20 WEDDING DAY

122K 7.1K 49
                                    

"Cantik banget anak-nya Galen." Kayana memutar-mutar tubuh Ara. Ia sedang melihat-lihat gaun Ara.

"Nggak sopan!" Jane menepuk bibir Kayana dengan tas selempang nya.

"Hehe... Kalo nih bocah udah sah jadi istri Dave, berarti tinggal gue dong yang belum di kawinin?" Wajah sedih Kayana muncul.

"Aaahh cup cup cup..." Ara memeluk Kayana. Jane pun ikut menyusul.

"Nggak nyangka ya kita nikah sama om-om gaje yang godain kita pas SMA." Jane mengusap air matanya yang entah sejak kapan turun. Ia ikut terharu atas pernikahan Ara.

"Iya ih. Nggak nyangka banget. Kayanya baru kemarin deh Davin nabrak gue." Ara flashback awal mula ia bertemu dengan Davin.

"Iya Ra, kayanya juga baru kemarin kita ikut lo ngedate eh malah ketemu cecunguk-nya Davin."

"Mana yang pacaran paling akhir nikahnya yang pertama lagi." Kayana menyenggol badan Jane.

Dulu setelah Ara dan Davin pacaran, di susul Kayana dan Malvin. Arthur dan Jane masih jalan di tempat karena Arthur yang susah mengutarakan perasaannya.

"Ahhh jadi terharu. Langgeng-langgeng ya kita semua." Ara memeluk keduanya lagi.

"Lanjutin, masih gue tonton Kak. Paling setengah jam lagi juga nggak bakal selesai. Yang ada pernikahan lo yang selesai." suara Elvan dari arah pintu membuat ketiganya melepas pelukan.

"Ganteng banget lo cil." Kayana menghampiri Elvan yang memakai kemeja biru beserta celana bahan hitam.

"Ya jelas dong. Mau nikung Bang Dave kudu ganteng dulu." Elvan merapikan jambulnya.

"Ya ilah, bukan kudu ganteng doang, tapi kudu nyadar! Duit lo mah ibarat debut buat kartu-kartu Davin yang berlian." Kayana mengacak rambut Elvan menjadi berantakan.

Elvan sendiri bersiap mencakar-cakar rambut Kayana yang tersanggul rapih.

"Gue banting lo El!"

**

Davin sudah sah di mata Tuhan dan Negara menjadi suami dari Arabella Brianna Gladwin. Statusnya bukan lagi lajang atau menjadi pacar, namun sudah naik menjadi suami.

Tanggung jawab yang ia pegang pun bertambah berat pada hari ini. Hari ini bukan hanya pernikahannya, namun juga peresmiannya menjadi salah satu petinggi di perusahaan Jackson yang berdiri di Indonesia.

Tak ayal jika banyak sekali tamu yang hadir. Hampir seluruh space terisi orang. Namun tidak sedikit pula kursi dan stand makanan di hidangkan. Semuanya terasa sangat pas.

"Insecure gue rasanya duduk sama kalian gini." Malvin memijat pangkal hidungnya.

"Makanya cepet kawin!" Davin memamerkan cincin yang beberapa waktu lalu Ara sematkan pada jarinya.

"Jangan sombong Bang. Gue tikung juga nangis lo ntar." Elvan datang mengambil kue milik Kayana.

"Aelah, kenapa kamu undang sih?" Davin menunjuk Elvan yang cengingisan sambil mengunyah roti.

Ara menggeleng dengan senyumnya.

"Tuh, Kak Ara senyum pas gue dateng. Hilal pebinor udah di depan mata nih."

"Bocil meresahkan nih.." Malvin menyokong Elvan dengan memberikan minuman pada lelaki itu. Kemudian keduanya saling menyodorkan gelas dan cheers.

"Thur, lo bisa suntik mati orang nggak sih?"

"Eits, Bang Arthur mah bespren gue. Nggak kaya lo!" Elvan sudah ancang-ancang pergi saat Davin berdiri.

"Santuy aelah, gue gedor juga pintu lo nanti malem Bang!"

D AND A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang