57. epilog

2.2K 97 2
                                    

Nyatanya, takdir tak pernah bisa di tolak atau di batalkan.

Orang yang pernah kau benci kini menjadi orang yang benar-benar sangat kamu sayangi

Tatapan tajam yang selalu di tunjukkan sekejab berubah menjadi tatapan cinta.

Akhir kisah ini membuktikan jika apa yang akan terjadi hari esok mungkin bisa menjadi sebuah kejutan ataupun sebuah duka.

Dari dua insan yang tak saling mengenal, lalu saling benci kini semuanya berubah menjadi saling mengasihi.

Untuk kesekian kalinya polisi datang mengunjungi rumah besar yang kini hanya di huni oleh dua orang remaja yang sekarang hanya tinggal berdua tanpa adanya mama dan juga papa. Kini sudah berjalan dua bulan sejak kejadian dimana mama Aqkhas juga Bagas meninggal dan pelaku pembunuhan belum juga tertangkap.

Beberapa kali kasus ini akan di tutup karena tidak ada titik terang namun Aqkhas juga Bagas  berusaha untuk tetap melanjutkan kasus ini dan menemukan pelakunya. Mereka tak kan membiarkan si pelaku berkeliaran bebas begitu saja tanpa menanggung perbuatan yang telah di lakukan.

"Selamat siang saudara Aqkhas," sapa polisi itu ketika sudah berada di dalam rumah Aqkhas.

"Pagi pak, ada apa?" Langsung saja Aqkhas bertanya tanpa mau berbasa-basi.

"Kami berhasil menemukan titik terang, kami juga sudah mendapatkan seseorang yang mempunya ciri-ciri sebagai pelaku pembunuhan mama anda."


Wajah Aqkhas seketika berubah menjadi sangat serius. Polisi menyerahkan sebuah amplop map coklat yang tertutup dengan rapat itu kepada Aqkhas. Tidak mau menunggu lama Aqkhas menerimanya dan juga langsung membuka amplop map itu dengan perlahan.

Harapannya kali ini semoga semuanya akan usai, yang selama ini menjadi misteri akan selesai. Aqkhas lelah hidup dengan banyak pertanyaan dan juga pencarian. Dalam hati ia masih belum bisa menerima kepergian orangtuanya yang pergi secara tragis karenanya. Dua bulan terakhir ini ia selalu dihantui oleh rasa bersalah, Aqkhas ingin semuanya berakhir namun nyatanya tak kunjung berakhir.

"Foto?" Polisi itu mengangguk.

Perlahan Aqkhas keluarkan beberapa Foto lalu yang terakhir terdapat semua memori. Memori itu pasti berisi sebuah bukti, semoga saja isi dari memori card itu jawaban dari semuanya.

"Ma-marvin?" ucap Aqkhas sedikit terbata ketika melihat sebuah foto yang di dalamnya terdapat Marvin--sahabatnya sedang mengunjungi Rean juga papa Rean yaitu Wijaya.

Aqkhas menggeleng, menolak semua dugaan yang ada di otaknya. Apa hubungan Marvin dengan dua orang itu? Mengapa Marvin berada di sana dan kenapa bisa ada di sana?

"Anda kenal?" Aqkhas jelas saja mengangguk, Marvin adalah sahabat dan teman bermainnya mana mungkin ia tidak kenal.

"Dia pembunuh mama anda," ucap Polisi itu membuat Aqkhas diam mematung seketika.

"Coba lihat beberapa foto lagi," ujar Polisi itu memberikan foto-foto lainnya yang masih terbalik.

Aqkhas membalikkan semua foto itu dan betapa terkejut dirinya melihat semua foto itu berisikan foto Marvin. Ada foto Marvin sedang berkunjung ke sel, ada foto Marvin sedang berada di dalam mobil sambil mengarahkan sebuah pistol, lalu ada foto Marvin berusaha menyelinap kerumah Aqkhas.  Foto terakhir Aqkhas sangat terkejut, dalam foto itu berisikan foto ia sedang menembak mama Aqkhas.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang