Break free

450 31 6
                                    




Warning 21+





2021


Ladies and gentleman

I present to you..

The ex


Rose tak lagi memperhatikan jalan saat ponselnya itu meminta perhatiannya. Rose tak akan tau dirinya telah sampai di tujuannya kalau tidak karena interupsi dari sosok di sebelahnya itu "Liat apa sih di hp?" Seketika fokusnya kembali. Ternyata mobil itu sudah berhenti entah sejak berapa lama.

"Ah Sonya imess aku" Pria itu hanya mengangguk "aku duluan ya. Udah ditunggu soalnya" dengan tergesa Ia mengambil barangnya, keluar dari mobilnya itu tanpa ada basa - basi. Berharap cowok di sana mengertinya.

Baru Rose melangkahkan kakinya, telinganya itu lantas menangkap sebuah panggilan "Sayang" badanya itu berbalik. Menemukan Jeffrey yang tengah memanggil dari jendela mobil yang terbuka.

Dengan raut penasaran, Rose mendekat "Kenapa? Ada  yang ketinggalan?" Anggukan Jeffrey membuat Rose menerka - nerka apa yang Ia tinggalkan di sana.

Garis bibir yang berubah mengartikan Rose mengerti kalau yang dimaksud Jeffrey itu bukan sebuah barang. Sontak Rose mencondong tubuhnya tepat merasa jika jaraknya sudah dekat. Enggan memberi kesempatan bagi Jeffrey tuk menjelaskan, bibirnya terlebih dahulu membungkam bibir manis itu.

Rose sempat merasakan Jeffrey tersentak. Tapi berkat intuisi lelakinya, detik selanjutnya tangan Jeffrey mulai menjelajah di tubuhnya. Tidak terhalang pintu mobil sekalipun, Jeffrey membalas lumatannya. Menekan di tengkuk, bagai tengah menitahkan dirinya untuk lebih memperdalam permainan bibirnya.

Di antara nafas terengah, bibirnya menggembangkan senyum paling indahnya. Rose jatuhkan kecup singkat di pipi Jeffrey "See you at home, baby" Rose usak gemas rambut Jeffrey sebelum akhirnya Rose meninggalkan lelakinya itu dengan tenang.

Heels hitam dipacunya lebih cepat. Rose tidak ingin tamunya menunggu lebih lama. Separuh lagi gadis itu ingin segera mengenyahkan rasa penasaran terhadap siapakah gerangan yang tengah menunggunya, setau Rose hari ini tak ada jadwal bertemu client.

Rose menutup kaca setelah memastikan penampilan darinya memadai. Tepat di angka lima belas, gadis itu membawa dirinya tuk keluar dari bilik besi. Berjalan dengan penuh wibawa, melewati tiap karyawan yang tengah membungkuk. Yang Rose balas dengan sebuah senyum tipis, sekedar memastikan agar gadis itu tidak dicap sombong belaka. Walau masih banyak juga yang nyinyir akan tiap hal dari dirinya. Namanya manusia, kita ngga akan bisa memuaskan tiap kepala. Jadi itu semua percuma, Rose sudah lelah melakukannya.

Terima kasih pada Jeffrey yang sudah bantunya sadar. Atau mungkin, pada lelaki ini juga..

Nafas Rose tak sadar tercekat, tepat pada belah mata jatuh pada sosok di sana. Posturnya, suaranya bahkan wanginya tak asing bagi Rose. Membuat pikirannya itu terjatuh pada sebuah memori indah, sebelum semua itu berubah menjadi kutukan. Entah mengapa dunia senang bercanda. Menghadirkan lelaki yang setengah mati Rose lupakan, kini terduduk di ruangan dengan senyum manis menyapa "Hai, Rosie"

"Berhubung Ms. Orlando sudah datang, sepertinya saya permisi terlebih dulu"

Rose menerbitkan senyum, menatap Sonya yang kini berpamit meninggalkannya berdua. Gadis itu sempat menghirup nafasnya panjang sebelum akhirnya mulai mendekat. Melupakan masa lalunya. Dengan penuh keanggunan yang dimiliki, Rose menjatuhkan pantat pada sofa hitamnya. Menyapa tamu itu menggunakan senyum terindahnya "Wah.. what's the matter to the honorable sir Sebastian comes into his ex office?" Rose menyandarkan tubuhnya, menyilangkan kaki ramping menjadi satu kesatuan "Aren't you miss me, are you?"

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang