17

104K 7.2K 122
                                    

H-3 pernikahan Davin dan Ara. Keduanya sama-sama sibuk. Davin sibuk mengecek semua persiapan pernikahannya agar berjalan sesuai rencana, juga dengan kerabat-kerabatnya yang datang dari luar kota maupun keluarganya yang dari New York.

Sedangkan Ara di sibukkan dengan perawatan-perawatan diri. Dari mulai ujung kaki hingga ujung rambut.

Hari ini Ara ke nail salon untuk menghias kuku-kuku cantiknya.

Ara di temani oleh Kayana dan Elvan, tetangga sebelahnya. Karena Jane yang tidak di perbolehkan Arthur keluar-keluar. Entah apa yang dilakukan kedua insan yang baru menikah itu.

"El, nggak mau di kutekin juga kuku lo?" Kayana memamerkan sebelah tangannya yang sudah selesai di pakaikan kutek.

"Kata Abi nggak boleh. Haram!"

"Eh buset, biasa aja dong ngomong haramnya." Kayana menoel lengan Elvan.

Elvan tadi memaksa ikut Ara dan Kayana yang sebenarnya ia tidak tau akan kemana. Karena sekolahnya diliburkan, maka ia bosan dirumah. Alhasil ia mengikuti kedua gadis yang ternyata ke salon kuku ini.

"Bosen kan lo? Lagian ngapain juga tadi maksa-maksa mau ikut?" Ara menangkap raut menyesal dari Elvan.

"Ya gue mana tau, Kak, kalo kalian mau kesini. Gue kira mau makan-makan."

"Otak lo makan mulu!"

"Masih lama nggak sih?" Elvan menyandarkan badannya ke sandaran kursi.

"Bentar elah, mendingan lo keluar. Beliin kita jajan, kayanya es krim rolls di depan enak." Kayana mendorong badan Elvan.

Elvan menengadah kan tangan. "Duit?"

"Nih beli. Sana!" Ara memberikan selembar uang bergambar pahlawan tersenyum lebar.

**

Tiga puluh menit, Ara dan Kayana selesai dengan kuku-kuku cantik mereka. Mereka keluar dan mencari Elvan di sekitar salon.

Elvan melambaikan tangan dari toko seberang. Toko roti.

"Widihh, tadi gue nyuruh cuma beli es krim rolls. Kok nyerempet ampe toko roti ya El?" Kayana berdiri di dekat Elvan dengan tangan terlipat.

"Salah siapa tadi baunya kecium nyampe hidung gue. Kata Abi, manusia tidak luput dari godaan." Ucap Elvan dengan masih mengunyah.

"Dari godaan setan, bukan godaan toko roti!"

"Sama aja Kak, aelah pelit lo mah." Elvan berpura-pura ngambek. "Nih pie kesukaan lo." Elvan lupa jika ia juga membeli pie kesukaan Ara.

Ara dengan girang langsung menyaut sekotak pie. Kemudian ia duduk di samping Elvan dan memakannya.

"Ya ilah, maniak makanan di gabungin sama maniak pie. Bye saja lah."

**

"KOK DAVIN TAU KALO GUE PERGI SAMA ELVAN?"  Ara berteriak nyaring membuat Kayana dan Elvan yang semula tengah karaokean di mobil menjadi terganggu.

"Lo ya Kay?"

Kayana melakukan senyum Pepsodent. "Peace, tadi pas lo berdua makan di toko roti gue poto. Jadiin snap." Kayana menunjukkan snap yang ia maksud.

Ara menggeram kesal. Padahal ia sudah mati-matian tidak meng-upload snap hari ini. Padahal jiwa-jiwa selebnya muncul saat melihat kuku-kukunya yang sudah di hias sedemikian rupa.

"Tuh kan dia video call."

Ara berdeham terlebih dulu. Ia membenarkan letak rambutnya. Kemudian ia menyuruh agar Kayana dan Elvan diam.

D AND A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang