Ini kisah tentang seorang AQKHASKAF, laki laki tampan yang katanya nyaris perfect.
Aqkhas si laki laki dingin, sombong, kasar dan sedikit kejam. Tidak akan ada yang bisa membuatnya tenang jika itu bukan maunya.
Tidak akan ada yang bisa membuatnya L...
Masalah akan datang kapan saja, namun cinta sejati akan datang hanya untuk sekali saja.
-Fiko dirgantara-
______________________________________ Follow ig @wattpadrdz yah, di sana ada info info sedikit yang bisa di ketahui hehehehe
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Janji Aqkhas kalau jadian sama Bia bakal buat tiktok juga timtoknya ada di ig itu yah.
°°°°°°°°°°
Akhirnya waktu pulang sudah datang, bel tanda berakhirnya pelajaran pun sudah berbunyi. Bu Sila, selaku wali kelas dan juga guru bahasa Inggris itu baru saja keluar dari kelas IPA satu, kelas bimbingan nya yang nakalnya melebihi anak SD.
Pagi tadi hingga pulang Aqkhas tidak menyapanya, melihat atau bertatap mata pun tidak. Bia merasa kelasnya mendadak sepi, lawakan receh Arsen, Fiko, Fathan dan Marvin hari ini hilang seperti di telan bumi.
"Bi, duluan ya." Bia hanya mengangguk ketika Fathan berbicara, ia juga tidak tau mau membalas apa selain anggukan.
"Nungguin gua ya?" Bia di kagetkan dengan kedatangan Haikal yang tiba-tiba.
Sebenarnya Bia masih malas untuk berjalan pulang menuju gerbang, ia masih mau melihat dan memastikan Aqkhas, pacarnya itu dari tadi belum juga keluar dari dalam kelas. Apa mungkin Aqkhas akan keluar ketika Biq sudah pulang? mengapa Aqkhas begitu marah padanya? padahal kan jika Aqkhas bertanya baik-baik Bia akan membalas dan juga memberi tahu jika Bia juga tidak tahu masalah ini.
"Lagi mikirin apaan si? keliatan cemas banget." Bia hanya tersenyum tanpa membalas pertanyaan yang Haikal berikan padanya, Bia bukan tipe orang yang gampang terbuka pada setiap orang, apalagi Bia juga belum terlalu akrab dan kenal dengan Haikal.
"Kalo gua ga salah denger, Lo pacaran sama Aqkhas?" Bia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Haikal, kenapa saat Bia sedang bermasalah Haikal malah menanyakan itu? membuat Bia semakin kepikiran Aqkhas saja.
Mencoba untuk terlihat biasa saja, Bia tersenyum ke arah Haikal. "Iya, kenapa?"
"Yah, keduluan." Suara Haikal sangat pelan, Bia mendengarnya tidak jelas, mungkin hanya seperti deheman atau gumaman yang Bia dengar.
"Barusan Lo ngomong apa? gua yang budek apa Lo yang kepelanan ya?" Bia sedikit tersenyum agar obrolan mereka tidak terlalu kaku dan datar.
Haikal bernafas lega, Bia tidak mendengar ucapannya. "Ah enggak, gua ga ngomong apa-apa."
"Oh, berarti gua salah denger." Bia hanya menampakkan deret gigi putihnya lalu pandangannya Fokus ke depan.
"Gua duluan, Lo hati-hati." pamit Haikal saat sampai pada motornya. "Mau gua antar, tapi gua lagi ada perlu, lain kali aja ya." Hanya senyuman yang Bia tunjukkan untuk membalas ucapan Haikal, setelahnya Bia kembali pada wajah datarnya dan menunggu Alif yang sedang dalam perjalanan.