05

3.3K 254 36
                                    

Please jangan jadi siders
Jangan lupa vote jika baca part ini ya, jempol nya jangan pelit.

•°•°•°•°•

Gadis dengan rambut se bahu disertai poni yang menambah kesan imut itu kini sedang berada di kamarnya, memeriksa tasnya dan mengambil buku kosong milik Aqkhas yang tadi di berikan padanya sepulang sekolah.

"Ngerjain sendiri deh." Bia membuka buku cetak dan akan mulai merangkum materi yang besok Bu Ilma akan bahas.

Belum sempat Bia memulai rangkumannya, namun ponselnya tiba-tiba berdering, dengan segera melihat notifikasi dari siapa dan disitu tertera nama yang Bia sama sekali tak merasa pernah menamai seperti itu.

"Cih, sok perfect." Batin Bia tidak setuju dengan nama yang tertera pada layar ponselnya.

Aqkhas perfect!!

Gua di Dpn rmh Lo, keluar bawa buku Lo!! Ga ada sesi tanya jawab!!

Keluar!!!!

Bia membukanya, membaca pesan itu lalu melihat keluar dari jendela kamarnya. Benar, Aqkhas berada di luar. Bia kira Aqkhas hanya pencitraan bilang ingin mengerjakan, namun ternyata kali ini Bia salah.

Dengan cepat Bia keluar dari kamarnya, menuju ke bawah menghampiri Aqkhas yang ada di luar gerbang rumahnya.

"Bisa ga buat cepet?! Lama!" kata Aqkhas yang sepertinya menunggu lama.

Gadis itu membuka kunci gerbang rumahnya, ia berdiri diam saja tanpa bertanya atau menyapa Aqkhas sedikitpun. Tanpa di persilahkan Aqkhas berjalan masuk, meninggalkan Bia yang wajahnya sangat tidak suka dengan kehadiran laki-laki itu.

"Mana bukunya? Sini!" Dengan cekatan Bia memberikan buku tulis serta buku cetak bertuliskan pelajaran sejarah itu.

Aqkhas membuka buku, membaca lalu menulis. Baru dua baris, ia langsung memberikannya pada Bia. Dugaan awalnya memang benar kan, Aqkhas pasti hanya pencitraan saja. Bia mengambil buku itu, menatap tajam Aqkhas seperti ingin menelannya hidup-hidup.

"Apa? Mau protes Lo?" icapnya sinis melihat Bia yang memberi tatapan tajam padanya.

Bia memilih menulis dan mengerjakan tugas itu, belum ada lima menit Bia menulis, tiba tiba keramaian menghampiri rumahnya, suara berisik motor memenuhi indera pendengaran Bia, bisa dilihat jika itu adalah teman-teman Aqkhas. Di sana ada Arsenal, Fathan, Fiko, Marvin dan entah ada sekitar tujuh atau delapan lainnya, Bia tidak mengenal bahkan pernah melihat pun tidak.

"Apa maksud Lo? This is my home!" ucap Bia kesal pada Aqkhas yang membawa banyak teman-temannya.

"Siapa bilang rumah gua?" balas Aqkhas yang sangat-sangat menyebalkan.

"Widih Khas, cantik juga temen kelas Lo, boleh lah kenalin." Laki-laki dengan balutan Hoodie warna biru itu menatap Bia dengan tatapan menggoda namun Bia sama sekali tidak tergoda, melainkan jijik.

"Bia kalo ga pake baju sekolah ternyata lumayan cantik juga euy," kata Arsen yang disetujui oleh Marvin.

"Bukan lumayan cantik, cantik banget malahan," sambung Fiko. "Gua pacarin ah siapa tau, mau sama gua," lanjutnya yang langsung  di beri hadiah toyoran dari teman-temannya.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang