih Yang? Nggak suka banget kayanya kalo aku ikut."
"Bukan gitu, acaranya jam 2 siang. Kamu juga selalu nolak kalo aku ajak reunian kaya gini."
Davin memiringkan badannya, kepalanya ia sangga dengan satu tangan. "Dulu kan aku sibuk kuliah. Lagian bisa lah aku izin atau pulang lebih awal."
Ara memainkan jakun Davin yang naik turun. "Dulu Arthur sama Malvin nggak pernah absen nemenin Jane sama Kay."
"Aku dulu kaya jomblo tau nggak? Mana ngintilin Malvin sama Kayana mulu lagi. Apalagi si Clara yang mulutnya lemes itu." Curhat Ara mengingat acara reunian tahun tahun sebelumnya.
"Yaudah lusa aku temenin. Tapi tahun kemarin kamu nggak di temenin Raka kan?" tanya Davin yang masih kesal dengan Raka.
Ara mencubit pipi Davin. "Apaan sih? Raka tuh cuma ngasih info Dave. Aku sama dia juga jarang chatingan."
Davin bergumam asal. Tangannya menyingkirkan tangan Ara dari pipinya. Tangan Ara ia bawa keatas kepala Ara agar bibirnya lebih leluasa menelusuri wajah Ara. Dasar pria mesum.
**Hari dimana reuni SMA Kartini pun tiba. Ara sudah izin kepada Davin untuk tidak mengantarkan makan siang suaminya itu. Lagi pula, dari hari ke hari Ara juga semakin jarang mengantarkan makan siang.
"Kok nggak diangkat sih!" Ara menggerutu sambil berjalan bolak balik. Ia terus menekan tombol call pada nomor Davin.
Sudah pukul satu, tapi Davin tidak ada kabar. Harusnya lelaki itu sudah sampai rumah untuk bersiap-siap sebelum menemaninya ke acara reuni.
"Halo Dri, Davin-nya lagi sibuk ya?"
"Tolong bilang-.... Halo? Halo..?? Adrian??" Ara melempar ponselnya ke kasur dengan kasar. Sekretaris suaminya pun sama menyebalkannya.
Jam terus berjalan hingga sudah pukul setengah dua siang. Namun tanda-tanda Davin akan pulang pun tidak Ara dapatkan. Malah ponsel Davin di non-aktifkan sekarang.
"Kenapa Vin?" Tanya Ara yang baru saja mengangkat telfon dari Malvin.
"Ya udah, gue nebeng kalian lagi taun ini." Ucap Ara lesu. Lagi-lagi dirinya harus mengintili Malvin dan Kayana seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jujur saja Ara kecewa. Ia tidak memaksa Davin ikut, lelaki itu sendiri yang meminta. Ara senang bukan main saat itu. Karena ia ingin menunjukkan siapa suaminya dihadapan teman lamanya. Namun lagi-lagi ia gagal untuk memamerkan suaminya itu.
Ara sudah duduk anteng di dalam mobil yang berisi Malvin dan Kayana. Mereka bertiga menuju gedung yang menjadi tempat acara diselenggarakan.
"Santai kali buk mukanya." Goda Kayana yang melihat wajah Ara begitu lesu.
"Gue lagi mikirin jawaban-jawaban buat Clara."
Fyi, Clara itu teman- lebih tepatnya musuh Ara. Perempuan berparas cantik itu suka sekali mencari gara-gara dengan Ara. Dengan cara mengejek dan menuduh Ara yang sudah putus hubungan bersama Davin. Perempuan itu menuduh jika Ara hanya numpang tenar di bawah nama Davin yang melejit. Dan ia tak mempercayai pernikahan Ara dengan Davin karena perempuan itu tidak di undang.
"Lagian laki lo ngapain sih? Kayanya kemaren dia deh yang ngotot pengen ikut"
"Nggak tau! Bikin bad mood tau nggak? Dari jam satu gue telfon sampe kuping gue penyok juga nggak diangkat." Curhat Ara sambil membenarkan make up nya.
Malvin hanya bungkam dan terkadang menimpali obrolan kedua perempuan cantik itu.
**"Arthur sama Jane udah di dalem. Kita langsung masuk aja." Malvin mempersilahkan kedua perempuan itu untuk masuk dulu. Di belakang, ia berjalan dengan sombong karena membawa dua wanita cantik sekaligus.
![](https://img.wattpad.com/cover/294591074-288-k935476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND A [END]
RomanceKisah sebuah pasangan kekasih yang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga mereka. Sikap sang lelaki yang bossy dan si perempuan yang penurut. Sangat cocok bukan? *** "Koper aku dimana?" "Disana." Davin menyingkir rambut Ara yang masih ba...