50

1.2K 69 25
                                    

Annyeong yeorobun selamat membaca.

______________________________________

"Sial!!!"

Tangisan Lisa pecah, ia sudah mengira jika peluru itu akan melukai putranya, beruntung Aqkhas sangat gesit untuk menghindar ketika peluru di luncurkan.

Mereka yang melihat kejadian barusan tidak bisa berkata-kata dengan kehebatan yang baru saja Aqkhas lakukan. Aqkhas menghindar ke arah kiri dan setelahnya peluru itu lewat begitu saja dan mendarat pada tembok.

"Bidikanmu tidak tepat pak," balas Aqkhas sedikit tersenyum.

Merasa dirinya di ejek, Wijaya dengan kesal memerintahkan empat pria berbaju hitam layaknya tukang pijit itu untuk melawan Aqkhas. Dengan sekali kode keempat pria itu langsung mengerti dan dengan gesit menghampiri Aqkhas untuk mengeroyok.

Secara bersamaan mereka menyerang Aqkhas. Empat lawan satu, itulah yang sekarang Aqkhas alami. Pertarungan tidak imbang yang menurut Aqkhas sangat mudah karena pria-pria sangat kurus.

Serangan yang tertuju pada Aqkhas mampu ia tangkis bahkan elakan Aqkhas membuat mereka sedikit kewalahan. Bela diri yang Aqkhas pelajari ternyata tidak sia-sia, semuanya berguna untuk saat ini.

Tidak selamanya Aqkhas dapat menghindari pukulan mereka, saat ini tepat pada sudut bibirnya berhasil kena tonjok oleh salah satu dari mereka membuat Aqkhas dengan refleks memegang luka nya itu lalu mengusap nya agar darah yang keluar hilang.

Merasakan lukanya terasa perih membuat emosi Aqkhas meningkat dan menambah tenaga untuk membuat keempat pria itu terkapar tak berdaya. Kaki jenjangnya menendang salah satu dari mereka membuat ia yang terkena tendangan terhuyung ke belakang.

Tentangan lurus yang penuh tenaga itu kini ia gunakan untuk menendang pria dengan badan sedikit lebih tinggi dari dua pria yang masih mampu melawan Aqkhas. Pukulan yang bisa di bilang tidak hanya satu kali mendarat dengan sangat tepat pada perut mereka, sekarang Aqkhas sangat brutal, yang ia inginkan saat ini membuat mereka terkapar.

"Gua sendiri, Lo orang berada empat masa kalah sama bocah kayak gua huh!!" Aqkhas berhenti sebentar, kaki kirinya berada di depan lalu kaki kanannya berada di belakang dan seketika Aqkhas memutar tubuhnya tanpa memindahkan letak kaki kirinya dan setelah itu kaki kanannya berhasil mendarat tepat pada dada salah satu dari mereka.

"Gua masih SAMA Lo, kalian ga mau?" Aqkhas tersenyum licik lalu dengan pergerakan cepat memberikan bogeman pada pria yang masih belum juga tumbang, dan sekarang Aqkhas akan membuatnya tambang menyusul rekan-rekan nya.

"Bagaimana pak Wijaya? saya hebat bukan?" Kedua tangan Aqkhas membersihkan bajunya seolah ia habis terkena debu dan itu harus di bersihkan agar bajunya tidak kotor.

Aqkhas berbalik ke belakang, menghampiri gadis manisnya lalu melepaskan dari yang ia pakai dan mengikatnya pada mata Bia agar gadisnya tidak akan bisa melihat apa yang terjadi beberapa menit atau jam ke depan.

"Jangan nolak, aku ga mau kamu liat apapun yang terjadi." sambil berbicara Aqkhas sambil mengikatkan dasinya menutup kedua mata Bia.

"Jangan takut, aku kan Aqkhas." sekilas Aqkhas mengecup puncak kepala Bia lalu kembali meninggalkan gadisnya yang hanya bisa diam dan Aqkhas tau jika gadisnya sedang bingung dengan semua yang terjadi.

"Bukan hanya kamu Bi yang bingung, aku juga bingung ini sebenarnya kenapa? Tapi karena aku pintar aku ga mau kelihatan bodoh." Kata -kata yang mungkin jika di dengar akan mengundang gelak tawa itu Aqkhas ucapkan hanya di dalam hati.

"Lihat Nio, putramu sudah tau jika dirinya akan mati--karena itu ia menutup mata pacarnya hahahaha," ucap Wijaya yang masih bisa di bilang tidak berdaya.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang