Maafkan jika ada typo berterbaran gaessss.
Kasih tau kalo ada typo yah
______________________________________
Hari ini sekolah sangat ramai tepat saat Bia baru saja tiba di sekolah. Gadis itu berjalan menyusuri koridor untuk sampai pada kelasnya. Banyak yang memandang sinis serta berbisik membicarakan nya yang tak jarang Bia bisa mendengar kan apa yang mereka katakan."Eh liat tuh si Bia, ga punya malu banget"
"Gimana gimana maksudnya?"
"Lo liat nih foto, ih gatel banget jadi cewek".
"Kemaren Bagas, sekarang Aqkhas cihhh Maruk"
"Dasar cewek gatel iyuhhh"
"Sok cantik banget dasar"
"Eh liat tuh kak Bia, kasian ya kemaren kejebak di tawuran"
"Alah paling sengaja"
"Mana ada bahaya disengajain dodol"
Sebagian pembicaraan mereka dapat Bia dengar dengan jelas. Tak mau ambil pusing, Bia menganggap semua itu adalah pujian. Kakinya melangkah lebih cepat dan kupingnya sengaja ia tuli kan agar tidak mendengar kata kata yang kiranya akan membuatnya jadi terpancing emosi.
Di depan kelasnya ada dua gadis yang sepertinya menunggu dirinya dari tadi. Bia dapat melihat jelas raut wajah keduanya yang penuh cemas. Pasti mereka mencemaskan nya karena kemarin mereka terpisah di tengah tawuran. Dua gadis itu adalah Naina dan Sheiza, mereka belum sempat bertukar kabar dengan Bia sejak kemarin, mungkin karena shok berkelanjutan.
"Kalian kerja sampingan jadi satpam?" Bia memandang mereka tanpa ekspresi.
"Ih ya enggak lah Bi" bantah Naina yang di balas senyum oleh Bia. "Maafin gua kemaren ga nyariin Lo" lanjutnya, matanya sedikit berair membuat suasana jadi haru.
"Iya Bi, kemaren kita langsung pulang pas Fano sana Arsen nolongin kita. Gua udah bilang gamau pulang tapi kata Arsen harus pulang karena bahaya" Bia mengerti, ia tidak marah pada sahabatnya toh ini semua kesalahannya.
"Iya gua tau, lagian gua ga kenapa Napa kok. Udah Nai sana ke kelas bentar lagi masuk" titah Bia setelah melirik jam yang ada di dalam kelasnya.
"Ga marah kan? Kita masih tetep sahabatan kan?" Lagi lagi mata Naina berair.
"Iya Nai, udah sana bentar lagi bel. Apa Lo mau nunggu pak Baron yang manggil?" Dengan gesit Naina menghapus air matanya lalu melihat sekeliling. Belum ada pak Baron dan tandanya ia masih ada waktu untuk segera masuk ke dalam kelas nya agar tidak mendapatkan ocehan dari bapak kepala plontos itu.
Setelah Naina pergi kini hanya ada Sheiza dan Bia, keduanya memutuskan masuk ke dalam kelasnya karena bel memang akan segera berbunyi.
"Soal Lo di tolongin Aqkhas itu bener Bi?" Sudah Bia duga, pasti Sheiza akan bertanya tentang ini padanya. Tapi untuk apa juga Bia tutupi toh memang benar jika Aqkhas yang menolong dirinya.
Keduanya duduk di bangku milik Bia. Sheiza duduk di bangku Aqkhas karena sang pemilik dan Teman temannya belum terlihat batang hidungnya sedari tadi.
Bia menceritakan semuanya dari awal mereka terpisah, Bia yang selalu kena pukulan meleset dari siswa Lentera hingga ia di selamatkan oleh Aqkhas. Bia menceritakan sesuai apa yang dia alami kemarin tanpa ia kurang kurangkan bahkan dilebihkan.
"Ya ampun udah kayak pangeran gitu yah? hmmmm aku bayangin dulu ah" Bia hanya memandang Sheiza datar. Sahabat barunya ini persis seperti Naina cuma Sheiza lebih waras dari Naina dan juga lebih dewasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
AQKHASKAF [SLStory]
Teen FictionIni kisah tentang seorang AQKHASKAF, laki laki tampan yang katanya nyaris perfect. Aqkhas si laki laki dingin, sombong, kasar dan sedikit kejam. Tidak akan ada yang bisa membuatnya tenang jika itu bukan maunya. Tidak akan ada yang bisa membuatnya L...