Annyeong yeorobun selamat membaca.
______________________________________
Seminggu telah berlalu, ujian nasional telah dilaksanakan dan ini adalah hari terakhir dilaksanakannya ujian nasional. Semua belajar dengan giat, mengerjakan dengan serius agar hasilnya memuaskan. Suasana Alexis terlihat sangat tenang dan damai, semua murid sedang asik bertempur dengan pelajaran di hari akhir mereka melaksanakan ujian.
"Sumpah ya, itu soal bikin gua pusing tuju turunan," ucap Fathan yang baru saja keluar dan di susul oleh Aqkhas.
"Yang penting selesai," balas Aqkhas yang terlihat tenang tanpa beban pikiran atau yang lainnya.
Setelah Fathan dan Aqkhas, kini satu-persatu murid keluar dari ruangan. Mereka semua keluar dengan suasana hati lega karena empat hari berturut-turut berperang dengan soal-soal yang tertera dalam layar komputer.
"Gimana, ada yang sudah gak?" tanya Aqkhas langsung saat Bia keluar dari ruangan.
"Lumayan, tapi aku bisa kok." Aqkhas mengangguk, ia mengacak pelan rambut Bia lalu mencubit hidung gadis itu gemas.
"Sakit, tau!"
"Lemah."
Bia tidak membalasnya, ia sedang malas bercanda karena kepalanya sedikit pusing akibat terus menerus menatap layar komputer. Semua murid sudah selesai dan tandanya boleh pulang, Aqkhas menggandeng tangan mungil Bia lalu membawanya menuju parkiran untuk pulang.
"Khas, di depan ada Irton," ucap Marvin yang baru saja dari parkiran.
Sedikit terkejut, untuk apa Irton ke Alexis lagi dan ada masalah apa sehingga ia mengunjungi Alexis. Aqkhas dan juga yang lainnya segera menuju gerbang untuk melihat Irton dan teman-temannya. Bia yang semula ia gandeng kini ditinggalkan bersama Sheiza yang juga ditinggalkan oleh Arsen.
"Shei, kira-kira mereka berantem ga, ya?"
"Pasti berantem Bi, tonjok-tonjokan dan pastinya seru banget!"
"Lo kok, gitu, sih ngomongnya! Kebanyakan bergaul sama Naina nih, jadinya begini!"
Beralih dari Bia dan Sheiza, kini Aqkhas dan juga anggota unlimited yang masih berada di sekolah menemui Irton yang juga membawa banyak teman-temannya. Aqkhas mendekat ke arah Irton, laki-laki itu menatap Aqkhas dengan segala kebencian yang Aqkhas tidak tau mengapa Irton bisa sebenci itu padanya dan juga teman-temannya.
"Mau apa lagi, lo? Mau kalah buat yang kesekian kali?" tanya Aqkhas dengan suara beratnya.
Irton terlihat mengepalkan kedua tangannya, menatap tajam Aqkhas dengan penuh amarah. Otot-otot tangannya menegang karena ia mengepal terlalu kuat hingga satu tonjokan berhasil lolos menyentuh wajah Aqkhas.
"Bajingan!!" Aqkhas mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah. "Mau Lo apa hah? Dateng tanpa alasan."
"Ga usah sok gatau lo Anjing! Sok suci lo, bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AQKHASKAF [SLStory]
Подростковая литератураIni kisah tentang seorang AQKHASKAF, laki laki tampan yang katanya nyaris perfect. Aqkhas si laki laki dingin, sombong, kasar dan sedikit kejam. Tidak akan ada yang bisa membuatnya tenang jika itu bukan maunya. Tidak akan ada yang bisa membuatnya L...