aku ambil dari saran terbanyak
jadi kalo ngga ada halangan aku bakal update setiap harinya
fyi, aku udh ada celengan beberapa part. jadi nggak mendadak bikinnya
makasih banyak yang udah beri masukan
and happy reading💜
***
Ara berniat untuk memastikan pikiran buruknya. Apakah Davin serius saat mengatakan ingin meeting di luar atau hanya untuk menghindarinya.Ara kini tengah menyusun rapi makanan yang ia buat sendiri. Sebuah desert. Ia hanya ingin memastikan kebenaran tentang perkataan Davin tadi pagi. Makanan yang ia bawa hanya sebagai alasan.
"Permisi, Davin ada di ruangannya?" Ara memilih untuk bertanya lebih dulu ke resepsionis.
Sang resepsionis yang mengetahui siapa Ara pun tersenyum ramah. "Mohon maaf Bu, Pak Davin-nya sedang berada di luar." Jawabnya ramah.
Ara mengangguk. Entah kenapa hatinya merasa lega. "Kalau boleh tau, kapan baliknya?"
Lagi-lagi resepsionis tadi tersenyum. "Saya kurang tau untuk masalah itu. Maaf kalau lancang, tapi Ibu bisa tanya langsung ke Bapaknya."
Ara meringis. Benar juga, kenapa ia tidak bertanya sendiri pada Davin?
Ara mengangguk kemudian tersenyum kaku. Sekarang ia bingung, apakah ia akan tetap disini menunggu Davin atau lebih memilih pulang?
"Emm, boleh saya titip ini buat Davin?"
Awalnya perempuan muda yang menjabat sebagai resepsionis itu bingung. Namun ia cepat-cepat menutupinya dengan senyum ramah. "Boleh Bu, nanti akan saya sampaikan amanahnya."
**
Di sinilah Ara sekarang, di restoran untuk mengisi perutnya. Restoran yang bisa di bilang mahal jika ia hanya datang sendiri.Sebelumnya Ara sudah reservasi saat perjalanan menuju restoran. Ia naik taksi kesana karena mobilnya belum ia ambil di rumah orangtuanya.
"Atas nama Arabella? Mari ikut saya."
Ara duduk sendirian dengan segelas vanilla latte. Ia meneliti sekeliling guna menghilangkan rasa jenuh.
Tak sengaja matanya melihat dua orang yang baru saja keluar dari privat room. Mata Ara menyipit guna memperjelas pandangan.
"Dave?" Tanya Ara pada dirinya sendiri.
"Sama Stella?"
Fokus Ara pecah saat tiba-tiba pelayan restoran mengantarkan pesanannya. Juga Davin yang sudah masuk kedalam mobil di ikuti Stella setelahnya.
Ara menggelengkan kepala harap-harap apa yang ia lihat salah. Lagi-lagi fokusnya terpecah ketika sang pelayan menyapanya.
Pukul dua siang Ara sudah sampai di rumah. Dua jam lagi Davin akan pulang. Sembari menunggu kepulangan suaminya, Ara memilih untuk bertanya kepada Davin tentang kebenaran yang ia lihat tadi.
Ara bertanya, dengan siapa Davin makan siang hari ini. Lama Davin menjawab, akhirnya Davin memberi jawaban jika lelaki itu makan siang dengan Adrian sekretarisnya selepas meeting.
Jantung Ara berdetak cepat saat Davin membohonginya. Memang belum bisa di pastikan jika yang ia lihat tadi adalah Davin, namun jika di ingat-ingat, jas, kemeja dan semua pakaian lelaki itu kenakan mirip dengan pakaian Davin yang ia pilihkan pagi tadi.
"Kenapa harus bohong?" Ara menangis membaca pesan Davin tadi.
**Keadaan makan di meja makan masih sama. Hening tanpa ada kehangatan diantara sepasang suami-istri itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/294591074-288-k935476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND A [END]
RomanceKisah sebuah pasangan kekasih yang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga mereka. Sikap sang lelaki yang bossy dan si perempuan yang penurut. Sangat cocok bukan? *** "Koper aku dimana?" "Disana." Davin menyingkir rambut Ara yang masih ba...