Annyeong yeorobun.
Selamat membaca dan mohon maaf jika masih ada typo.______________________________________
"Selamat datang putra Ardanio!!" Semuanya menoleh ke arah Aqkhas dan Bia yang baru saja masuk, mereka berdua hanya diam menatap ada beberapa orang berpakaian rapih dan ber jas.
Melihat dari mereka mengenakan jas Aqkhas bisa menyimpulkan jika itu adalah kolega atau mungkin partner kantor papanya. Aqkhas hanya menatap mereka datar, matanya melihat sekeliling dan seketika berhenti ketika pandangannya bertemu dengan pandangan mamanya. Ada sedikit rasa bersalah ketika ia melihat sang mama saat mengingat ucapannya kemarin terhadap Lisa sang mama.
"Bagus sekali, aku tidak perlu menyusun rencana apapun untuk bertemu dengan mu nak." Pria itu menyeringai membuat Aqkhas tidak suka melihatnya, wajah yang mulai keriput itu nampak bahagia ketika melihat Aqkhas.
"Maksud anda?" Aqkhas mencoba bertanya apa maksud dari ucapannya pria itu.
Bukannya menjawab ia malah tertawa dan mengabaikan pertanyaan Aqkhas. Malas meladeni Aqkhas menggandeng tangan Bia lalu berjalan melewati pria itu dan hendak naik ke atas, belum sempat Aqkhas menaiki anak tangga tiba-tiba langkahnya terhenti saat pintu rumah nya terbuka dengan kasar dan menampakkan sekitar empat pria dengan pakaian serba hitam, mirip sekali dengan tukang pijit yang selalu menguntit Aqkhas.
"Datang juga," ucap pria yang sama, yang tadi berbicara pada Aqkhas.
"Kalian semua sudah masuk dalam jebakan saya hahahaha!!" Tawanya di akhir kalimat, mereka yang tidak mengerti apa yang barusan pria itu ucapkan hanya menampakkan wajah bingung. Aqkhas yang tidak tahuenahu pun ikut bingung, apa yang di maksud pria tua ini? Mengapa ia selalu tersenyum ketika melihat ke arahnya? Apa mungkin pria itu menyukai Aqkhas? ah tapi yang benar saja, masa iya pria itu menyukai Aqkhas yang notabenenya adalah pria, satu jenis dengannya.
"Maksud anda apa ya pak?" Seketika pria itu berbalik badan dan melihat ke arah si penanya yaitu Arnadio, ayah dari Fano dan adik dari Ardanio papa Aqkhas.
"Maksud saya?" Ia malah bertanya balik, Aqkhas saja yang hanya mendengar sudah kesal, apalagi ayah Fano.
"Saya sudah lama menunggu hari ini, hari di mana kalian akan jatuh." Lagi-lagi ucapannya membuat yang lain bingung, sebenarnya apa yang pria itu mau.
"Kau Ardanio––rencanamu sudah berantakan, hari ini aku akan menyelesaikan nya." Ardanio yang masih bingung menatapa ke arah pria itu, rencana apa yang ia maksud, lalu apa yang akan ia selesaikan.
Rumah Aqkhas saat ini menjadi hening, hanya pria itu saja yang sedari tadi berbicara. Aqkhas yang tidak tahu urusan orangtuanya hanya diam di tempat bersama Bia, niatnya untuk ke atas ia batalkan karena sangat penasaran. Apa mungkin ini jawaban dari semuanya? Jawaban dari maksud si tukang pijit dan jawaban tentang sang papa yang mencoba melenyapkannya.
"Maaf, maksud nya bagaimana? Saya tidak paham maksud anda," balas Nio yang memang tidak tahu menahu apa maksudnya.
"Maksud saya ini!!" Pria itu mengangkat tangannya seperti memberi isyarat lalu keempat pria berpakaian hitam mirip tukang pijit penguntit Aqkhas menodongkan sebuah pistol yang mereka ambil dari saku jaketnya.
Semua mata tercengang, kaget dan tidak menyangka jika mereka membawa senjata tajam. Masing-masing dari mereka mengarahkan pistol itu ke segala arah, ada yang mengarah pada Aqkhas, pada Ardanio dan juga kepada para rekan kantor lainnya yang tidak tahu apa-apa.
Bia yang melihat semua itu hanya bisa diam, ia tidak tau mau melakukan apa. Kabur? Bia tidak mungkin bisa kabur sedangkan salah satu dari mereka berada pada pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQKHASKAF [SLStory]
Novela JuvenilIni kisah tentang seorang AQKHASKAF, laki laki tampan yang katanya nyaris perfect. Aqkhas si laki laki dingin, sombong, kasar dan sedikit kejam. Tidak akan ada yang bisa membuatnya tenang jika itu bukan maunya. Tidak akan ada yang bisa membuatnya L...