49

92.1K 5.6K 94
                                    

"Kamu dirumah aja. Jangan kemana-kemana. Jangan makan atau minum sembarangan. Sebelum minum vitamin atau susu, pastiin dulu itu yang kaya biasa atau ngga."

"Iya Davin, iya. Kamu berangkat sana. Udah telat kamu loh."

Davin mengacak rambut rapinya. "Aku khawatir sama kamu, Ra. Aku cuti aja deh."

"Udah berapa hari kamu cuti? Kerjaan kamu gimana Dave? Lagian, I'm fine. Kamu bisa liat sendiri aku sehat." Ara berusaha menenangkan suaminya.

Davin menghela nafas. Pekerjaannya pasi berantakan kalau ia cuti lama-lama. Apalagi meeting diluar kota waktu itu harus ia batalkan begitu saja saat tau Ara dirumah sakit.

"Janji jangan keluar-keluar ya? Kalau butuh apa-apa telfon aku aja. Nanti jam 2-an Mama kesini kalo udah pulang." Davin memberi kecupan lama pada kening istrinya.

Ara memberi senyum terbaiknya. Ia juga mengecup sekilas bibir Davin agar lelaki itu bisa rileks sedikit.

Davin tersenyum, ia berjongkok menghadap perut Ara. "Dad kerja dulu. Kamu jangan rewel sama Mom dirumah. Kalo bisa jagain Mommy. Oke son?" Davin memberi kecupan pada perut Ara.

Ara tetawa mendengar ocehan Davin pada anaknya yang masih didalam perut. Bagaimana bisa anak yang belum lahir itu dipasrahi untuk menjaga Ara?

"Kok tau kalo dia cowo?"

Davin berdiri lagi, "nebak aja."

Sekali lagi ia memberikan kecupan pada seluruh wajah Ara sebelum melambai pergi.
***

Aktifitas yang Ara jalani sekarang hanyalah makan, tidur, nonton, membaca dan berbagai kegiatan membosankan lainnya. Bahkan Davin pun melarang dirinya untuk membuat kue kering.

"Ngapain kita sekarang ya nak?" tanya Ara bermonolog sambil mengusap perutnya.

"Nonton drakor aja gimana? Siapa tau kamu lahir mirip Ji-Chang Wook." Ara terkikik mendengar celotehannya sendiri.

"Tapi jangan mirip-mirip. Nanti Daddy kamu ngamuk." ucapnya lagi seolah anak itu mendengar.

Ara pun mencari drama yang ia inginkan. Tentu saja dengan Ji-Chang Wook sebagai pemeran utama.

"Rewatch aja kali ya." Ia pun memilih untuk menonton ulang drama favoritnya. The K2. Bahkan sudah berkali-kali ia memutar drama itu.

Ara menonton hingga sampai 5 episode saja. Untuk menghindari kengangguran pada tangan dan mulutnya, ia juga membawa satu toples cemilan.

Habis 5 episode. Ara kembali bosan. Ia berbaring di tempat tidurnya. Memilih untuk menghubungi Kayana.

"Halo Bumil" sapa riang Kayana nampak di ponsel.

Ara melambaikan tangannya juga. "Halo juga bumil. Lagi dimana tuh?"

Kayana mengarahkan ponselnya kesegala sisi. Menampakkan suasana tempat makan di dekat pantai bersama suaminya.

"Biasa, refreshing biar nggak bosen."

"Wahh bikin iri aja lo berdua."

Suara tawa Kayana dan Malvin terdengar. "Makanya ajak Dave kesini." itu suara Malvin.

Ara membalasnya dengan tawa.

"Oh ya Ra, lo gimana? Udah oke kan? Sorry nggak bisa jenguk kemarin." ujar Kayana dengan wajah menyesal.

"I'm oke. Lo lihat sendiri gue sebahagia apa sekarang."

"Mana? Nggak ada bahagia-bahagianya tuh." celetuk Malvin.

D AND A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang