40

1.4K 102 65
                                    

Untuk yang kesekian kalinya aku minta maaf jika masih terdapat banyak typo yah

______________________________________

Melihat kondisi tangannya yang robek akibat pecahan kaca tidak menumbuhkan niat Aqkhas untuk mengobatinya, Aqkhas membiarkan tangannya seperti itu, hanya ia basuh agar tidak terinfeksi lalu setelahnya ia melempar tubuhnya ke atas kasur miliknya. Ia lepaskan semua beban pikiran yang selalu memenuhi otaknya dengan cara memejamkan matanya. Otaknya masih saja memikirkan apa yang baru saja ia dengar, apakah mungkin papanya itu berniat dan berencana melenyapkannya?. Selama bertahun-tahun Aqkhas selalu mencari jawaban apa penyebab papanya tidak pernah menyayanginya dan akan selalu membenci dirinya.

Darah kembali mengalir sempurna pada telapak tangan dengan luka yang belum mengering itu, jika saat membuat luka Aqkhas tidak merasakan sakit, namun saat ini luka itu mulai Aqkhas rasakan sedikit nyeri ditambah sobekan yang cukup dalam sangat sensitif dan menimbulkan nyeri begitu menusuk akibat tersenggol seprai. Ringisan kecil yang sudah bisa menggambarkan rasa sakit itu mulai terlihat pada wajah Aqkhas, sakit tangannya di tambah sakit batinnya membuat Aqkhas semakin jatuh.

"Gua siapa? Apa gua orang lain?" Pertanyaan yang mungkin hampir setiap hari Aqkhas tanyakan pada dirinya sendiri itu ia tanyakan kembali, namun hasilnya tetap sama, ia juga tidak bisa menjawab pertanyaan yang ia buat untuknya sendiri.

Baru saja Aqkhas akan memutuskan untuk tidur dan melupakan semuanya untuk sesaat namun ponselnya bergetar. Jika bukan para penggemar, berarti dari para sahabatnya. Aqkhas sudah tidak heran jika sahabatnya akan selalu meramaikan ponselnya, rombongan manusia gabut itu akan selalu dapat bahan obrolan dalam kondisi apapun.

Mata Aqkhas seketika menyipit, memastikan jika yang mengirimkan pesan itu adalah gadisnya, setelah berpacaran dua hari ini Aqkhas tidak pernah mengirim pesan atau berbalas pesan dengan pacarnya, Aqkhas juga bingung jika mereka saling berkirim akan membahas topik apa? Tidak mungkin kan Aqkhas membahas rumus fisika serta kimia yang jelas Bia juga mahir dalam pelajaran itu.
Segera ia buka dan ia baca apa yang gadisnya kirimkan padanya, di sana juga masih terlihat kapan mereka berkirim pesan, seminggu yang lalu saat Aqkhas ingin kerumahnya.


Nabilah👻


Aqkhas?

Hanya itu yang Bia kirimkan, entah gadis itu ingin bertanya apa, dan apa tujuan mengirimkan pesan seperti itu. Aqkhas memikirkan balasan apa yang akan ia kirimkan beberapa saat.

Hm

Tadi Abang alif yang WA!

Tadinya Aqkhas kira Bia akan bertanya 'sudah makan atau belum?', 'jangan tidur malam-malam' atau mengingatkan untuk segera tidur. Nyatanya semua itu hanya ulah iseng Alif dan yang lebih membuat Aqkhas kesal adalah balasan Bia yang di akhir kalimat tertera tanda seru.

"Emang, semua pacar begitu kalo balas pesan? Pakai tanda seru?" Tanya Aqkhas begitu polos. Laki-laki yang di kenal garang tak tersentuh itu ternyata berbanding terbalik dengan sifat aslinya, Aqkhas jika sudah kembali pada dirinya sendiri akan sangat terlihat polos, lucu dan menggemaskan jika dilihat tingkah lakunya yang sangat berbeda dari di sekolah atau lingkungan luar.

"Punya pacar, kok, ga bilang si, sama Mama," Aqkhas seketika bangkit dari berbaring santainya dan mengubah posisinya menjadi duduk, matanya melihat wanita cantik yang saat ini berjalan ke arahnya.

"Pacar? Siapa yang punya pacar?" Tanya Aqkhas seolah tidak tahu siapa yang mamanya maksud.

Tanpa meminta izin, Lisa mengambil alih ponsel yang Aqkhas letakkan di atas bantal. Sebelum membuka ponsel Aqkhas, Lisa terlebih dulu melihat tangan putranya yang terlihat sangat tidak baik-baik saja. Segera ia raih tangan kanan Aqkhas yang masih berlumuran darah akibat tadi berusaha membalas pesan Bia yang hanya terdiri dari dua huruf.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang