42

1.3K 91 62
                                    

Maafkan jika masih ada typo

10 vote gapapa deh, ku putuskan up part ini
______________________________________

Seminggu sudah berlalu, sekolah di pastikan aman oleh pihak kepolisian. Tidak ada orang yang mencurigakan yang terlihat berkeliaran setelah kejadian tembakan itu. Aqkhas dengan kondisi yang membaik juga sudah tidak memikirkan kejadian itu, melupakan semua yang menguras emosinya. Hubungan dengan papanya semakin tidak baik, bahkan bertatap muka saja Aqkhas sudah tidak sudi.

Sejak kejadian itu Aqkhas jarang menginjakkan kakinya di rumah, Aqkhas lebih sering pulang ke rumah Fano, di sana Aqkhas bisa merasakan yang namanya keluarga di banding rumahnya yang seperti bangunan kosong tak berpenghuni.

"Gua dapet kabar," Marvin membuka suara. Saat ini mereka sedang berada di rumah Fiko, sudah lama mereka tidak berkumpul di luar jam sekolah. Mumpung ada waktu luang, yang punya pacar tidak jalan dengan pacar, seperti Arsen dan Aqkhas. Yang punya gebetan sedang tidak pendekatan, seperti Marvin dan Fathan. Lalu yang hanya sebatas teman tanpa kepastian tidak sedang ada pertemuan, seperti Fano.

"Apaan beb?"

"Sumpah gua geli Ko," balas Marvin yang medapat ucapan begitu dari Fik.

"Apa?"

"Api?"

Balas Aqkhas dan Arsen bersamaan. Mereka semua jadi penasaran berita apa yang Marvin bawakan, sepenting apa dan apakah ada hubungannya dengan mereka.

"Sepulang sekolah, kalo gua ga salah denger dari papa Lo sama papanya Fano, anggota unlimited misterius itu bakal muncul." hampir saja mereka melupakan hal itu, rasa penasaran yang terus membesar akhirnya akan segera hilang. Mereka semua sudah sangat lama memendam rasa penasaran itu, mungkin sudah di tahun setengah karena sekarang mereka sudah kelas dua belas dan berada di semester dua.

"Lo nguping?" tanya Fano khas dengan wajah datarnya.

Marvin hanya nyengir melihat tatapan Fano yang tajam, ia kira semuanya akan berterima kasih karena sudah di berikan kabar yang sangat bagus dan akan segera menghapus rasa penasaran yang selama ini mereka simpan.

Akhirnya, orang yang sering membuat emosinya naik ketika sedang mengadakan rapat unlimited namun selalu saja seperti sultan itu akan nampak, Aqkhas sudah tidak sabar melihat nya, melihat seberapa penting ia dalam unlimited. Apa jabatan orangtuanya sehingga seenaknya memunculkan diri saat sekolah sebentar lagi usai. Tidak ada peran dalam unlimited menurut Aqkhas bagi anggota unlimited yang satu itu.

"Jangan di bahas, biarin aja, liat aja besok, gua mau lihat wujud dia. Seberapa buruk sih mukanya, sampe baru mau muncul sekarang?" ucap Aqkhas yang di angguki oleh mereka.

"Udah lupain, war ML aja kuy?" tawar Fathan yang sudah memiringkan ponselnya.

"War tiktok ada ga?" tanya Fiko dengan sok polos, padahal aslinya busuk.

"Main Barbie ajalah sana Ko, dikit-dikit tiktok," kesal Aqkhas, tangannya mengambil bantal yang ada pada sampingnya lalu melemparkannya tepat mendarat pada wajah Fiko.

Tidak hanya Aqkhas, Fano yang tadinya diam saja juga menambahi untuk melempar Fiko. Entah ada dendam apa Fano terhadap Fiko sehingga melempar bantal itu menggunakan full kekuatannya. Di rumah sendiri namun terasa ternistakan, itulah yang Fiko rasakan saat ini. Fiko yang punya rumah namun Fiko juga yang duduk menghampar di bawah, karena Aqkhas dan Fano seenak jidat Mabar dengan santai sambil rebahan menyingkirkan Fiko. Arsen, Fathan dan Marvin juga begitu, badan pada besar-besar makan tempat yang banyak.

"Sen, tiktok ayuk," ajak Fiko merengek layaknya bocah, Arsen yang kali ini sedang normal memilih melanjutkan Mabar bersama Fathan serta Marvin.

Semuanya sibuk dengan Ponselnya masing-masing, Fiko akhirnya bergabung dengan Aqkhas serta Fano yang baru saja akan memulai gamenya. Sudah hampir satu jam berkutat dengan ponsel masing-masing dan dengan kelompok game mereka masing-masing.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang